Sang Penolong Dalam Kesesakan. Meme Firman Hari Ini (1 Juni)
TUHAN memberi kekuatan. Meme Firman Hari Ini (31 Mei)
SYUKURI dan NIKMATI Kehidupan sebagai ORANG PERCAYA
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh sukacita karena kita memiliki Tuhan yang begitu setia memerhatikan kehidupan kita. Sahabat, pergumulan klasik yang dirasakan oleh cukup banyak orang percaya: Mengapa ada cukup banyak orang yang takut akan Tuhan mengalami berbagai kesusahan dan ditimpa masalah berat, sebaliknya orang-orang yang tidak peduli dengan Allah sepertinya aman-aman saja, bahkan menikmati berbagai kemujuran? Sejak zaman dahulu sampai sekarang, ada cukup banyak orang percaya merasa iri hati kepada orang fasik yang hidupnya sepertinya penuh dengan kemakmuran dan kenyamanan. Begitu pula dengan Pemazmur dalam Mazmur 73:1-28. Ia hampir terpeleset karena cemburu melihat kehidupan orang fasik yang menambah harta benda dan senang selamanya (ayat 12). Sahabat, lalu apa yang harus kita lakukan ketika jatuh pada pemikiran yang sama dan tergoda untuk hidup seperti orang fasik? Seperti Pemazmur, kita harus terus berpegang pada Tuhan, walaupun kita tidak mengerti dan hati kita belum dapat menerimanya. Pemazmur mengatakan bahwa meski hatinya terasa pahit dan buah pinggangnya tertusuk-tusuk rasanya; meski merasa dungu dan tidak mengerti, ia tetap di dekat TUHAN (ayat 21-23). Perikop yang kita selidiki, pelajari dan renungkan pada hari ini merupakan mazmur pujian Asaf. Ia, penulis banyak Mazmur, seorang kepala pemimpin pujian yang diangkat Raja Daud (1 Tawarikh 16:5), juga bergumul dengan kenyataan ini. Ia memerhatikan kejayaan orang-orang fasik dengan banyak kemujuran (ayat 3-b), sehat-sehat (ayat 4), tidak mengalami kesusahan (ayat 5). Karenanya mereka menjadi sombong dan terus dalam kejahatan mereka (ayat 7-9), bahkan mengira Allah tidak mengetahuinya (ayat 11). Sahabat, Asaf, seorang yang berhati tulus dan mengandalkan Tuhan (ayat 13), mulai ragu akan imannya. Ia merasa kesetiaannya sia-sia belaka (ayat 13), dan ia nyaris tergelincir (ayat 2). Namun Asaf memutuskan setia dan tetap mencari Allah (ayat 17), serta berpegang kepada-Nya, sekalipun banyak hal tak dipahaminya (ayat 22-23). Ia berserah pada tuntunan Allah yang membawanya pada kemuliaan (ayat 24). Ia sadar bahwa miliknya yang paling berharga adalah Allah yang kekal (ayat 25-26). Ia pun mengerti bahwa situasi makmur dan mujur yang mereka alami itu bersifat sementara, suatu jerat, karena mereka ada di tempat-tempat licin (ayat 18-a), serta akan berakhir dalam kehancuran dan kebinasaan (ayat 18b-20). Sahabat, sekalipun kita menghadapi banyak hal sulit yang tidak kita mengerti, seperti Asaf, hal terbaik yang perlu kita lakukan adalah mendekat kepada Allah dan menjadikan-Nya tempat perlindungan kita (ayat 28). Ingatlah! Sahabat, kehidupan orang percaya selalu penuh dengan tantangan, termasuk tantangan dari dalam diri sendiri yang cenderung untuk mudah iri hati kepada orang yang dapat mereguk kenikmatan dan kelimpahan duniawi. Sesungguhnya kebahagiaan yang sejati hanya dapat diperoleh dalam Tuhan, dan bukan dalam apa yang ditawarkan dunia. Tidak perlu iri terhadap orang lain, syukuri dan nikmati kehidupan kita sebagai orang percaya yang diberkati oleh penyertaan Tuhan. Maukah Sahabat dan saya melakukannya. Tuhan memberkati Sahabat dengan keluarga. (pg)
Sambutlah UNDANGAN YESUS
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh ketenangan karena kita memiliki Tuhan yang sangat peduli dengan segala pergumulan hidup kita. Sahabat, ketika sedang menulis renungan ini, saya dikejutkan dengan berita yang saya terima dari kerabat dan sahabat yang berdomisili di Kudus. Di Kudus saat ini terjadi lonjakan yang sangat drastis orang-orang yang terinfeksi Covid – 19. Semula yang terinfeksi sekitar 60 orang setiap hari, saat ini mencapai sekitar 480 orang setiap hari. Maka saat ini semua akses untuk masuk ke Kudus untuk sementara waktu ditutup. Selain itu dua tempat wisata religi juga ditutup. Tentu masyarakat yang tinggal di kota Kudus saat ini menjadi gelisah, takut, dan khawatir karena orang yang terinfeksi Covid-19 terus bertambah. Untuk wilayah Jawa Tengah lonjakan Covid-19 bukan hanya di Kudus saja, tapi juga di Sragen, Wonogiri, dan Karanganyar. Sahabat, ketika saat ini beban hidup semakin menindih, dengarlah undangan