CARI dan PIKIRKANLAH PERKARA yang di ATAS
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita telah dimampukan oleh Tuhan untuk membuat skala prioritas. Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa setiap manusia mempunyai jumlah waktu yang sama, setiap hari 24 jam. Sedangkan kita mempunyai jadwal kegiatan harian yang berbeda. Maka di dalam hidup ini kita perlu memiliki ketrampilan untuk menentukan skala prioritas dalam membagi perhatian, waktu, uang, tenaga, dan lain sebagainya. Selain itu kita juga perlu punya komitmen untuk memprioritaskan hidup kita untuk siapa. Untuk itu mari kita belajar dari satu perikop yang saya ambil dari Injil Matius 6:25-34, dengan berfokus pada ayat 33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” Sahabat, kata carilah menunjuk kepada usaha yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan secara terus-menerus sampai mendapatkan sesuatu. Artinya, kita harus menempatkan Tuhan Yesus sebagai yang terutama dalam hidup ini; mengejar perkara-perkara rohani lebih daripada perkara-perkara yang ada di dunia. Rasul Paulus menasihati, “… carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kolose 3:1-2). Lalu apa yang pertama yang harus kita cari di dalam hidup? Yang pertama dan terutama kita mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Apa itu Kerajaan Allah dan kebenarannya? Kita harus mencari hal-hal yang berkaitan dengan Allah sebagai prioritas di atas hal-hal yang di bumi. Kita harus mencari keselamatan yang disyaratkan Kerajaan Allah karena jauh lebih berharga daripada kekayaan duniawi. Selanjutnya kita perlu hidup taat kepada Tuhan dan membagikan kabar baik mengenai Kerajaan Allah kepada orang lain. Sahabat, namun dalam kenyataannya, manusia lebih mengutamakan mencari harta, makanan, minuman dan pakaian seperti yang disebutkan pada ayat 25, daripada mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya terlebih dahulu (ayat 33). Perhatikan kalimat pada ayat 25-b, “Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” Secara sederhana, kalimat di ayat 25-b ingin mengatakan bahwa mereka yang hidup dan memprioritaskan mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, itu sudah pasti akan mendapatkan makanan, minuman dan pakaian. Selanjutnya, mari kita perhatikan pula kalimat “Pandanglah burung-burung di langit” pada ayat 26 dan kalimat “Perhatikanlah bunga bakung di ladang” pada ayat 28. Kedua kalimat di atas ingin mengatakan, bahwa jika burung-burung dan bunga bakung saja Tuhan pelihara, apalagi setiap orang yang memberi prioritas kepada Kerajaan Allah dan kebenarannya (ayat 30). Ingatlah! Sahabat, Tuhan menghimbau kita sebagai orang percaya agar dalam hidup mengutamakan Tuhan lebih daripada yang lain. Menjadikan Tuhan prioritas utama dalam semua aspek hidup kita. Sahabat, coba simak, dalam doa Bapa kami, kalimat datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu ditempatkan lebih dahulu daripada berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. Kita tidak perlu bimbang dan ragu, janji Tuhan itu ya dan amin, kalau kita mendahulukan mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya (apa saja yang kita butuhkan untuk hidup) akan ditambahkan Tuhan kepada kita. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk dapat mencukupkan kebutuhan kita. (pg)
AJARAN itu CAHAYA
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena firman Tuhan telah menjadi terang bagi hidup kita. Sahabat, saat berkendara di malam hari, entah kita mengendarai sepeda motor atau mobil, kita menyalakan lampu untuk siapa? Jelas, utamanya untuk diri kita sendiri, agar kita bisa melihat keadaan di depan dengan lebih jelas. Untuk mengetahui apakah ada jalan yang berlubang, memberitahu pengendara lain saat kita akan belok atau berhenti, dan untuk menolong pengendara lain supaya dapat melihat posisi kendaraan kita. Terang sangat diperlukan dalam keadaan gelap, supaya kita tidak bertabrakan dengan pengendara lain, kita tidak jatuh karena masuk ke lubang yang lebar dan dalam, dan kita tidak tersesat masuk ke jalan yang salah. Sahabat, hari ini saya mengajak belajar dari Mazmur 119:105-112. Daud mengibaratkan firman Tuhan sebagai penuntun hidupnya. Ia menggunakan firman Tuhan sebagai pelita tidak untuk menyoroti hidup orang lain, tapi dirinya sendiri, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (ayat 105). Saya