Firman Hari Ini
MULIAKANLAH ALLAH
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat dan muliakanlah Allah melalui hidup kita.. Sahabat, masih ingat dengan lagu dari Duo Maia Estianty dan Mey Chan yang berjudul: “Ingat Kamu”? Refrainnya berbunyi: Aku mau makan kuingat kamu, aku mau tidur juga kuingat kamu, aku mau pergi kuingat kamu. Sahabat, ketika kita mencintai seseorang, maka ia mewarnai segala aspek kehidupan kita. Persoalannya menjadi berbeda dalam hubungan dengan Allah. Aneh tapi nyata. Dengan Allah, kita malah penuh perhitungan. Itu buat Allah, ini buat aku. Itu urusan Allah, ini urusanku. Ini hidupku, jangan jadi urusan Allah. Aku makan, ya makan tanpa perlu ingat Dia yang memberi makan. Aku hidup, ya hidup tanpa harus bersyukur kepada sang Pemberi Kehidupan. Sahabat, saya ajak untuk menghayati tulisan Paulus yang sangat khas yang terdapat di Roma 11:33-36. Di sini theologia berubah menjadi syair. Di sini pergumulan pikiran berubah menjadi puji-pujian yang timbul dari hati. Sebagai orang percaya kita imani bahwa apa yang kita miliki bahkan hidup kita sekalipun adalah milik Allah, “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (ayat 36) Memerhatikan firman tersebut maka bisa dipahami bahwa apa yang kita miliki, pakailah semua untuk kemuliaan Allah. Sahabat, menurut Rasul Paulus, Allah dan segala keputusan-Nya begitu besar, luas dan akbar, tidak terselami oleh akal budi manusia. Manusia tidak mampu menyelami pikiran dan keputusan Allah. Manusia tidak mampu mengetahui persis isi hati Allah. Dia Mahabesar dan kita manusia teramat kecil. Yang pasti, pikiran dan hikmat Allah itu tentu jauh lebih baik bila dibandingkan dengan pikiran dan hikmat manusia. Keputusan-Nya pastilah benar dan tidak pernah salah. Paulus mengingatkan bahwa Allah tidak memerlukan nasihat manusia. Manusialah yang membutuhkan nasihat dan perintah Allah. (ayat 33-35) Proklamasi sederhana dari Paulus ditutup dengan pernyataan: Semua bermula dan berakhir pada Allah. Apa yang dimiliki, dirasakan, dijalani, diperoleh dan dilakukan manusia semata-mata dari Allah, oleh Allah, dan kepada Allah. Manusia tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Kesadaran akan hal ini semestinya membuat kita melakukan segala sesuatu dengan kesadaran akan pertanggungjawaban kepada Allah. Demikianlah kita memuliakan Allah. (ayat 36). Sahabat, sesungguhnya hidup bukan untuk memuaskan ambisi pribadi, melainkan untuk memuliakan Allah. Mengapa kita harus memuliakan Allah? Pertama, karena keberadaan Allah yang mulia. Dia adalah Allah yang mulia dan sudah selayaknya dimuliakan. Kedua, karena segala perbuatan-Nya: Dia yang menciptakan kita; Dia telah menebus dan menyelamatkan kita; dan Dia mengasihi, memelihara dan memberkati kita. Ketiga, karena kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya. Semua orang yang disebut dengan nama-Nya, diciptakan untuk kemuliaan-Nya. Ingatlah! Sahabat, kita diciptakan untuk kemuliaan Allah. Maka jalanilah hidup ini dengan tujuan, yaitu untuk kemuliaan-Nya. Mari kita hayati harapan dari Rasul Paulus, ”Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Korintus 10:31). Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Muliakanlah Allah. (pg)
RUKUN-RUKUNLAH
Selamat jumpa para Pendukung Kristus , apa kabar? Salam sehat penuh kerukunan. Sahabat, kerukunan adalah dambaan setiap persekutuan. Persekutuan mana pun, entah keluarga, gereja, maupun masyarakat, semuanya menginginkan kerukunan dalam hidup persekutuannya. Tetapi seperti apakah gambaran persekutuan atau persaudaraan yang rukun itu? Panggilan untuk hidup dalam kerukunan digemakan oleh Daud dalam Mazmur 133:1-3. Suku-suku di Israel rentan terhadap konflik antarsuku. Semakin kuat konflik di antara mereka, tentu semakin lemah pertahanan mereka terhadap serangan dari bangsa-bangsa sekitar mereka. Mazmur 133 merupakan sebuah Mazmur Ziarah. Mazmur ini mengungkapkan tentang kerukunan kekeluargaan dari umat Allah. Ternyata dalam pengalaman hidup beriman, umat Israel selaku umat pilihan Allah menyadari bahwa yang terbaik dan terindah