TUHAN MEMBUAT TEROBOSAN BARU

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita telah dimampukan oleh Tuhan untuk beranjak dari masa lalu. Sahabat, orang yang terpaku pada masa lalu tak pernah menjadi lebih baik hidupnya. Sesungguhnya dalam hidup ini, kegagalan atau keberhasilan yang pernah kita alami, tidak dapat dijadikan patokan bahwa selamanya akan seperti itu. Saat ini kita memang sedang menghadapi saat-saat yang sulit, saat yang tidak mudah. Sesungguhnya hidup itu perjuangan. Kesulitan itu normal bagi setiap orang yang mau  dan berjuang untuk bertumbuh. Memang adakalanya kesulitan itu menimbulkan kecemasan, ketakutan, dan tak jarang mematahkan nyali kita. Namun yang terpenting adalah, bagaimana menjaga kesadaran kita untuk tekun berjuang menjalani hidup yang memang tidak pernah mudah. Sahabat, mari kita bangun! Kesulitan itu bukan musuh kita. Kesulitan adalah sahabat yang menemani kita untuk lebih merapatkan diri kepada Tuhan. Percayalah, di balik kesulitan hari ini ada sesuatu yang baru. Sesuatu itu mungkin kemenangan, rahmat tersembunyi, atau mukjizat yang Tuhan sudah sediakan bagi kita. Yang penting kalau  kita merasa diri sebagai generasi pembaharu harus berani melangkah untuk mendapatkan terobosan-terobosan baru. Sesungguhnya Allah melalui Nabi Yesaya, memperingatkan agar bangsa Israel  tidak mengingat hal-hal yang dahulu, terlebih dari zaman purbakala, “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala” (Yesaya 43:18) Bagaimana kita bisa melupakan masa lalu?  Satu cara yang bisa kita lakukan untuk melupakan masa lalu secara efektif adalah fokus pada masa kini.  Satu alasan perlu melupakan masa lalu adalah kita tidak bisa mengubahnya lagi, semua sudah terjadi, sudah berakhir dan selesai.  Kita tidak bisa kembali dan mengubah masa lalu tetapi kita bisa melakukan sesuatu tentang masa kini dan masa depan.  Jadi fokuslah pada masa kini sehingga masa depan kita bisa lebih cerah daripada masa lalu.   Bangsa Israel diingatkan akan fakta bahwa Allah yang mereka sembah dapat bekerja dengan cara-cara yang baru. Dalam hikmat dan kedaulatan-Nya, Allah bahkan telah menyiapkan sesuatu yang baru, tetapi belum mereka sadari dan ketahui, “Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara (Yesaya 43:19) Sahabat, tujuan dari semuanya itu adalah untuk memberitakan kemasyhuran nama Tuhan kepada segala bangsa, “umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku. umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.” (Yesaya 43:21) Ingatlah! Sesungguhnya nubuat yang telah disampaikan ribuan tahun silam itu, masih relevan bagi kita yang hidup pada masa kini. Allah menghendaki agar dalam segala hal kita tidak terpaku pada masa lalu, termasuk keberhasilan atau kenyamanan hidup yang pernah kita alami. Maka kita perlu memohon penyertaan, tuntunan dan hikmat Tuhan sehingga campur tangan-Nya dapat membawa hidup kita berhasil dan memuliakan nama-Nya. Hiduplah untuk hari ini, lepaskan diri kita dari masa lalu, dan sambutlah hari esok! Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita dalam menggapai masa depan. (pg)

