UNIK dan BERHARGA

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur. Sahabat, saya punya 2 orang sahabat yang merupakan saudara kembar, Pdt. Yahya Chrismanto dan dr. Paulus Gunawan. Setelah saya bergaul cukup lama dengan mereka, saya menyimpulkan, meski mereka punya kemiripan rupa, tapi dalam banyak hal masih terdapat banyak perbedaan. Sahabat, kita merupakan ciptaan Tuhan yang sangat istimewa. Tidak ada seorang pun di antara miliaran manusia di bumi ini yang sama persis.  Setiap orang pasti memiliki perbedaan dan karakteristik masing-masing.  Anak yang dilahirkan kembar sekalipun, meski punya kemiripan rupa, dalam banyak hal pasti berbeda, sebab Tuhan membentuk kita dalam rahim ibu dengan keunikan tersendiri. Setiap kita dibentuk oleh Tuhan sedemikian rupa. “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.”  (Mazmur 139:13-14). Itu artinya Tuhan terlibat secara aktif dan penuh dengan kreativitas ketika menciptakan kita.  Bahkan Dia sendiri memperhatikan kita  sejak masih dalam kandungan ibu,  mulai dari janin itu berkembang sampai membuat rencana bagi hidup kita.  Tuhan berkata,  “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”  (Yeremia 29:11).  Tuhan juga melengkapi kita dengan karunia-karunia yang berbeda,  “Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: …”  (Roma 12:6).  Setiap orang berbeda dan punya keunikan, masing-masing diperlengkapi pula dengan karunia yang berbeda-beda.  Oleh karena itu kita tidak perlu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain atau berusaha menjadi sama seperti mereka.  Ada yang sampai stres, kecewa pada diri sendiri dan beranggapan bahwa Tuhan tidak adil kepadanya ketika melihat orang lain tampak begitu sempurna, lalu berusaha sedemikian rupa ingin menjadi sama seperti orang tersebut. Ingatlah! Tuhan itu sangat mengasihi kita dan kita itu sangat berharga di mata-Nya (Yesaya 43:4).  Sah-sah saja kita mengagumi dan mengidolakan seseorang, tapi kita tidak harus menjadi sama seperti orang itu karena pada dasarnya setiap orang adalah berbeda.  Karena itu bagaimanapun keberadaan kita, kita harus tetap merasa bangga menjadi diri sendiri dan tetaplah mengucap syukur kepada Tuhan. Tuhan memberkati Saudara dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita. (pg)

Mengunci PINTU MASA LALU, Menghadapi MASA KINI

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh pengharapan. Sahabat, setiap manusia tentu punya masa lalu. Bahkan Rick Warren (Penulis asal Amerika) berkata, “Kita adalah produk masa lalu, tapi kita tidak harus menjadi tawanannya.” Sahabat, masa lalu sudah berlalu dan tak mungkin terulang kembali karena waktu terus  melaju.  Ada sebagian orang yang membangga-banggakan masa lalu karena diwarnai prestasi yang gemilang dan berbagai kejayaan.  Tetapi ada pula yang sulit sekali melupakan masa lalu karena penuh kegagalan atau hal-hal yang memedihkan hati sehingga menimbulkan trauma yang berkepanjangan.  Jika kita terus dibayang-bayangi oleh masa lalu sampai kapan pun kita tidak akan pernah berubah atau berpindah. Karena itu Rasul Paulus menegaskan,  “… siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17), artinya kita harus menanggalkan manusia lama dan hidup sebagai manusia yang baru.  Salah satu upaya menanggalkan manusia lama adalah melupakan masa lalu seperti yang dilakukan Rasul Paulus,  “… aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,”  (Filipi 3:13).  Sejak berjumpa dengan Kristus,  Paulus mengalami perubahan hidup sehingga bisa berkata bahwa masa lalu atau segala sesuatu yang telah ia raih di luar Kristus tak lebih daripada sampah yang tidak berguna,  “…  apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. …”  (Filipi 3:7- 8a).  Hidup kita pun akan berubah jika kita punya penyerahan diri penuh kepada Tuhan dan mengalami jamahan tangan Tuhan, sebab jamahan-Nya selalu membawa perubahan, pemulihan, kesembuhan dan mukjizat.  Paulus, yang dulunya merupakan penganiaya jemaat, kini mengabdikan segenap hidupnya bagi Kristus dan rela mati bagi-Nya. Supaya dapat mengalami perubahan hidup yang sesungguhnya kita harus turut disalibkan bersama Kristus, memiliki penyerahan diri kepada Tuhan, punya tekad kuat untuk meninggalkan masa lalu.  Jika kita sudah meninggalkan kehidupan masa lalu, jangan menoleh ke belakang lagi seperti isteri Lot, yang akhirnya menjadi tiang garam  (Kejadian 19:26). Ingatlah! Sebagai orang percaya kita  harus   mengunci pintu masa lalu dan tidak mengingatnya lagi.  Sahabat, percuma mempersalahkan diri dan terus-menerus menyesali semua keadaan yang sudah terjadi.  Yang perlu kita lakukan adalah belajar dari keadaan itu dan bertekad untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Mari gunakan seluruh kekuatan kita menuju keberhasilan bersama Tuhan.  Mungkin kita gagal di masa lalu, lupakan itu.  Pikirkanlah langkah di depan kita. Tuhan memberkati Saudara dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita. (pg)