adalah apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun, sebagaimana yang dikemukakan dalam ayat 1, “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.” Selanjutnya dalam ayat 2 dan 3, persaudaraan yang rukun itu diumpamakan dengan minyak di atas kepala Harun dan embun gunung Hermon yang menyegarkan. Persaudaraan yang rukun juga disamakan dengan berkat. Mazmur 133 merupakan pernyataan iman mengenai kasih persaudaraan umat Tuhan. Bila kasih itu ada, maka berkat Tuhan pun melimpah. Sahabat, selanjutnya Kristus merumuskan ulang hukum Allah di Perjanjian Lama menjadi: “Kasihilah Tuhan Allahmu…, dan kasihilah sesamamu manusia…” (Matius 22:37-39). Dengan demikian kasih kepada Allah menjadi dasar kasih kepada sesama. Kasih kepada sesama menjadi bukti dan wujud kasih kepada Allah. Kasih kepada sesama hanya mungkin ada pada orang-orang yang sudah lebih dahulu mengalami kasih Allah. Mazmur 133 menggambarkan keindahan kasih kepada sesama. Kasih Allah yang sudah dialaminya menjadi kekuatan bagi komunitas anak-anak Allah untuk dapat saling mengasihi. Mereka pun akan belajar mengasihi sesama yang masih berada di luar komunitas umat Allah. Mazmur 133 juga menggambarkan bagaimana komunitas persaudaraan kasih tersebut menyenangkan Allah sehingga Dia mencurahkan berkat-Nya yang limpah. Bagaikan minyak urapan yang melimpah dan turun atas diri Harun, demikian berkat yang melimpah itu akan dialami anak-anak Tuhan seperti imam yang karena pengurapan atasnya, dapat melayani Tuhan di rumah-Nya. Berkat Tuhan ini pasti akan dialami dan dinikmati umat-Nya, yang mewujud dalam tindakan saling mengasihi dan saling memberkati. Sahabat, sedangkan embun yang turun dari Hermon sampai ke Sion, menggambarkan keajaiban berkat Tuhan, mengingat kedua bukit itu terpisah jauh secara geografis. Maka kelimpahan berkat ini secara ajaib akan menyeberang dari komunitas umat Tuhan kepada sesama yang di luar komunitas tersebut. Ingatlah! Bila Sahabat termasuk dalam komunitas persaudaraan karena kasih, pastilah kasih Allah akan mengalir juga melalui Sahabat kepada sesama manusia di luar sana. Wujud kasih itu ialah Sahabat berani berbagi berkat Allah kepada mereka, sama seperti Sahabat berbagi berkat kepada saudara seiman. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Rukun-rukunlah! (pg).
BERSABARLAH
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh pengharapan di dalam Tuhan. Sahabat, pengharapan adalah daya kekuatan yang memampukan kita untuk bergerak maju, untuk terus hidup, untuk melihat masa depan, dan bertahan dalam segala situasi. Tanpa pengharapan tidak ada kehidupan. Sesungguhnya selama ada pengharapan, selama itulah ada kehidupan. Sahabat, yang sering menjadi masalah, ketika kita harus menunggu pengharapan kita mewujud. Kita tidak sabar menunggu. Masalah kesabaran menjadi salah satu masalah yang krusial bagi orang percaya. Yang paling menggoda seseorang untuk tidak setia sampai akhir adalah penyakit ketidaksabaran. Manusia cenderung ingin cepat memetik hasil dalam melakukan sesuatu. Kita cenderung ingin segera menikmati hasilnya. Kita ingin segera melihat dan memegang apa yang kita harapkan. Kita ingin segera menerima dan menikmati apa yang dijanjikan oleh Tuhan. Dalam menunggu datangnya jawaban dari Tuhan pun, kita seringkali tidak sabar. Kita kadang memaksakan Tuhan untuk menjawab sesuai kehendak kita. Kadang kita menuntut waktunya Tuhan haruslah sama dengan waktu yang kita kehendaki. Ironisnya, hal tersebut kita anggap sebagai hal yang lazim. Kita tidak merasa bersalah. Kemudian jika hal tersebut tidak terjadi, kita akan bersungut-sungut, dan yang lebih parah malah menghujat Tuhan atau bahkan meragukan keberadaan Tuhan. Sesungguhnya hal tersebut merupakan kesalahan fatal yang bisa berakibat hilangnya semua berkat Tuhan dari diri kita. Selain itu, hal tersebut seringkali menjadi titik lemah manusia yang dijadikan celah bagi iblis sebagai pintu masuknya. Sahabat, kita perlu belajar dari Abraham dalam menanti dengan sabar penggenapan janji Tuhan yang terdapat di surat Ibrani 6:13-15. Mari kita