belajar dari Daud, firman Tuhan yang saya baca dan renungkan, menyoroti hidup saya sendiri terlebih dahulu, kemudian saya tulis dan saya bagikan kepada sahabat saya. Daud sadar akan keadaannya yang dalam kesulitan, himpitan, kesesakan dan penindasan (ayat 107). Namun ia bersumpah akan menepati firman Tuhan dan berpegang pada hukum-Nya yang adil (ayat 106). Daud tidak melupakan firman Tuhan dalam kegelapan hidupnya, tetapi justru menggunakannya sebagai terang agar dia bisa dipulihkan kembali. Dia juga sadar bahwa Tuhan adalah penolongnya, yang tidak akan membiarkannya sendiri. Sahabat, firman Tuhan bisa menjadi terang yang akan menunjukkan jalan guna menghindarkan kita dari kesesatan. Firman Tuhan menolong kita untuk bersikap kritis terhadap nilai-nilai dan filosofi-filosofi yang kelihatannya benar, tetapi sebenarnya keliru. Selain itu, saat ini cukup banyak orang di sekitar kita mengalami depresi dan putus asa, semakin banyak pasangan yang berpisah, bahkan banyak yang berniat mengakhiri hidupnya, sebab hidup terasa semakin gelap dan tak memiliki harapan. Semuanya bisa berubah dengan cepat. Di sinilah kita memerlukan firman Tuhan untuk menolong kita memahami hidup dan maknanya. Bagi setiap orang yang senantiasa berjalan di dalam firman Tuhan apa yang dikerjakan dan dilakukan akan terlihat terang, “Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, …” (Mazmur 119:130). Firman Tuhan bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memerbaiki kelakuan dan mendidik kita dalam kebenaran, sehingga kehidupan kita akan selalu diperbaharui dari hari ke sehari, hingga semakin berkenan kepada Tuhan. Ingatlah! Sahabat, karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan (Amsal 6:23). Firman Tuhan berguna menjaga jiwa dan juga menyelamatkan orang yang kehilangan pengharapan. Ketika hidup terasa berat dan gelap, kita membutuhkan terang dan kebenaran yang padanya jiwa kita dapat berlabuh dan mendapat ketenangan serta kedamaian. Karena itu mari kita mencintai firman Tuhan dan tekun mempelajarinya, sebab ia dapat menerangi, menyegarkan dan menyelamatkan kita. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Tuhan senantiasa punya cara untuk menuntun kita ke jalan yang benar. (pg)
MENGEMBANGKAN SIKAP PUAS DI DALAM ALLAH
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita dapat hidup dengan rasa cukup. Sahabat, saya senang minum kopi hitam dengan sedikit gula. Satu hari cukup satu cangkir saja, tidak lebih. Minum kopi itu baik, tapi kalau berlebihan menjadi kecanduan, justru dapat mengganggu kesehatan kita. Saya senang bekerja keras, tapi tidak sampai menjadi kecanduan kerja (Workaholics). Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Bisa berdampak negatif. Segala sesuatu perlu kita kerjakan dan nikmati dengan secukupnya. Hari ini saya mengajak Sahabat untuk belajar dari 1 Timotius 6:1-10, dan berfokus kepada ayat 9-10, “… mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” Sahabat, saat membimbing Timotius yang masih muda, Rasul Paulus memeringatkan bahwa sifat cinta uang dan hasrat untuk menjadi kaya telah menyebabkan sebagian orang tersesat dan kehilangan arah hidup. Mereka takluk kepada beragam godaan dan terjerat oleh berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan (ayat 9). Paulus melihat cinta uang (bukan uang itu sendiri) sebagai akar dari segala kejahatan (ayat 10), terutama kejahatan berupa ketergantungan pada uang dan bukan ketergantungan pada Kristus. Tuhan tidak melarang kita bekerja untuk mendapatkan penghasilan (uang) karena setiap manusia yang masih hidup di dunia membutuhkan uang di dalam hidupnya dan untuk hidupnya. Masalahnya ada cukup banyak orang yang kehilangan arah, lupa diri, mereka menghambakan dirinya kepada uang. Uang menjadi tuan mereka. Akibatnya mereka menggantungkan hidupnya kepada uang dan bukan kepada Tuhan. Sesungguhnya Tuhan memberkati orang-orang yang beribadah dengan sungguh dalam kesalehan, namun Tuhan tidak ingin kita beribadah dengan motivasi yang salah, yaitu demi mencari keuntungan. Sebab, cinta uang adalah akar segala kejahatan dan dapat membuat seseorang menyimpang dari iman (ayat 10). Oleh karena itu, Paulus mengingatkan Timotius dan jemaat Efesus agar mereka setia dalam pengajaran firman (ayat 2-b) dan mencukupkan diri di dalam segala perkara (ayat 6 dan 8). Karena, kita lahir dan mati tanpa membawa apa-apa (ayat 