KELUARGA RUKUN Mendatangkan Berkat

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh kerukunan. Sahabat, zaman memang berubah, tapi sesungguhnya hakikat kebutuhan dasar setiap manusia tetap sama. Kita merindukan dan membutuhkan perhatian, kasih, dan kehangatan sebuah keluarga. Pengalaman hidup saya bercerita, kebahagiaan itu sederhana, istirahat sejenak dari aktivitas sehari-hari, lalu berkumpul, meluangkan waktu bersama keluarga.  Sahabat, unit terkecil dalam masyarakat adalah keluarga. Saya yakin hampir semua orang merindukan sebuah keluarga yang rukun dan dipenuhi damai sejahtera.  Keluarga rukun dapat terjadi apabila hubungan suami-istri harmonis, hubungan antara orangtua dan anak-anak begitu dekat dan kompak. Bila keluarga rukun, rumah akan menjadi tempat paling nyaman di dunia.  Daud mengungkapkan suatu kebenaran bahwa  keluarga yang hidup dalam kerukunan akan menjadi tujuan Tuhan mencurahkan berkat-berkat-Nya,  “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! … Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.”  (Mazmur 133:1, 3). Sahabat, sesungguhnya  keluarga yang rukun tidak tercipta dengan sendirinya, tapi perlu diusahakan, dipupuk dan disiram setiap hari.  Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk membangun kerukunan dalam sebuah keluarga.  Pertama,  sediakan waktu bersama.  Membangun mezbah keluarga atau melakukan saat teduh bersama merupakan salah satu cara terbaik.  Saat kita membangun mezbah keluarga, Tuhan pasti hadir melawat kita,  “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”  (Matius 18:20).  Kita juga dapat menyediakan waktu bersama dengan keluarga untuk kegiatan-kegiatan tertentu, misalnya makan bersama di luar pada waktu akhir pekan atau pergi piknik ke tempat wisata.  Ketika keluarga hidup rukun dan kompak, ikatan emosi antar anggota keluarga akan semakin kuat. Kedua, praktikkan kasih.  Keluarga komunitas terkecil, tempat awal kita mempraktikkan kasih.  Kasih dapat dinyatakan dengan saling peduli, memperhatikan, mendoakan, menghargai, menghormati, mendukung, dan menolong.  “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. …”  (Matius 7:12-a).  Jika kita mau dikasihi kita pun harus belajar mengasihi;  kalau kita tidak mau disepelekan, kita pun tidak boleh menyepelekan orang lain. Prinsipnya bertolong-tolonganlah menanggung beban, dengan demikian kita memenuhi hukum Kristus  (Galatia 6:2). ingatlah! Yesus bersabda, “… rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan.”  (Matius 12:25) dan tentu  berkat Tuhan pun akan menjauh. Tuhan memberkati Saudara dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita. (pg)