perhatikan ayat 15, “Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.” Kita belajar dari Abraham yang harus menunggu selama 25 tahun untuk bisa mendapatkan keturunan dan ahli waris, yaitu Ishak. Yang patut diteladani dari Abraham adalah kesabarannya menanti dan menaati janji Allah dengan sepenuh hati. Ia sangat yakin janji Allah pasti digenapi. Allah yang dikenalnya secara pribadi pasti akan menepatinya dan Ia tidak pernah sekalipun ingkar janji. Walau sebagian janji Allah kepada Abraham belum dialami langsung, namun ia memilih tetap percaya bahwa suatu ketika janji itu akan terwujud pada waktu yang ditentukan Allah. Sahabat, Abraham mampu bersabar selama 25 tahun, waktu yang tidak pendek, mengatasi segala ketidakmungkinan dan kemustahilan jika memakai logika manusia. Ia tidak hilang harapan meski usianya terlihat sangat tidak memungkinkan untuk menunggu terlalu lama. Hasilnya? Abraham menikmati janji Tuhan. Ingatlah! Sahabat, latih diri untuk bersabar agar kita tidak kehilangan janji Tuhan.Bukan waktu kita, tapi waktu Tuhanlah yang penting. Sebab Dia tahu apa yang terbaik buat kita dan Dia telah merancangkan segala sesuatu itu indah pada waktunya bagi kita. Jika demikian, bersabarlah. Nantikan janji Tuhan dinyatakan kepada Sahabat dan saya pada waktu yang paling tepat sesuai dengan waktu-Nya.Tuhan memberkati Sahabat dengan keluarga. Bersabarlah. (pg).
Firman Hari Ini
Firman Hari Ini
Firman Hari Ini
Karya ALLAH dalam SEJARAH UMAT Pilihan-Nya
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena Allah yang Mahakudus dan Mahakuasa berkenan ikut campur tangan dalam perjalanan hidup kita. Sahabat. Allah Israel adalah Allah yang berkarya di dalam sejarah, secara khusus dalam sejarah umat pilihan-Nya. Begitu banyak kasih karunia dan kebaikan Allah yang telah dialami oleh orang Israel. Sebagai bangsa yang berada di bawah penindasan bangsa Mesir, harkat mereka telah ditinggikan dengan pembebasan yang Allah lakukan. Di dalam anugerah-Nya yang besar, Allah yang penuh dengan kasih dan sayang itu telah menjadikan Israel sebagai umat-Nya. Allah mengangkat mereka sebagai anak-anak-Nya dan selalu memelihara mereka. Untuk lebih memahami karya Allah dalam sejarah umat pilihan-Nya, mari kita belajar dari Yesaya 63:1-19. Bagian pertama dari Yesaya 63 mengisahkan pembalasan Allah terhadap musuh-musuh umat-Nya (ayat 1-6). Allah menyatakan dirinya sebagai pemeras anggur yang akan menginjak-injak musuh umat pilihan-Nya sebagaimana orang menginjak-injak buah anggur di tempat pengirikan. Mengapa Tuhan memedulikan Israel dengan menghancurkan para musuhnya? Karena Ia mengasihi mereka dan sesuai dengan ikatan perjanjian-Nya, Ia menjadi juruselamat mereka (ayat 7-9). Sahabat, dengan segala kebajikan yang besar itu, Allah tentu berhak untuk berharap bahwa bangsa yang telah dipilih itu akan merespons dengan integritas dan kesetiaan kepada-Nya. Namun nyatanya, mereka berlaku tidak setia dengan melawan kehendak-Nya sehingga mendukakan Roh Kudus-Nya (ayat 10). Beruntung kasih setia Tuhan yang dulu mereka nikmati (ayat 11-14) tidak pernah benar-benar diangkat dari mereka. Oleh karena itu, mereka berani berseru kepada-Nya serta memanggil Tuhan sebagai Bapa dan Penebus (ayat 16) agar Ia bersegera menolong mereka (ayat 15-19). Dinamika kehidupan anak-anak Tuhan mirip dengan jatuh bangunnya umat Israel. Kita begitu mudah melupakan anugerah Tuhan dan melakukan perbuatan yang mendukakan Roh Kudus. Kadang kala Allah terpaksa menghukum kita dengan mengizinkan penderitaan menerpa kita. Puji syukur kepada Tuhan, kasih setia-Nya tidak pernah berubah. Ia tetap mengasihi kita, menyertai kita, dan membela kita terhadap perlakuan tidak benar dari musuh-musuh kita. Ingatlah! Sahabat, betapa indah mengingat kebaikan Allah bagi umat. Niscaya tak akan putus-putus kita mengagumi kuasa-Nya yang begitu hebat. Namun alangkah baiknya bila ingatan itu muncul bukan ketika kita sedang ditegur Allah akibat dosa yang kita lakukan, lalu kita mengenang masa-masa indah berjalan bersama Tuhan. Ingatan akan kemurahan dan kasih karunia Allah seharusnya mendorong kita untuk merespons dengan tetap setia beriman dan taat kepada-Nya, sebagaimana Ia juga setia memelihara dan menyertai kita. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Yayasan Christopherus merupakan yayasan interdenominasi. Melayani bersama-sama gereja dan untuk gereja-gereja. Pelayanannya bersifat holistik, bersifat utuh. Melayani bidang rohani, namun juga melayani bidang diakonia dan beasiswa. Dukunglah pelayanan Christopherus dengan doa, karya, daya, usaha, dan dana. (pg)
