BERGEMBIRALAH karena TUHAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh sukacita. Tuhan itu baik. Dia memelihara hidup anak-anak-Nya. Sahabat, rasanya kesal jika kita melihat orang lain menang karena berbuat curang. Pada waktu saya kelas 2 SD, permainan Umbul sangat digemari oleh anak laki-laki. Permainan Umbul adalah mengadu gambar gacoan masing-masing. Gambar ditumpuk jadi satu, dijepit menggunakan jari telunjuk dan jari tengah kemudian dilemparkan ke atas. Gambar gacoan akan berhamburan ke tanah, nanti akan terlihat mana gambar yang menghadap ke atas dan mana yang menutup. Gambar gacoan yang dalam posisi terlentang (gambar di atas) saat jatuh di tanah adalah pemenangnya. Teman saya berlaku curang, gambar gacoannya dibuat bolak-balik, akibatnya dia memenangkan permainan. Hati saya jengkel sekali melihat kemenangan karena kecurangannya. Setelah ketahuan, dia dijauhi teman-teman, tidak ada yang mau main umbul dengannya.  Sahabat, Daud mengajak kita tidak marah dan dengki terhadap orang yang berbuat jahat dan curang. Hari ini kita akan menggali berkat dari Mazmur 37:1-40. Daud membuka mazmur ini dengan satu kalimat yang menusuk persoalan tentang bagaimana respons kita kepada ketidakadilan dalam hidup ini, “Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang” (ayat 1).   Orang yang berbuat jahat dan curang akan lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Artinya, kejahatan dan kecurangan mungkin saja membawa kesuksesan sesaat, namun hal itu tidaklah abadi. Cepat atau lambat, kecurangannya akan terungkap dan menjadi aib bagi dirinya. Sahabat, Mazmur 37  menegaskan betapa rentan dan terbatasnya hidup orang yang berbuat jahat (ayat 2, 9, 10, 13, 20, 22, 35-36, dan 38). Itu berarti, meski kelihatan hidup orang jahat dipenuhi dengan kelimpahan, namun sesungguhnya hidup mereka seperti telur di ujung tanduk. Begitu rentan dan begitu mudah jatuh. Beda halnya dengan orang-orang yang hidupnya takut akan Allah. Daud menggambarkan hidup mereka itu kokoh karena ditopang Allah (ayat 17, 19, 23-24, 30-31, 33, dan 39-40), penuh kelimpahan dari Allah (ayat 9, 11, 22, 25-26, 29, dan 34), dan dipelihara selamanya oleh Allah (ayat 18, 28, dan 37). Dalam Mazmur 37, Daud mengingatkan kita bahwa di tengah kesusahan dan ketidakadilan yang kita hadapi dalam hidup ini, Allah tidak pernah tinggal diam dan mengabaikan kesusahan umat-Nya. Ia peduli dan memperhatikan, meski tidak selalu kita melihat jalan dan karya-Nya atas hidup kita. Tetapi itu tidak mengubah fakta bahwa Allah sedang bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Oleh karena itu, jangan cemburu terhadap orang yang berbuat jahat (ayat 1, 7, dan 8), percayalah kepada Tuhan (ayat 3, 5, 7, dan  34), dan tetap lakukan apa yang baik danbenar (ayat 3-5, 27, dan 34). Ingatlah! Sahabat, Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk marah dan iri. Selama kita berjalan dalam kebenaran Allah dan berbuat jujur, kualitas mental dan moral kita tidak bisa disandingkan dengan orang yang curang. Selama kita hidup jujur, maka tak perlu marah atas keberhasilan yang diperoleh orang lain dengan cara yang curang. Lebih baik sambut ajakan dari Daud, “ … bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” (ayat 4). Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