DIPERLUKAN BUKTI NYATA

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat disertai perubahan hidup. Sahabat, di zaman now, perubahan demi perubahan terjadi begitu cepat di segala bidang. Demikian juga kehidupan kita sebagai komunitas orang percaya,   tidak bisa lepas dengan yang namanya perubahan. Perubahan ini bukan berbicara tentang perubahan yang bersifaf fisik, tetapi sebuah perubahan yang berkaitan dengan pembaharuan hidup orang percaya. Sahabat, kadang saya mendengar bisik-bisik,  “Teman kita sudah cukup lama menjadi orang percaya , tapi mengapa belum ada perubahan hidup?   Hidup sebagai orang percaya  sesungguhnya merupakan suatu proses perubahan hidup.  Tutur kata, sikap, tingkah laku  harus mengalami perubahan!  Rasul Paulus menegaskan,  “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:  apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”  (Roma 12:2). Terjadinya perubahan karakter merupakan salah satu indikasi bahwa kerohanian kita masih hidup.  Lalu, bagaimana kita tahu bahwa kehidupan kita sudah berubah?  Dari orang-orang yang ada di sekitar kita. Orang-orang yang bergaul dengan kita setiap hari. Orang-orang yang sering bertemu dengan kita. Dari merekalah kita menerima peneguhan, “Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri.”  (Amsal 27:2)  Sahabat, kita akan tahu jika kita  sudah mengalami perubahan ketika orang lain mulai menyadari perubahan yang terjadi dalam diri kita, bukan kita sendiri yang menggembar-gemborkannya.  Itu berarti perubahan selalu akan memerlihatkan bukti yang dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain.  Perubahan itu memerlukan bukti nyata, bukan hanya melalui pernyataan kita.  Jadi orang percaya dikatakan hidupnya sudah berubah apabila ada bukti lahiriah yang dapat dilihat oleh orang lain dengan jelas sehingga menjadi kesaksian yang meyakinkan dan menjadi berkat. Ingatlah! Saudara, ada cukup banyak orang yang tidak senang dengan perubahan karena kita tidak mungkin berubah jika kita tidak mau meninggalkan zona nyaman. Rasul Paulus menghimbau, sebagai manusia baru di dalam Kristus marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!  (Roma 13:12-b). Tuhan memberkati Saudara dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita. (pg).

MASA DEPAN sungguh ADA

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh kepastian akan masa depan. Sahabat, kita tidak perlu takut menjalani hidup!  Tuhan menjamin hidup kita bukan hanya untuk hari ini dan esok, tapi masa depan kita sepenuhnya ada dalam jaminan Tuhan, karena rancangan Tuhan atas hidup orang percaya sungguh teramat baik (Yeremia 29:11) Sahabat, Tuhan Yesus menyatakan bahwa setiap orang percaya adalah bukan berasal dari dunia ini.  “Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.”  (Yohanes 17:16).  Dari pernyataan ini Tuhan Yesus hendak menegaskan bahwa orang percaya adalah orang-orang yang memiliki masa depan yang berkilau.  Masa depan yang dimaksudkan bukan sekadar masa depan saat mereka hidup di bumi ini, karena pada saatnya bumi akan jatuh dan hancur.  “… Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup…”  (2 Petrus 3:10-11). Sahabat, masa depan yang sesungguhnya bagi orang percaya adalah hidup dalam kemuliaan yaitu di Kerajaan Surga, sebagaimana yang Tuhan Yesus sampaikan sebelum ia naik ke surge,  “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”  (Yohanes 14:2-3).  Lebih jauh berbicara tentang masa depan di dalam kekekalan, Rasul Petrus menyatakan,  “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.”  (1 Petrus 1:3-4). Sedangkan Rasul Paulus menjelaskan,  “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,”  (Filipi 3:20).  Karena kewargaan orang percaya adalah surga, maka keberadaan orang percaya di dunia ini hanyalah sebagai seorang musafir saja. Ingatlah! Masa depan yang gemilang adalah kepastian bagi orang percaya!  Apa yang telah Tuhan rancangkan pasti digenapi-Nya! Segala sesuatu yang ada di bumi sangat tidak berarti jika dibandingkan dengan kemuliaan Kerajaan Surga;  itulah masa depan kita yang sesungguhnya. Tuhan memberkati Saudara dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita. (pg)