Hidup Saling PEDULI dan BERBAGI

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena ada teman berbagi. Sahabat, Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial,  yang harus saling tolong menolong, saling berbagi, saling melengkapi, prinsipnya saling dibutuhkan dan  membutuhkan. Maka jauh-jauh hari Salomo sudah mengingatkan kita,  “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!” (Pengkhobah 4:9-10) Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa ada kalanya kita butuh dikuatkan, sebaliknya ada kalanya kita bisa menguatkan. Tidak ada manusia yang sempurna, 100% kuat dan sanggup mengatasi segalanya sendirian. Karena itu Rasul Paulus, mengharap dengan sangat,  “… marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” (Ibrani 10:24). Rasul Paulus  sungguh menyadari bahwa kita akan menjadi lemah dan lebih mudah jatuh jika kita tidak saling memerhatikan dan saling mendorong satu sama lain. Sesungguhnya ada cukup banyak kisah di Alkitab yang  mengisyaratkan agar kita bekerjasama satu sama lain untuk mencapai satu tujuan. Sahabat, saya ajak membaca kisah ketika seorang yang lumpuh  ingin menjumpai Yesus di Kapernaum seperti yang tertulis dalam Markus 2:1-12. Si lumpuh digotong oleh empat orang temannya. Tetapi mereka tidak dapat masuk ke rumah karena digambarkan dalam ayat 2,  orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Begitu banyak orang mengerumuni Yesus, sehingga tidak mungkin mereka bisa menerobos kerumunan. Tapi akhirnya dia mampu bertemu Yesus dan disembuhkan. Bagaimana caranya? Dikisahkan dalam ayat 4, ternyata keempat orang tersebut membuka atap yang berada di atas Yesus berdiri; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.  Bagaimana jadinya jika seandainya si lumpuh tidak mempunyai teman. Dia tidak akan sempat bertemu muka dengan Yesus dan mendapat mukjizat kesembuhan. Sahabat, ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk mewartakan kabar baik, kita membaca mereka diutus bukan untuk berjalan sendirian, tapi berdua-dua (Markus 6:7). Iman kita akan lebih gampang merosot dan melemah jika kita menghadapi masalah demi masalah sendirian. Tapi dengan adanya teman-teman yang saling berbagi, kita akan lebih mampu bertahan dan tetap kuat. Betapa pentingnya sebuah kebersamaan yang saling membantu, saling mengingatkan, dan saling menguatkan.Kepedulian  merupakan bagian dari kasih yang seharusnya memenuhi hati orang percaya. Situasi dan kondisi saat ini sangat berat. Masalah yang mesti kita hadapi    tidak ringan dan lama kelamaan mampu membuat iman kita memudar. Orang bisa hilang pengharapan jika didera masalah terus menerus. Karena itu kita diwajibkan untuk saling tolong menolong, dan dengan demikian  itu artinya kita telah memenuhi hukum Kristus (Galatia 6:2)  Ingatlah! Sahabat, jalinlah hubungan dengan anggota-anggota tubuh Kristus lainnya dalam persekutuan-persekutuan, baik di gereja, di kantor, di sekolah, di lingkungan dan lain sebagainya. Kembangkan hidup saling peduli dan saling berbagi. Fokuslah pada keselamatan dan kesejahteraan bersama. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk menolong dan mengangkat kita. (pg).