dari Tuhan kita Yesus Kristus, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Matius 11:28-30) Mungkin ada diantara pembaca yang bingung, kata-Nya Yesus mau memberi kelegaan, mengapa justru Tuhan Yesus minta kita memikul kuk dan beban-Nya? Betul, tapi Yesus memberikan jaminan yang melegakan bahwa kuk dan beban-Nya itu ringan. Lalu apa yang dimaksud dengan kuk dan beban oleh Yesus? Kuk melambangkan ketundukan dan ketaatan kita. Dengan demikian memikul kuk-Nya berarti tunduk dan taat kepada perintah-Nya. Sedangkan yang dimaksud dengan beban adalah perintah. Beban-Nya ringan karena kita tidak memikulnya seorang diri; Roh Kudus akan menyertai, menolong, dan memberi kita kekuatan untuk melakukannya (Yohanes 14:16). Selain itu beban-Nya ringan karena tidak melebihi kekuatan dan kemampuan kita (1 Korintus 10:13). Beban-Nya ringan karena tidak akan melukai dan melumpuhkan kita, tetapi justru mendatangkan kelegaan dan ketenangan jiwa. Jadi, jalanilah hari-hari dengan ketundukan dan ketaatan pada pimpinan-Nya karena kita jugalah yang akan menikmati hasilnya. Bukannya mati tertimpa beban, kita malah akan dihidupkan karenanya! Sahabat, kita tidak mampu memikul beban hidup sendirian, maka Rasul Petrus memberi nasihat, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7). Bahkan Tuhan sendiri telah berjanji, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5-b). Karena itu kuatkan diri dan tetaplah percaya kepada Tuhan Yesus! Keadaan dunia ini boleh saja berubah, tetapi kita punya Tuhan yang tidak pernah berubah: kuasa, kasih, kemurahan dan kebaikan-Nya tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibrani 13:8). Tuhan Yesus tetaplah sebagai jalan dan kebenaran dan hidup bagi orang percaya. Ingatlah! Sahabat, tidur memang akan mengistirahatkan tubuh kita tetapi tidak dapat mengistirahatkan jiwa kita. Hanya ada satu Pribadi yang bisa mengistirahatkan jiwa: Tuhan Yesus. Hanya Dia yang bisa memberi kita ketenangan batin. Maukah Sahabat dan saya menerima undangan dari Yesus? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)
AIR MATA yang Membawa PERTOBATAN dan PEMULIHAN
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh harap. Semoga kita semua dapat mewariskan iman kita kepada generasi penerus, anak cucu kita. Sahabat, hampir pasti semua orangtua ingin meninggalkan warisan dalam bentuk harta. Semoga kita juga punya kerinduan yang kuat untuk dapat mewariskan “harta yang kekal” kepada anak cucu kita yaitu WARISAN IMAN KEPADA YESUS KRISTUS. Untuk itu saya ajak Sahabat untuk menggali berkat dari kehidupan raja Manasye yang terdapat dalam kitab 2 Tawarikh 33:1-20. Meski telah menorehkan tinta emas dalam perjalanan karirnya, namun dalam kehidupan keluarganya, Hizkia bisa dikatakan kurang berhasil sebagai ayah karena tidak meninggalkan warisan iman kepada anaknya. Sahabat, dalam bacaan kita hari ini dikisahkan tentang anak Raja Hizkia yang bernama Manasye. Anak tersebut lahir dalam masa perpanjangan umur Hizkia selama 15 tahun. Hanya saja anak tersebut tidak mengikuti jejak ayahnya yang saleh, karena pada kenyataannya Manasye adalah raja Yehuda yang paling jahat. Sahabat, kealpaan Hizkia mewariskan iman kepada anaknya berakibat fatal: Manasye tumbuh menjadi orang yang jahat. Kejahatannya sebanding dengan orang-orang Kanaan, bahkan jauh lebih jahat dari mereka. Sebagai raja ia merasa dirinya mampu, kuat, dan punya kuasa dan harta yang melimpah. Itulah sebabnya ia tidak lagi menghiraukan firman Tuhan. Ia hidup dalam ketidaktaatan! Manasye lebih memilih mendengarkan nasihat dari penasihatnya yang jahat dan menuruti rakyatnya daripada mendengarkan nasihat dari nabi Tuhan. Lebih keji lagi, Manasye mendirikan bukit-bukit pengorbanan kepada dewa-dewa. Tidak hanya itu, ia juga rela mengorbankan anak-anaknya sendiri sebagai persembahan kepada Baal. Sungguh hati Manasye sudah benar-benar sesat! (ayat 1-9) Sahabat, saat ditegur dan diingatkan Tuhan ia tidak bergeming, “Kemudian berfirmanlah Tuhan kepada Manasye dan rakyatnya, tetapi mereka tidak menghiraukannya. Oleh sebab itu Tuhan mendatangkan kepada mereka panglima-panglima tentara raja Asyur yang menangkap Manasye dengan kaitan, membelenggunya dengan rantai tembaga dan membawanya ke Babel.” (ayat 10-11). Manasye benar-benar dipermalukan! Meski demikian Tuhan panjang sabar dan penuh kasih. Tuhan