TUHAN Melimpahkan Damai Sejahtera-Nya

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh damai sejahtera. Sahabat, menurut pandangan orang dunia, damai sejahtera merupakan suatu keadaan atau situasi yang aman, tidak ada perang, tidak ada konflik, tidak ada bencana, tidak ada perselisihan, tidak ada masalah, dan tidak ada pandemi.  Orang dunia juga berpikir bahwa sumber damai sejahtera itu ada pada  kekayaan, jabatan, popularitas, dan kesehatan. Mereka berkeyakinan bahwa damai sejahtera sangat tergantung dengan hal-hal yang tampak  atau secara kasat mata, datangnya dari pihak luar  (eksternal), atau bergantung pada situasi kondisi.  Padahal semua yang ada di dunia ini hanyalah semu, serba tidak menentu, dan tidak kekal.  Sahabat, berdasarkan Kejadian 1:26-27,  manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan, artinya manusia pertama berada dalam kondisi tanpa salah dan dosa, dengan citra diri yang utuh, sempurna dan mulia.  Tetapi setelah manusia jatuh ke dalam dosa, kemuliaan Tuhan di dalam diri manusia menjadi rusak karena dosa tersebut.  Karena itu Bapa pun berinisiatif menyelamatkan manusia melalui Putera-Nya yang diutus untuk datang ke dunia.  Melalui penebusan Kristus di kayu salib, citra diri manusia dipulihkan, karena manusia memperoleh pembenaran.  Yang dimaksud pembenaran adalah tindakan Tuhan untuk menyatakan orang  “benar”  karena percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat,   “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”  (2 Korintus 5:21). Lalu apa dampak yang luar biasa dari  “pembenaran” tersebut?  Setiap orang percaya memperoleh damai sejahtera.  “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”  (Roma 5:1) Sahabat, damai sejahtera  terjadi karena adanya pemulihan hubungan antara manusia dengan Bapa di surga,  “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,” (Efesus 2:14-15).  Damai sejahtera dari Tuhan mengalir dari dalam hati  (internal), tidak terpengaruh oleh situasi kondisi, dan bersifat kekal.  Sekalipun diterpa masalah, sekalipun situasi sedang tidak baik, hati tetap dipenuhi oleh damai sejahtera.  Damai sejahtera bersumber dari hubungan yang karib antara kita dengan Tuhan dan dampak dari ketaatan kita melakukan firman Tuhan,   “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,”  (Yesaya 48:18).  Dengan cara itulah Tuhan akan melimpahkan damai sejahtera-Nya kepada kita. Ingatlah! Sahabat, damai sejahtera dari Tuhan  tidak dapat dibeli dan diukur dengan uang dan harta sebesar apa pun!  Damai sejahtera sejati diberikan secara cuma-cuma kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus, yang merupakan sumber damai sejahtera.  Maukah Sahabat dan saya memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan dan taat melakukan firman-Nya? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

Semakin Menjadi DEWASA ROHANI

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat. Kita patut bersyukur jika kita punya komunitas yang anggotanya saling memperhatikan. Sahabat, ketika seseorang mensyukuri hari ulang tahunnya, orang-orang terdekatnya pasti memberikan ucapan selamat, baik itu melalui WA, fb, IG, atau media sosial lainnya atau memberikan ucapan selamat secara langsung melalui telepon atau video call.  Dengan bertambahnya usia seseorang diharapkan semakin dewasa pula rohaninya.  Dengan berjalannya waktu, semua manusia yang ada di alam semesta  akan menjadi tua. Menjadi tua berarti menjadi makin lemah dan berakhir dengan kematian. Menjadi dewasa adalah hal yang berbeda. Bertumbuh menjadi dewasa berarti menjadi orang yang kuat, berpengertian, berpengetahuan dan bertanggung jawab. Banyak yang menjadi tua tanpa pernah menjadi dewasa rohani, karena menjadi dewasa rohani memang diperlukan keputusan dan tekad yang kuat. Hari ini 20 Juni 2021 istri saya berulang tahun. Kamis, 17 Juni 2021 sore ketika kami sedang ngobrol-ngobrol santai, istri saya berkata: “Pi, dalam rangka refleksi ulang tahun, mami membuat pernyataan pendek sambil menyodorkan HP-nya. Saya baca pernyataan yang ditulis istri saya, “Bagai burung Camar terbang tinggi di angkasa, tapi tetap turun mencari makan. Aku juga ingin bermimpi tinggi, namun tetap merendah dan peduli dengan sesama.” Saya bersyukur kepada Tuhan karena dari pernyataan tersebut istri saya tumbuh semakin dewasa rohaninya, bukan hanya tambah usianya. Sahabat, dalam 1 Samuel 2:18-26 diceritakan bahwa hidup Samuel mengalami peningkatan demi peningkatan,   “… Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia.” (ayat 26)  Samuel mengalami pertumbuhan iman yang luar biasa dan makin dewasa rohani.  Kedewasaan rohani seseorang seharusnya adalah kedewasaan penuh, artinya ia dewasa di hadapan Tuhan dan juga di hadapan manusia.  Ada pun kedewasaan seseorang tidak tergantung pada usia atau berapa tahun dia menjadi orang percaya.  Mungkin saja seseorang dewasa secara umur, tapi belum tentu ia dewasa secara rohani. Kedewasaan rohani seseorang berbicara tentang karakter dan buah-buah Roh yang dihasilkan dalam hidupnya.  Orang yang dewasa rohani memahami kehendak dan rencana Tuhan dalam hidupnya, serta menyadari bahwa jalan-jalan Tuhan bukanlah jalannya, waktu Tuhan bukanlah waktunya.  Oleh karena itu ia percaya bahwa Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya  (Pengkotbah 3:11), sehingga ia pun mampu memandang segala sesuatu dari sudut pandang Tuhan, bukan dari sudut pandang manusia.  Dampaknya,  selalu ada ucapan syukur, tidak mudah mengomel dan mengeluh meski harus melewati berbagai persoalan, karena dia tahu bahwa Tuhan memegang kendali segenap  hidupnya. Ingatlah! Sahabat,  kedewasaan seseorang tidak  tergantung pada usia atau berapa tahun dia telah menjadi orang percaya. Seseorang bisa saja dewasa secara usia, namun belum tentu secara rohani. Ketika seseorang berada dalam tahap dewasa rohani, ia layak menerima janji-janji Tuhan dalam hidupnya! Maukah Sahabat dan saya menjadi orang percaya yang dewasa rohaninya? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg).

