Firman Hari Ini
Firman Hari Ini
Firman Hari Ini
Firman Hari Ini
Carilah TUHAN dan Kekuatan-Nya
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat. Semoga kita semakin punya kerinduan untuk mencari Tuhan dan kekuatan-Nya. Sahabat, jika sampai saat ini kita masih mampu menjalani dan menikmati hari demi hari, serta kita masih dapat bernafas dan menghirup udara segar, itu semata-mata hanya karena anugerah Tuhan. Ketika kita menyadari betapa besar kasih Tuhan dalam hidup ini seharusnya kita semakin terdorong untuk mendekat kepada-Nya dan membangkitkan kerinduan kita untuk mengenal Dia lebih dalam lagi. Tuhan berkata, “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.” (Hosea 6:6). Sahabat, mencari Tuhan dan wajah-Nya adalah perintah Tuhan bagi Umat-Nya agar memiliki pengenalan akan Dia lebih dekat dan semakin karib. Tuhan tidak ingin kita hanya mengejar berkat dan mukjizat-Nya saja, tetapi kita harus mengejar Sang Pemberi berkat dan mukjizat itu sehingga dengan sendirinya berkat dan mukjizat Tuhan justru akan mengejar kita. Selain itu Tuhan tidak ingin kita hanya mengejar karunia dan urapan-Nya, tetapi kita harus memiliki kehausan untuk mengejar kuasa Roh Kudus yang memberi karunia dan urapan itu, “Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya” (1 Tawarikh 28:9-b). Sahabat, Tuhan menyediakan berkat bagi orang yang mencari Dia dengan sungguh seperti kata penulis Amsal, “Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari Tuhan mengerti segala sesuatu” (Amsal 28:5). Daud pun bersaksi, “… orang-orang yang mencari Tuhan, tidak kekurangan sesuatu pun yang baik” (Mazmur 34:11-b). Maka tidak ada jalan lain selain kita harus meningkatkan keintiman dengan Tuhan melalui doa-doa kita. Doa yang disertai dengan usaha keras dan rasa lapar menjangkau hadirat Tuhan dan tenggelam masuk ke sungai-Nya. Raja Daud menyadari benar betapa pentingnya memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan, tinggal dekat Tuhan. Karena itu ia berkata, “Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.” (Mazmur 84:11). Sahabat, saat berada di rumah Tuhan Daud mengalami lawatan Tuhan. Lawatan Tuhan selalu disertai dengan kebaikan dan kemurahan-Nya. Karena itu Daud mempunyai kerinduan yang kuat untuk bersaksi dan menceritakan kasih, kemurahan, dan perbuatan-perbuatan Tuhan kepada orang lain. “Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!” (1 Tawarikh 16:8-10). Ingatlah! Sahabat, Raja Daud memberi nasihat yang sangat berharga bagi kita untuk mencari Tuhan selalu. Jika saat ini kita sedang dalam pergumulan, mulailah mencari Tuhan. Jika saat ini kita sedang mengalami semua yang baik dalam hidup, carilah Tuhan. Jika kita sedang susah carilah Tuhan, jika kita sedang senang carilah Tuhan. Sekali lagi Firman Tuhan menasihati kita, “Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu” (Mazmur 105:4). Karena itu, janganlah jemu-jemu mencari Tuhan dan wajah-Nya dalam hidup kita sehari-hari. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)
JAGALAH PERKATAANMU
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat dan perkataan kita penuh dengan kasih dan tidak hambar. Sahabat, pepatah lama berkata, “Mulut kamu harimau kamu” yang artinya keselamatan dan harga diri kita tergantung pada perkataan kita sendiri. Ternyata sangat besar peranan perkataan dalam kehidupan. Kalau perkataan kita dapat dipegang, maka kita akan menjadi orang yang dapat dipercaya. Wouw! Kekuatan dari perkataan ternyata sangat luar biasa, karena itu kita perlu berhati-hati dengan ucapan kita. Apalagi kita sebagai anak-anak Tuhan harus bisa menjadi kesaksian dalam perkataan kita, “… Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” (1 Timotius 4:12-b). Sahabat, menjaga sikap, tingkah laku dan perbuatan itu memang perlu dan baik. Namun jangan lupa bahwa ada bahaya yang mengancam lewat mulut yang tidak terjaga. Kita diingatkan untuk terus menjaga hati, karena yang diucapkan mulut meluap dari hati (Matius 12:34). Selain itu, ingatlah pesan penting dari Yakobus, “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;” (Yakobus 1:19). Tuhan Yesus sendiri mengingatkan kita mengenai pentingnya menjaga perkataan, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” (Matius 12:36-37). Jangan sampai ketika kita menghadapi penghakiman, kita akan diperhadapkan pada daftar panjang perkataan sia-sia yang pernah kita ucapkan selama kita hidup. Seringkali kita mati-matian menjaga sikap, perbuatan dan tingkahlaku kita, namun mengabaikan soal mengeluarkan ucapan. Tidak berhati-hati dalam