7). Dengan kesetiaan dalam firman dan rasa cukup dalam segala keadaan, maka umat Allah akan terhindar dari penyimpangan dan kedukaan (10), serta tetap teguh di dalam iman kepada Tuhan. Ingatlah! Sahabat, dengan terus belajar melihat Kristus sebagai sumber dari segala yang kita miliki, kita akan menemukan kepuasan di dalam Dia dan bukan dari harta benda. Ketika kita mengejar kesalehan lebih daripada kekayaan, kita akan memperoleh sebuah kerinduan untuk selalu setia dengan segala sesuatu yang sudah kita terima. Kita dapat mensyukuri apa yang telah kita miliki. Dengan penuh kesadaran, marilah kita mengembangkan sikap puas di dalam Allah, dan dengan setia berserah kepada-Nya, karena Allah yang Maha Pemelihara akan menjaga kita senantiasa. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita agar selalu berkecukupan. (pg)
Firman Hari Ini
Firman Hari Ini
Firman Hari Ini
Hari MALANG dan Hari MUJUR
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena masa depan sungguh ada bagi setiap orang percaya. Sahabat, ada peribahasa lama berkata, “Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak” yang artinya kehidupan didepan kita menjadi rahasia Allah, untung maupun malang sering datang tiba-tiba tanpa disangka. Kemalangan dan kemujuran umumnya datang dan pergi seperti pencuri yang tidak dapat diprediksi. Sahabat, coba kita bandingkan peribahasa tersebut dengan Firman Tuhan yang ditulis dalam Kitab Pengkhotbah 7:13-14, “Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah dapat meluruskan apa yang telah dibengkokkan-Nya? Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.” Di dunia ini, tidak ada orang yang dapat memberikan hikmat sejati. Tidak ada orang yang berkuasa mengubah karakter seseorang. Benar! Pasti tidak ada! Di dunia ini dapat dipastikan tidak ada seorang pun yang berkuasa melakukannya! Sahabat, hanya Allah yang berkuasa mengubah karakter seseorang. Hanya Allah yang dapat melakukannya! Hanya Tuhan yang berhikmat dan berkuasa mengubahnya! Hanya Tuhan yang berkuasa meluruskan jalan hidup sesesorang yang bengkok. Karena hanya Tuhan Allah kita yang memiliki kuasa dan hikmat sejati. Lebih jauh, Pengkhotbah 7:14 menyatakan: Pada hari mujur bergembiralah. Ya! Bergembiralah pada hari mujur! Bergembiralah! Tetapi pada hari malang ingatlah! Ingatlah baik-baik! Pada hari malang pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur! Benar! Allah menjadikan hari malang seperti hari mujur, hari yang beruntung, hari yang baik. Hari yang penuh berkat. Tuhan menjadikan hari-hari yang penuh kekecewaan menjadi hari-hari yang memuaskan. Tuhan berkuasa membuat hari-hari yang menyedihkan seperti hari-hari yang menyenangkan. Tuhan berkuasa membuat hari-hari yang galau seperti hari-hari yang penuh kedamaian. Sahabat, mengapa Tuhan menjadikan hari malang seperti hari mujur? Apakah rencana Tuhan di dalamnya? Mengapa Tuhan mengizinkan hal tersebut terjadi? Tujuannya supaya kita tidak mengetahui apa yang bakal terjadi dalam kehidupan seseorang pada masa yang akan datang. Suyaya kita tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depan kita. Supaya manusia tidak mengetahui masa depannya. Ini adalah hikmat Tuhan. Ini adalah hikmat Allah. Semua hal itu adalah rencana Allah yang telah ditetapkan-Nya bagi manusia, bagi kita sejak semula. Oleh sebab itu, janganlah kamu menghabiskan hari-harimu dalam kemujuran tanpa kendali. Jangan pula kamu terlena, sehingga kamu binasa dan turun ke dalam kegelapan dunia orang mati yang gelap selama-lamanya. Jangan iri hati terhadap kemujuran hidup orang fasik! Jangan iri hati dengan keberhasilan orang jahat. Jangan hilangkan kesetiaanmu kepada Tuhan, karena Tuhan sangat mengasihimu. Benar! Tuhan sangat mengasihimu! Ingatlah! Sahabat, janganlah kamu heran! Tetapi percayalah! Kemalangan orang percaya dan berhikmat akan digantikan-Nya dengan kemujuran yang ajaib! Percayalah, kemalangan orang berhikmat yang takut akan Tuhan akan diubah-Nya menjadi kasih karunia yang melebihi segalanya. Percayalah! Kemalangan orang yang rindu terhadap Firman Tuhan akan dijadikan-Nya keberuntungan yang sangat dahsyat dan berlimpah-limpah. Hari-hari kemalangan orang benar yang sedang sakit akan dijadikan-Nya sembuh dengan kuasa-Nya yang luar biasa dan ajaib. Imanilah! Berkat Tuhan bagi orang yang mengikut Yesus akan seperti batang air yang mengalir dan tidak pernah kering. (pg).