Semakin LAMA Semakin KUAT

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena Tuhan selalu memperbarui kekuatan kita dari hari ke hari. Sahabat, ada perbedaan mencolok antara jerami, kayu, emas dan perak.  Jika dibakar, jerami dan kayu pasti akan musnah, tetapi emas dan perak justru sebaliknya  semakin menjadi murni.  Kehidupan orang percaya seharusnya demikian, “… melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air;  bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.  Mereka berjalan makin lama makin kuat, …”  (Mazmur 84:7-8).  Ujian dan tantangan yang semakin berat biarlah membuat kita semakin kuat pula di dalam Tuhan.  Karena itu kita harus memandang setiap permasalahan yang ada dengan kacamata iman. Sahabat, mari kita menimba berkat dari Mazmur 84:1-13. Coba kita perhatikan ayat 8,  “Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.” Sangat menarik, logisnya kalau kita berjalan atau berlari, semakin lama pasti semakin lemah, tapi di ayat ini digambarkan: Mereka berjalan makin lama makin kuat. Lalu, apa yang menjadi rahasianya dan kepada siapa hal tersebut bisa terjadi? Silakan simak ayat 6, “Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!” Dari ayat 6 kita mendapatkan jawabnya, hal tersebut akan terjadi kepada orang-orang yang kekuatannya ada di dalam Tuhan.  Dari apa yang tertulis pada Mazmur 84:8 ini kita bisa melihat bahwa Tuhan sanggup memberi mukjizat yang bahkan membalikkan hukum alam kepada orang-orang yang mengandalkan kekuatan-Nya dalam segala sesuatu. Sahabat, bagaimana supaya kita tetap kuat dan mampu bertahan?  Kita harus memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan atau membagi waktu untuk senantiasa berada di hadirat-Nya, sehingga tantangan sebesar apa pun tidak akan membuat kita goyah.  Perhatikan ayat 5,  “Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus menerus memuji-muji Engkau.” Dan ayat 11, “Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain;  lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.”    Itulah rahasianya, untuk beroleh kekuatan, kita harus melekat kepada Tuhan, karena tanpa pertolongan-Nya kita tidak akan mampu menghadapi semuanya itu.  Ini perlu latihan, artinya setiap hari kita harus rela dilatih dan dibentuk Tuhan melalui berbagai ujian dan tantangan yang ada.  Adakah yang bisa kita banggakan di dunia ini:  Harta  atau jabatan?  Semuanya tidak bisa menolong dan menyelamatkan kita. Ingatlah! Sahabat, alami terobosan dan mukjizat dengan meletakkan kekuatan di dalam Tuhan. Ketika kita menyerahkan hidup ke dalam tangan Tuhan, percaya dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya, mengikuti rencana-Nya, meski mungkin pada mulanya terasa berat, Tuhan akan selalu siap memberi kekuatan. Karenanya, tetaplah berjalan bersama Tuhan, dan andalkanlah Tuhan dalam apapun yang kita lakukan atau kerjakan. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk memberi kekuatan supaya kita dapat melanjutkan perziarahan sampai di ujung jalan. (pg)

Menerima DAMAI SEJAHTERA

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh damai sejahtera. Sahabat, rahasia dari damai sejahtera terletak pada hubungan kita dengan Yesus Kristus. Dialah damai sejahtera kita. Ketika Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamat kita, dan saat kita diubah menjadi semakin serupa dengan-Nya, damai sejahtera itu menjadi nyata. Hal-hal seperti sakit penyakit, bencana alam, pandemi covid-19, masalah keluarga, atau masalah lainnya mungkin saja menimpa kita, tetapi damai sejahtera meyakinkan kita bahwa Allah memegang hidup kita di tangan-Nya (Daniel 5:23). Kita percaya bahwa Dia bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Sahabat, ketika saya menulis renungan ini, sebagian besar wilayah Jabodetabek sedang dilanda banjir cukup besar. Dalam situasi seperti ini, tentu ada cukup banyak orang yang menjalani hari-harinya tanpa semangat, penuh kemurungan, jengkel, takut, cemas dan khawatir.  Mungkin damai sejahtera di hati pun terbang melayang entah kemana.  Sebagai orang percaya tidak seharusnya kita kehilangan damai sejahtera sekalipun harus mengalami pergumulan dan permasalahan  hidup yang berat, sebab kita punya Tuhan, yang adalah Sang Raja damai  (Yesaya 9:5). Dialah sumber damai sejahtera kita.  Damai sejahtera yang sejati tak kita dapatkan dari dunia atau pun dari hal-hal materi, melainkan hanya didapatkan oleh mereka yang telah dipulihkan hubungannya dengan Bapa melalui kelahiran baru di dalam Kristus. Sahabat, sesungguhnya damai sejahtera merupakan salah satu berkat rohani dari surga yang Tuhan sediakan bagi orang percaya, sebagaimana yang Tuhan janjikan,  “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”  (Yohanes 14:27).  Maka dari itu bila seseorang ingin memiliki damai sejahtera ia tak perlu mencarinya dengan berkelana sampai ke ujung dunia, cukup datang kepada Kristus dan menerima Dia di dalam hatinya, maka damai sejahtera itu akan Tuhan berikan.  Damai sejahtera yang sejati itu pemberian dari Tuhan,  “… TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera!” (Mazmur 29:11).  Jadi, bukanlah hal yang mustahil orang percaya mengalami damai sejahtera, sekalipun berada di tengah dunia yang sedang bergelora! Sahabat, lalu bagaimana caranya agar damai sejahtera itu tetap tinggsl bersama kita? Pertama, memercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan dan memiliki keteguhan hati, “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.”  (Yesaya 26:3). Kedua, hiduplah benar di dalam Tuham, “Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.”  (Yesaya 32:17). Ingatlah! Sahabat, semoga kita dapat  mengalami damai sejahtera yang melampaui akal dan pemahaman manusia. Semoga mulai saat  ini kita dimampukan oleh Tuhan untuk  terus mengumandangkan harapan  Rasul Paulus,  “… Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian.” (2 Tesalonika 3:16). Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk menghadirkan damai sejahtera dalam kehidupan kita. (pg)