bercanda, kurang waspada dalam berbicara. Semua itu nanti harus kita pertanggungjawabkan. Apakah kita mempergunakan mulut untuk memuji dan menyembah Tuhan, mengucap syukur dan memberkati dan membangun orang lain, atau semua yang keluar hanya sumpah serapah dan lain-lain yang sia-sia sifatnya. Sahabat, lalu, bagaimana cara menjaga perkataan kita? Pertama. perkataan penuh kasih. Artinya suatu perkataan yang penuh dengan keramahan dan didasari oleh kasih setelah terlebih dahulu dipertimbangkan dengan matang, sehingga orang lain yang mendengarnya dibangun, dikuatkan, dihibur serta didorong ke arah yang positif, “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” (Efesus 4:29). Kedua, perkataan yang menyampaikan firman. Nasihat Rasul Petrus, “Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; …” (1 Petrus 4:11-a). Perkataan kita hendaknya sesuai dengan firman Tuhan, bermuatan kesaksian dan nasihat sehingga orang yang mendengarnya diberkati. Ingatlah! Sahabat, mulut letaknya sama, namun dari mulut yang sama bisa keluar keduanya, baik berkat maupun kutuk. (Yakobus 3:10). Ini yang harus kita cermati dengan baik, agar segala ibadah kita jangan menjadi sia-sia. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita agar dari mulut kita selalu keluar berkat. (pg)
JALINAN PERSAUDARAAN
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat dan berharap kita tetap dapat berkomunikasi dengan konco-konco zaman biyen (dahulu). Sahabat, menjadi seseorang yang diingat oleh orang lain karena kenangan yang baik ternyata sungguh indah dan mengesankan. Tak terkecuali bagi jemaat di Filipi. Kepada jemaat tersebut, Rasul Paulus menulis surat singkat dari balik jeruji penjara. Secara khusus, ia mengingat kembali akan kebaikan-kebaikan Tuhan yang dialaminya melalui jemaat di Filipi. Jemaat tersebut mempunyai kontribusi yang penting dalam pelayanan Paulus, baik melalui persekutuan mereka dengan Paulus maupun melalui dukungan finansial mereka. Paulus dan jemaat di Filipi saling mendukung. Mereka, tentu saja, juga bersyukur karena saling memiliki. Untuk itu kali ini kita akan menggali berkat dari Surat Filipi 1:3-11 dengan judul: “Ucapan syukur dan doa.” Sahabat, Filipi 1:3-11 merupakan bagian dari surat-surat Rasul Paulus dan Timotius yang dikirimkan kepada segenap jemaat di Filipi. Doa mereka sungguh menyejukkan hati untuk segenap jemaat di Filipi. Mereka berdoa supaya kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai mereka semua (ayat 9-11). Rasul Paulus menyatakan bahwa ia mengucap syukur kepada Allah setiap kali mengingat jemaat di Filipi. Setiap kali ia berdoa untuk mereka semua, ia selalu berdoa dengan penuh sukacita. Ada saja perasaan senang dan riang gembira yang muncul ketika ia berdoa untuk mereka (ayat 3 dan 4). Rasul Paulus juga mengatakan bahwa ia mengucap syukur kepada Allah, karena adanya jalinan ikatan, hubungan atau persekutuan yang luar biasa, yaitu persekutuan dalam Berita Injil yang intim dan terus berlangsung sampai surat tersebut ditulis (ayat 5) Rasul Paulus meyakini bahwa terjadinya keberlangsungan komunikasi antara dirinya dengan jemaat di Filipi, adalah karena kuasa Kristus yang ajaib (ayat 6). Berkaitan dengan itu, Rasul Paulus mengatakan bahwa sesungguhnya adalah sudah sewajarnya jika ia berpikir positif tentang jemaat di Filipi, karena mereka selalu berada di dalam hatinya. Rasul Paulus mengatakan bahwa mereka semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadanya. Mereka memperoleh bagian kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus. Baik kasih karunia pada waktu Rasul Paulus dipenjarakan maupun pada saat dia melakukan pembelaan dan peneguhan pemberitaan Injil Kristus. Bahwa Allah adalah saksinya mengenai betapa ia, Rasul Paulus, dalam kasih mesra Kristus Yesus, sungguh merindukan jemaat Filipi (ayat 7-8). Sahabat, kita tentu rindu untuk meninggalkan kenangan yang baik bagi sesama kita. Tentu saja, bukan supaya mereka mengingat bahwa diri kita orang yang baik, melainkan supaya mereka dapat melihat kebaikan Tuhan. Melalui kebaikan-kebaikan kita, kiranya orang-orang di sekeliling kita bisa bersyukur dan melihat kasih Tuhan. Sebaliknya pula, kiranya kita senantiasa menyimpan kenangan tentang kebaikan hati sahabat-sahabat kita. Ingatlah! Sahabat, berbahagialah kita yang terus berkomunikasi kepada Tuhan dalam ibadah, doa, ucapan syukur, pujian, penyembahan, persembahan, dan pelayanan, karena Dia, Yesus Kristus, Tuhan kita sudah menyediakan bagian hidup kekal yang penuh sukacita dan damai sejahtera di surga. Haleluya! (pg)