RASA CUKUP: MUTIARA yang paling BERHARGA
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita memiliki Tuhan yang mendidik kita untuk bisa mengedepankan rasa cukup. Sahabat, sesungguhnya setiap hari ada cukup banyak orang dipusingkan oleh kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi sekarang ini semua harga kebutuhan pokok bergerak naik. Yah… selama kita hidup di dunia, memenuhi kebutuhan hidup, baik itu makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya, adalah hal-hal yang menjadi menu kita sehari-hari. Itulah sebabnya hampir semua orang bekerja keras membanting tulang untuk dapat memenuhi setiap kebutuhannya. Ketika saya tanya “Kapan kamu merasa cukup?”, seorang teman sepelayanan yang masih muda menjawab, “Kalau bisa dapat honor sedikit lebih besar lagi”. Rasa cukup merupakan mutiara yang paling berharga. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi (Filipi 4:10-20) memberi kita pelajaran berharga soal rasa cukup. Sahabat, Rasul Paulus tidak hanya sekadar bicara saja, karena dia sendiri juga mengalami. Paulus berkata, “… sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. …” (ayat 11-12). Paulus ingin mengatakan bahwa rasa cukup bukan dibawa sejak lahir, ataupun sesuatu yang mudah dilakukan. Paulus tahu bagaimana rasanya mengalami kelimpahan maupun kekurangan. Dia tahu bagaimana rasanya tidak mampu membayar besarnya biaya perjalanan pelayanannya, dia tahu bagaimana rasanya kelaparan, dia tahu bagaimana rasanya tidak ada uang yang tersisa lagi. Kemurahan hati jemaat di Filipi kepada Paulus telah berjalan cukup lama. Dalam Kisah Para Rasul 16 dan 17, kita dapat membaca bagaimana Rasul Paulus mengabarkan Injil di Filipi, lalu pindah ke Tesalonika dan Berea. Sejak saat itu, jemaat Filipi telah memberikan dukungan dana kepada Paulus. Maka tak heran, jemaat Filipi mendapat tempat istimewa di hati Paulus (ayat 15 dan 16) Sahabat, kemurahan hati jemaat Filipi membuat Paulus bersuka cita, bukan demi dirinya sendiri, tapi justru demi jemaat Filipi sendiri. Kemudian ia memakai kata-kata yang mengubah pemberian jemaat Filipi itu menjadi suatu pengurbanan bagi Allah. Ia menyebutnya suatu persembahan yang harum. Itu merupakan suatu frasa yang umum dalam Perjanjian Lama untuk suatu pengurbanan yang berkenan kepada Allah (ayat 17 dan 18). Pernyataan Paulus, “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus “ (ayat 19) merupakan ayat favorit bagi banyak orang percaya. Siapa yang tidak suka kalau semua keperluan kita dipenuhi? Sahabat, sesungguhnya Paulus mau menegaskan bahwa tidak ada pemberian yang dapat membuat si pemberi menjadi lebih miskin. Kekayaan Allah terbuka bagi mereka yang mengasihi Tuhan dan sesama. Orang yang memberi akan menjadi semakin kaya karena kemurahan hatinya telah membuka jalan bagi pemberian Allah kepadanya. Ingatlah! Sahabat, Paulus mengingatkan jemaat di Filipi bahwa Allah akan melakukan apa yang tidak dapat dia lakukan. Paulus mungkin tidak bisa membalas dengan setimpal semua hal yang dilakukan mereka baginya. Namun Allahnya, yang lebih besar dari segala sesuatu, akan membalas mereka dengan berkelimpahan. Allah bisa memberikan segala keperluan mereka terus-menerus dan dengan dahsyat. Perhatikan bahwa Allah memberikan apa yang mereka perlukan, dan bukannya apa yang mereka inginkan. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Semoga Sahabat berkenan untuk menjadi anggota keluarga besar Christopherus. Mari kita bersama-sama melayani Tuhan dan sesama melalui wadah Christopherus. Mari kita dukung pelayanan Christoherus. (pg).