SELAMAT BERSUKACITA

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh sukacita. Sahabat, sukacita adalah sebuah keyakinan yang teguh dalam hati bahwa Tuhan memegang kendali atas setiap detail kehidupan kita. Sebuah keyakinan bahwa segala sesuatu pasti mendatangkan kebaikan, dan sebuah pilihan untuk memuji Tuhan dalam segala situasi. Sukacita seharusnya menjadi bagian penting dalam hidup orang percaya.  Sukacita yang dimaksud bukanlah seperti yang dunia berikan, yang sifatnya semu dan bergantung kepada hal-hal lahiriah semata, melainkan yang bersifat kekal, yang diberikan oleh Roh Kudus, yang keluar dari dalam hati kita dan mengalir secara berlimpah meski berada di tengah badai sekalipun.  Sukacita berbicara tentang kedamaian dan kesukaan di dalam hati oleh karena Tuhan, sumber sukacita itu sendiri,  “…di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa”  (Mazmur 16:11). Sahabat, kehendak Tuhan bagi orang percaya adalah bersukacita senantiasa.  Bukan saja dalam waktu sehat dan kelimpahan  saja, tetapi juga dalam waktu yang sakit dan kekurangan sekalipun, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”  (Filipi 4:4) Lalu, bagaimana agar kita senantiasa bersukacita ? Apa yang harus kita perbuat? Pertama, kita menjadikan Tuhan sebagai sumber sukacita. Sukacita yang kita rasakan akan bersifat permanen karena sukacita dari Tuhan adalah sukacita di segala situasi, tidak dipengaruhi keadaan, tapi dikerjakan oleh Roh Kudus yang bekerja di dalam kita.  Sukacita semacam ini yang dirasakan nabi Habakuk,  “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.”  (Habakuk 3:17-18).  Kedua, syukurilah apa yang ada pada kita. Bila kita sudah mensyukuri apa yang ada bagi kita, maka kita tidak lagi  bersungut-sungut apapun yang kita terima, tetapi apa yang ada bagi kita cukuplah (1 Timotius 6:6–10). Dengan rasa cukup inilah,  harta yang mahal yang membuat kita bersukacita.  Ketiga, jalanilah hidup tanpa dibebani rasa khawatir. Janganlah hendaknya kita khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginan kita kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Filipi 4:6)  Keempat, milikilah persekutuan karib dengan Tuhan senantiasa,  “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.”  (Roma 14:17). Ingatlah! Bukan kegembiraan yang membuat kita bersyukur. Syukurlah yang membuat kita bersukacita. Sahabat, saat kita mampu bersukacita di segala situasi, kita akan menjadi saksi yang dahsyat. Helen Keller (Penulis dan aktivis politik asal Amerika) berkata, “Sukacita adalah api yang menjadikan tujuan hidup kita berkobar dan pikiran kita menjadi tenang.” Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Selamat bersukacita merayakan Cap Go Meh. Selamat menikmati lontong opor. Semoga terang kita tetap bercahaya di tengah Pandemi Covid – 19. (pg)