PENYERTAAN dan BIMBINGAN TUHAN

Selamat jumpa Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh penyertaan Tuhan. Sahabat, ketika memasuki tahun baru 2021, saya dan keluarga hanya membawa syukur kepada Tuhan karena kami boleh melewati tahun 2020 dengan selamat. Biasanya setiap memasuki tahun baru kami membawa segudang harapan, rencana,  dan keinginan kepada Tuhan. Kita patut bersyukur karena kita memiliki Tuhan yang tidak pernah meninggalkan kita, di mana pun kita berada Dia selalu ada, Dialah Jehovah Shammah, Tuhan yang Mahahadir.  Betapa mengagumkan janji Tuhan itu, selalu hadir dan menyatakan penyertaan-Nya atas kita, anak-anak-Nya.  Tak ada pemimpin agama mana pun yang berjanji dan memberikan jaminan penyertaan kepada umatnya seperti Kristus, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”  (Ibrani 13:5-b)    Sahabat, memasuki dan menjalani tahun baru 2021, Tuhan sangat senang bila kita memiliki penyerahan diri penuh kepada-Nya, sehingga Ia dapat menuntun kita kepada kehendak dan rencana-Nya.  Saat memimpin bangsa Israel, Musa meminta penyertaan dan bimbingan dari Tuhan,   “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.” (Keluaran 33:15).   Itu merupakan bukti penyerahan diri Musa kepada pimpinan Tuhan.  Lalu Tuhan pun menjanjikan suatu rencana yang sempurna yaitu membawa bangsa Israel keluar dari Mesir,  “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu.”  (Keluaran 33:14).  Selain berjanji untuk menyertai dan membimbing, Tuhan juga menjanjikan suatu ketenteraman. Sahabat, ternyata memang sangat tidak mudah tugas Musa  memimpin bangsa Israel menuju ke Tanah Perjanjian.  Dalam perjalanan bangsa Israel pernah berubah tidak setia terhadap Tuhan dengan membuat patung anak lembu emas untuk disembah  (Keluaran 32:1-4);  mereka lupa dengan pertolongan Tuhan, penyertaan-Nya, kasih-Nya dan perbuatan ajaib-Nya.  Perbuatan mereka benar-benar menyakitkan hati Tuhan dan menimbulkan kemarahan-Nya!,  “…  Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk, supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan.”  (Keluaran 33:3).  Akhirnya Tuhan menyuruh Musa untuk tetap berangkat membawa bangsa Israel ke negeri yang Ia janjikan dengan mengutus malaikat-Nya berjalan di depan mereka. Hal tersebut tentu sangat membuat Musa sangat sedih.  Musa keberatan bila harus berjalan tanpa penyertaan Tuhan,  “…  jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. …”  (Keluaran 33:13).  Musa menyadari keterbatasan dan ketidakberdayaannya, karena itu ia sangat membutuhkan penyertaan dan bimbingan Tuhan. Ingatlah! Penyertaan dan bimbingan Tuhan adalah yang terutama dalam hidup ini. Kita tidak tahu apa yang terjadi esok, yang pasti tantangan yang akan kita hadapi di tahun 2021 ini semakin berat. Pandemi Covid – 19 masih merajalela. Orang yang terinfeksi virus Corona terus bertambah. Hampir semua pemimpin di dunia saat ini sedang fokus pada bagaimana caranya supaya pandemi Covid – 19 dapat segera  diatasi. Karena itu kita membutuhkan uluran tangan dan penyertaan Tuhan untuk menuntun langkah kita sehingga dapat menjalani dan melewati tahun 2021 dengan selamat. Tuhan memberkati Saudara dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita. (pg).