Resep TIDUR PULAS

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat. Semoga para pembaca “Karib Dengan Tuhan (KDT)” setiap malam dapat menikmati tidur yang pulas. Sahabat, saya sangat bersyukur kalau saat ini mudah sekali pulas jika tidur. Syaratnya hanya dua, saya tidak sedang sakit dan saya harus berangkat tidur paling lambat jam 22.00. Tidak seperti yang dialami oleh  salah seorang teman saya, dia  sangat menderita. Hampir setiap malam jika ia ingin tidur, ia harus berjuang keras sedemikian rupa. Kadang-kadang sampai fajar, jam 01.00 belum bisa tidur juga. Sesungguhnya semua makhluk hidup memerlukan tidur yang cukup agar tetap sehat. Di saat kita tidur tubuh kita melakukan perbaikan terhadap berbagai kerusakan jaringan sel yang terjadi akibat berbagai aktivitas atau kegiatan kita sehari-hari. Kita butuh tidur bukan saja sehabis lelah secara fisik. Sebuah penelitian mengatakan bahwa orang yang banyak mempergunakan otak/pikiran dalam bekerja memerlukan tidur yang justru lebih lama dibandingkan dengan orang yang bekerja mempergunakan tenaga. Sahabat, ketika tubuh kita sedang sakit, kita membutuhkan waktu lebih banyak lagi agar tubuh punya cukup waktu untuk mengganti sel-sel yang rusak agar kita bisa kembali pulih. Secara umum para ahli sepakat bahwa orang dewasa memerlukan sedikitnya sekitar tujuh sampai delapan jam sehari untuk tidur kalau mau sehat. Apa yang terjadi jika kita kurang tidur? Kita akan rentan terserang penyakit. Tubuh kita akan terasa lemas, kita sulit konsentrasi, dalam kadar kekurangan tertentu, emosi menjadi labil, bahkan bisa membawa halusinasi apabila tubuh dibiarkan tidak tidur berhari-hari lamanya. Bebicara mengenai tidur yang pulas, mari kita gali dari Mazmur 4:1-9. Mazmur 4 berisi doa Daud pada malam hari menjelang tidur. Daud sadar betul bahwa Tuhan mendengarkannya jika ia berseru kepada-Nya. Oleh karena itu Daud mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan sebelum tidur. Ia menaikkan syukur atas berkat Tuhan yang telah dicurahkan kepadanya. Yang lebih mengharukan adalah penyerahan diri Daud begitu total kepada Tuhannya. Sahabat di akhir doanya Daud membuat pernyataan,  bahwa hanya Tuhan yang membiarkan ia diam dengan aman, maka ia merasa tenteram sewaktu membaringkan diri untuk tidur, “Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.” (ayat 9) Saya  yakin sekali bahwa Daud segera tertidur pulas setelah doanya di malam hari menjelang tidur tersebut. Ternyata resep tidur pulas adalah berserah total kepada kekuasaan Tuhan. Rasa ketakutan, kekhawatiran dan banyak pikiran-pikiran yang lain adalah penyebab orang tidak bisa tidur, atau pun tidur dengan kualitas yang kurang bagus. Sahabat, mari belajar dari Daud. Berdoalah sebelum tidur dengan kepasrahan total. Yakinlah bahwa Tuhan yang Mahabaik akan menjaga hidup kita. Singkirkan pikiran- pikiran negatif yang mengganggu tidur kita. Karena dengan dipikirkan juga tidak akan menolong apa-apa. Tanamkan dalam-dalam di hati kita: Berserah itu indah.    Ingatlah! Sahabat, orang bijak berkata bahwa uang bisa membeli tempat tidur yang super mewah, tetapi tidak bisa membeli tidur nyenyak. Apabila ada di antara Sahabat yang tengah mengalami banyak masalah pada saat  ini dan karenanya menjadi sulit untuk tidur, serahkanlah segalanya ke dalam tangan Tuhan. Di dalam Tuhan ada kelegaan, di dalam Tuhan ada jawaban, di dalam Tuhan ada pertolongan, dan tentu saja di dalam Tuhan ada keselamatan. Hari ini lepaskanlah semua rasa takutmu. Datanglah kepada-Nya dan rasakan kelembutan jamahan Tuhan yang mampu memberikan kelegaan sehingga Sahabat akan bisa beristirahat dengan tenang. Alami tidur yang nyenyak dengan penyertaan Tuhan sepenuhnya atas dirimu. (pg)