tetap mengasihi umat-Nya. Maka supaya tidak terlalu jauh tersesat dengan terpaksa Tuhan akhirnya menghukum Manasye. Tujuannya bukan untuk menghancurkan tetapi supaya bangsa ini bertobat. Maka dalam keadaan terjepit itulah Manasye baru menyadari kesalahannya. Ia datang kepada Tuhan dan minta pengampunan. Mendengar kesungguhan hati Manasye akhirnya hati Tuhan pun luluh. Tuhan pun melepaskan dia dari tangan raja Asyur. Lalu Manasye mulai hidup dalam pertobatan dengan menghancurkan dewa-dewa baal; patung-patung dan bukit-bukit pengorbanan pun dimusnahkannya. Akhirnya Manasye mengalami pemulihan. Ingatlah! Sahabat, TUHAN acap kali mengizinkan datangnya badai sebagai “shock therapy” yang bertujuan menyadarkan segala kejahatan kita. Namun Tuhan memerhatikan derita kita. Seruan hati dan tangisan penyesalan akan kesalahan-kesalahan kita diperhatikan-Nya. Ada kekuatan dibalik tetesan air mata kita di hadapan Tuhan! Air mata yang membawa pertobatan dan pemulihan. Setiap tetesan air mata kita ditampung-Nya! Dia adalah Bapa yang baik yang menyediakan pengampunan dan melupakan segala pelanggaran-pelanggaran kita. Dengan kasih-Nya, Ia memulihkan keadaan kita. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg).
Aku hendak bersyukur kepada Allah. Meme Firman Hari Ini (30 Mei)
Petunjuk Arah Hidup. Meme Firman Hari Ini (29 Mei)
Jangan berbicara di telinga orang bebal. Meme Firman Hari Ini (28 Mei)
Nikmati KEHADIRAN dan PERTOLONGAN Allah
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur. Kita patut bersyukur karena Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, tapi roh yang membangkitkan kekuatan (2 Timotius 1:7). Sahabat, ketakutan adalah tanggapan emosi terhadap ancaman, suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Dari sudut psikologi ketakutan adalah wajar, salah satu emosi dasar manusia selain kebahagiaan, kesedihan dan kemarahan. Sesungguhnya ketakutan baru akan menjadi masalah besar bila dibiarkan berlarut-larut mencengkeram hati dan pikiran kita. Karena ketika kita terus dikuasai oleh ketakutan, maka sukacita dan damai sejahtera akan ramai-ramai hengkang dari kita. Sahabat, situasi hidup penuh ketakutan itu dialami oleh bangsa Israel ketika berada di pembuangan. Mereka sampai kehilangan harapan karena penderitaan yang mereka alami. Dalam situasi penuh ketakutan dan kehilangan harapan tersebut, Allah mengingatkan bahwa mereka adalah umat kepunyaan-Nya. Allah menyatakan kembali kehadiran-Nya, menguatkan hati, membangun kembali harapan dan membebaskan mereka dari ketakutan melalui firman-Nya yang disampaikan oleh nabi Yesaya, “… hai Israel, hamba-Ku, hai Yakub, yang telah Kupilih, keturunan Abraham, yang Kukasihi; engkau yang telah Kuambil dari ujung-ujung bumi dan yang telah Kupanggil dari penjuru-penjurunya, Aku berkata kepadamu: “Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau”; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” (Yesaya 41:8-10) Selanjutnya Allah berkata kepada mereka supaya jangan takut dalam penderitaan yang mereka alami karena Allah yang akan menolong mereka. Kehadiran dan pertolongan yang Allah berikan adalah wujud komitmen Allah kepada umat-Nya, “… Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: ‘Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau.’” (Yesaya 41:13). Sahabat, setelah kita belajar dari pengalaman bangsa Israel, kita tidak akan lagi merasa takut terhadap apapun yang datang menyerang kita. Kita akan menjadi seperti Daud yang berkata dengan penuh keyakinan, “Kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” (Mazmur 56:5). Ini merupakan kesaksian yang mengagumkan dari orang yang sungguh-sungguh mempercayai Allah. Terlepas dari apa yang terjadi, Daud akan tetap percaya pada Allah karena ia mengetahui dan mengerti kuasa Allah. Ingatlah! Sahabat, karena rasa takut yang begitu besar, kita sering kali melupakan kehadiran Allah dalam hidup kita. Padahal, hal itulah yang justru semakin memupuskan harapan kita. Karena itu, genggamlah dengan penuh keyakinan bahwa Allah selalu hadir bagi kita dan tangan-Nya selalu menggenggam kita untuk memberikan pertolongan. Karena Dia adalah Allah kita, dan kita adalah umat-Nya. Maukah Sahabat dan saya untuk senantiasa ingat bahwa Allah selalu hadir dalam segala pergumulan hidup kita? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)