KETEKUNAN menghasilkan HAL-HAL BESAR

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh ketekunan. Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa orang yang tekun, sibuk dan bekerja lebih keras ketika alasannya justru sedang tidak ada. Sesungguhnya dia sedang langsung menuju kepada kedudukan yang lebih tinggi. Bukan kekuatan, melainkan ketekunanlah yang menghasilkan hal-hal besar. Sahabat, ada cukup banyak orang percaya, yang pada waktu awal mengikut Tuhan tampak begitu bersemangat dan menggebu-gebu di dalam Tuhan.  Namun seiring berjalannya waktu, semangat itu semakin memudar.  Yang sebelumnya begitu tekun melayani Tuhan, kini mulai kendor.  Yang sebelumnya begitu tekun bersaat teduh setiap hari, kini sudah bolong-bolong.  Perhatikanlah nasihat Rasul Paulus,  “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”  (Roma 12:11).  Mengapa bisa begitu? Sahabat, sesungguhnya kita telah kehilangan kasih mula-mula kita kepada Tuhan seperti yang terjadi pada jemaat di Efesus.  “…  Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.”  (Wahyu 2:4).  Sesungguhnya, tanpa ketekunan, apa pun yang kita kerjakan tidak akan pernah membawa hasil yang maksimal. Tekun adalah ketetapan hati yang kuat  untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan tugas apa pun.  Tekun juga berarti fokus, konsisten dan tidak mudah putus asa terhadap apa yang sedang dikerjakannya.  Penulis surat Ibrani mengingatkan,   “Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperolah apa yang dijanjikan itu.”  (Ibrani 10:36).  Orang yang tekun sajalah yang akan menghasilkan buah dan menikmati upah.  Yesus menjelaskan,   “Yang jauh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”  (Lukas 8:15).  Banyak orang percaya yang sangat merindukan agar janji-janji Tuhan tergenapi dalam hidupnya. Namun hal tersebut akan sulit terwujud apabila tidak disertai dengan ketekunan kita dalam melakukan kehendak Tuhan.  Jadi ketekunan adalah unsur terpenting dalam setiap keberhasilan.  Terlebih di zaman now, ketika virus instan melanda hampir semua orang.  Ingin cepat kaya, tapi tidak mau bekerja keras;  ingin berhasil, tapi tidak mau berjuang. Bagaimana ketekunan itu dapat tebentuk?  Pertama,   melalui ujian (Yakobus 1:3).  Itulah sebabnya terkadang Tuhan mengizinkan masalah terjadi dalam hidup kita dengan tujuan agar kita memiliki ketekunan.  Kedua,  melalui latihan.  Ketekunan itu tidak terjadi dalam sekejap mata, tetapi perlu dilatih dari perkara-perkara yang kecil dan terus menerus. Ingatlah! Sahabat, apakah ingin menikmati janji Tuhan?  Tekunlah dalam segala hal! Perhatikanlah nasihat Salomo berikut, “Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku”  (Amsal 8:17). Tuhan memberkati Saudara dan keluarga. Merry Christmas and Happy New Year. (pg)