SANG IDOLA
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat dan penuh syukur karena kita mengidolakan Tuhan Yesus dalam hidup kita. Sahabat, ada cukup banyak orang yang mempunyai tokoh idola dalam hidupnya. Entah itu dari kalangan artis, penyanyi, atlet, pengusaha, orang-orang sukses atau tokoh penting lainnya. Sebagai penggemar, tentu mereka melakukan banyak hal seperti: Mengikuti sang idola di media sosial, mencari tahu segala hal tentangnya, segala berita tentangnya, apa yang disukai dan kebiasaannya, dan mengikutinya saat sedang tur. Memasang posternya yang cukup besar di kamarnya dan memasang fotonya di sosial media. Dengan bangga menunjukkan pada dunia bahwa mereka adalah penggemarnya. Beberapa alasan menjadikan seseorang idola antara lain karena: Penampilannya, ketenarannya, prestasinya, kepribadian, falsafah hidupnya, pemikirannya, keunikannya, bahkan bisa juga karena “keanehan dan kegilaannya” dan lain-lainnya/ Sesungguhnya idola memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan seseorang, apalagi jika idola tersebut merupakan tokoh dalam masyarakat (sosialita), akan menjadi magnet yang kuat, menarik minat banyak sekali orang. Sahabat, sesungguhnya mengagumi seseorang itu boleh-boleh saja asal dalam batas kewajaran. Tetapi kalau kita mengagumi seseorang sampai kita menjadi tergila-gila dan memuja-mujanya bahkan sampai mendewakannya dan benar-benar menjadi berhala dalam kehidupan kita, itu yang berbahaya (Keluaran 20:3-5). Seringkali seseorang yang mengagumi seorang idola membuat dia ingin menjadi seperti sang idola. Memiliki hidup dan berlaku seperti sang idola. Bahkan bagi para penggemar fanatik, tindakan diluar nalar menjadi hal biasa yang akan mereka lakukan, seperti melakukan oplas untuk memiliki wajah yang mirip seperti idolanya. Sahabat, maka dalam memilih tokoh idola sebaiknya tidak sembarangan, karena karakter dan kehidupan mereka akan memengaruhi kehidupan kita sebagai pengikut. Diantara banyaknya tokoh idola yang dapat kita kagumi, kita mempunyai seorang yang layak dan wajib menjadi teladan hidup kita, yaitu Yesus (1 Petrus 2:21). Menjadikan Yesus sebagai idola dalam hidup kita sama dengan menjadikan apapun yang berhubungan dengan-Nya menjadi sangat penting dan menarik. Kita akan berusaha mencaritahu segala hal tentang-Nya, kebiasaan-Nya, hal-hal yang disenangi dan tidak disenangi-Nya, bahkan kita dengan bangga akan menunjukkan pada dunia bahwa kita adalah pengikut-Nya. Bahwa kita adalah murid-Nya. Saat Yesus menjadi teladan hidup kita, kita akan berusaha untuk memiliki hidup seperti hidup Yesus dan berlaku sebagaimana sikap Yesus setiap harinya. Yesus adalah teladan yang sempurna, Dia idola yang benar yang akan membawa kita menjalani kehidupan dengan benar. Saat kita memutuskan untuk menjadi murid Kristus, kita harus dengan yakin membawa hati dan hidup kita menjadi seperti Dia. Saat kita menjadikan Yesus sebagai teladan dalam hidup, kita juga harus mampu menjadikan diri kita sebagai teladan buat orang lain (Filipi 2:5 dan 3:17). Seperti nasihat Rasul Paulus kepada Timotius, “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” (1 Timotius 4:12) Ingatlah! Sahabat, jadilah teladan dalam berbuat baik. Semoga kita bisa menjadi teladan bagi orang lain, agar saat mereka melihat hidup kita, mereka bisa memuji dan memuliakan Tuhan. Oh ya, saat ini, adakah idola dalam hidup kita yang mengisi hidup kita lebih daripada Tuhan Yesus? Semoga tidak ada. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Jadikan Tuhan Yesus sebagai idola dalam kehidupan kita. (pg)