Jadilah PENDENGAR yang BAIK

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh kesabaran untuk menjadi  pendengar. Sahabat, pernahkah kita berpikir mengapa Tuhan menciptakan kita dengan dua telinga dan satu mulut? Bayangkan jika seandainya Tuhan memberi kita  dua mulut dan satu telinga. Satu mulut saja sudah sering bikin masalah kalau tidak kita jaga dengan baik. Mulut cuma satu saja sudah bisa membuat orang lebih mementingkan untuk didengar daripada mendengar. Satu mulut saja sudah membuat orang lebih tertarik untuk berbicara daripada  mendengarkan. Bayangkan  jika kita  punya dua mulut, apa kata dunia? Sahabat, semakin bertambah usia, saya semakin menyadari bahwa kalau Tuhan menempatkan telinga  di kiri dan kanan itu dengan tujuan agar kita mau lebih banyak mendengar ketimbang terus menerus berbicara. Pengamatan kita berbicara bahwa semakin lama orang semakin individualis dan egois. Semakin lama semakin sulit bagi kita untuk menemukan kehadiran seorang pendengar yang baik. Ada banyak orang yang sebenarnya butuh didengar lebih dari kebutuhan lainnya. Mereka merasa sendirian menghadapi sesuatu dan tidak punya orang untuk berbagi. Mereka kesepian,  merasa terabaikan dan tersisihkan. Sahabat, maka kita harus mau melatih diri untuk menjadi pendengar yang baik.  Mendengarkan apa yang Tuhan katakan maupun mendengarkan keluarga, kerabat, sahabat, dan  sesama kita yang tengah membutuhkan kehadiran seseorang yang mau peduli. Lihatlah bagaimana Tuhan selalu dengan penuh kasih meluangkan waktu-Nya untuk mendengarkan kita. Pemazmur menyadari dan menghargai hal itu dengan berkata, “Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya.” (Mazmur 116:1-2). Sahabat, di mata Tuhan sangatlah penting bagi kita untuk menjadi pendengar yang baik. Beberapa kali Yesus menyampaikan, “Siapa bertelinga hendaklah ia mendengar!”  (Matius 11:15, 13:9, 13:43 dan Markus 7:16) Seni mendengar yang baik bukanlah sekadar mendengar dengan telinga namun juga mendengar dengan hati. Kita mendengar dengan telinga, tapi tanpa hati yang baik, lembut dan tulus, niscaya apa yang kita dengar hanyalah akan berlalu begitu saja. Sahabat,  hadiah terindah bagi keluarga kita di awal tahun 2021 bisa jadi adalah kesediaan orangtua untuk lebih mendengarkan anak-anaknya, begitu juga antara suami dan istri serta kakak dan adik. Betapa indahnya jika komunikasi dalam keluarga bisa berjalan lancar. Ingatlah! Tuhan sudah memberi dua telinga, hendaklah kita bersyukur dan mempergunakannya dengan baik. Hendaklah kita terus melatih diri sebagai orang yang mau memberikan sebagian dari waktu kita untuk menjadi pendengar yang baik. Tuhan tidak pernah terlalu sibuk untuk mendengarkan kita, hendaknya kita pun demikian terhadap orang lain. Tuhan memberkati Saudara dan keluarga. Merry Christmas and Happy New Year. (pg)

KEPUTUSAN TUHANlah yang TERLAKSANA

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh semangat. Sahabat, orang bijak berkata bahwa jika dalam hidup ini kita tidak membuat sebuah perencanaan, itu sama halnya kita merencanakan sebuah kegagalan. Perencanaan adalah hal penting dalam menjalani sebuah kehidupan.  Selain itu, hidup yang terencana adalah bukti bahwa seseorang sangat menghargai waktu dan semua potensi yang Tuhan berikan.  Sahabat, hidup itu bagaikan sebuah perjalanan ke tempat yang jauh. Sebuah perjalanan perlu memiliki tempat tujuan yang jelas. Demikian juga dengan kehidupan kita, perlu memiliki tujuan yang jelas. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan yang benar-benar matang.  Perencanaan itu bagaikan peta petunjuk yang akan menuntun kita kepada suatu tujuan.  Ada banyak orang mengingini kehidupan yang lebih baik dan bermasa depan cerah, namun dalam kehidupan sehari-hari mereka berlaku sembrono dan tidak memiliki perencanaan yang jelas.  Bagaimana mungkin keinginannya bisa mewujud? Sahabat, sesungguhnya hampir semua orang tahu bahwa keberhasilan itu tidak terjadi dalam waktu semalam, tidak ada keberhasilan tanpa berani membayar harganya.  Artinya keberhasilan merupakan sebuah proses dan setiap proses selalu diawali dengan perencanaan dan kemudian kerja keras.  Jika perencanaan sudah amburadul, ditambah lagi tidak ada usaha keras, maka siap-siaplah untuk menerima kegagalan.  Maka mulai  sekarang buatlah perencanaan yang matang dan jangan menjadi orang yang malas.  Mungkin ada yang bertanya,  “Aku sudah merencanakan segala sesuatu, tapi mengapa masih saja gagal?”  Sudahkah kita melibatkan Tuhan dalam perencanaan?  Sahabat, adakalanya melalui kegagalan kita diingatkan agar selalu melibatkan Tuhan di setiap perencanaan.  Dalam segala hal seharusnya kita berkata,  “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.”  (Yakobus 4:15). Yesus memberikan sebuah perumpamaan tentang pentingnya sebuah perencanaan hidup,  “Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?”  (Lukas 14:31).  Ingatlah! Setiap kali membuat sebuah rencana jangan sekali-kali kita melupakan Tuhan, sebab Dialah yang berkuasa atas hidup kita, Dia tahu akhir sejak awal. Orang yang melupakan Tuhan dalam setiap rencana hidupnya sama artinya meremehkan Tuhan, mengabaikan kehadiran-Nya, menganggap seolah-olah Tuhan tidak ada dan tidak punya kuasa. Padahal keputusan TUHANlah yang terlaksana  (Amsal 19:21). Tuhan memberkati Saudara dan keluarga. Merry Christmas and Happy New Year. (pg)

MEMBUNGKUKKAN ORANG

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh damai sejahtera. Sahabat, hidup di tengah dunia yang sedang dilanda pandemi Covid – 19, tentu wajar kalau kita merasa khawatir dengan keselamatan jiwa kita. Tapi kalau sampai rasa khawatir tersebut mengikuti kita terus bagaikan bayangan yang tidak mungkin terpisah, itu masalahnya. Salomo mengingatkan kita, “Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.” (Amsal 12:25) Harold Stephen (Penulis asal Amerika) berkata, “Ada perbedaan besar antara kekhawatiran dan perhatian. Orang yang khawatir melihat suatu masalah, sedangkan orang yang perhatian memecahkan masalah.” Dr. Edward Podolsky, seorang dosen dan penulis buku terkenal, dalam bukunya yang berjudul  Stop Worrying and Get Well  menulis bahwa kekhawatiran yang dipelihara secara terus-menerus dapat menyebabkan seseorang menderita sakit, seperti penyakit jantung, darah tinggi dan migran.  Dengan kata lain, bila hati dan pikiran terus dipenuhi oleh kekhawatiran, tubuh jasmani secara otomatis terkena efeknya.  Sahabat, ketika kita khawatir tubuh ini serasa membawa beban yang begitu berat sehingga organ-organ tubuh kita tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.  Di sini dapat disimpulkan bahwa kekhawatiran lebih banyak berdampak negatif daripada positif karena dapat mengganggu kesehatan.  Karena itu jangan sekali-kali menganggap enteng kekhawatiran, karena cepat atau lambat bisa menghancurkan hidup kita, memporak-porandakan semua harapan kita, serta menghentikan langkah kita untuk menikmati hidup di dunia. Leo Buscaglia, motivator terkenal dari Amerika, juga berkata,  “Kekhawatiran tak akan melenyapkan kesedihan esok, tetapi akan menghilangkan kegembiraan hari ini.”  Pada dasarnya kekhawatiran itu berkaitan erat dengan ketakutan dan kecemasan.  Orang dikatakan khawatir ketika berada dalam keadaan takut, cemas, gelisah dan tidak tenang, yang ditimbulkan oleh situasi yang bermasalah, baik itu yang dibayangkan, diangan-angankan maupun yang tampak secara nyata.  Kekhawatiran juga bisa didefinisikan sebagai perasaan takut akan hari esok atau masa depan.  Jadi, sesungguhnya kekhawatiran adalah perasaan gelisah terhadap sesuatu yang belum tentu akan terjadi.  Kita sebenarnya tahu bahwa kekhawatiran itu tidak baik dan tidak mendatangkan keuntungan apa-apa. Tuhan Yesus sendiri sudah mengingatkan kita agar tidak khawatir  (Matius 6:25-34), namun dalam praktiknya kita seringkali memilih untuk khawatir dan terus hidup dalam kekhawatiran.  Akibatnya pikiran kita hanya terfokus pada masalah dan kesulitan.  Waktu dan energi kita pun terkuras habis memikirkan masalah, sehingga masalah akan tampak besar besar bak Goliat yang sangat sulit ditaklukan. Ingatlah! Sesungguhnya kekhawatiran itu hanya memindahkan beban dari bahu Tuhan yang kuat ke bahu kita yang lemah. Karena itu Tuhan mengingatkan kita untuk jangan khawatir, karena Dia sendiri yang menjadi jaminan bagi kita,  “… Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”  (Ibrani 13:5-b). Tuhan memberkati Saudara dan keluarga. Merry Christmas and Happy New Year. (pg).