TUHAN SANGGUP MEMULIHKAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat. Hidup orang percaya ialah hidup oleh anugerah demi anugerah. Anugerah terbesar yang kita peroleh ialah pengampunan dosa dan hidup yang kekal. Sahabat, jika kita dapat menjalani hari-hari hingga detik ini dan bisa menikmati berkat-berkat-Nya,  itu semua  karena anugerah-Nya semata.  Kalau bukan karena tangan Tuhan yang menuntun dan menopang, kita pasti tidak memiliki kesanggupan untuk menjalani dan melewati hari-hari yang berat saat ini.  Karena itu kita pun harus berkeyakinan bahwa di hari-hari mendatang Tuhan pasti tetap menyertai dan terus melanjutkan perbuatan baik-Nya atas kita.   Saat ini dunia dipenuhi dengan goncangan-goncangan.  Goncangan tidak hanya melanda satu bidang kehidupan saja tapi hampir di semua aspek kehidupan.  Akibatnya banyak orang menjadi mudah frustasi, kecewa dan putus asa.  Sahabat, untuk itu hari ini kita akan belajar dari pengalaman umat Israel yang menerima anugerah Tuhan yang terdapat di kitab Mazmur 126:1-6. Sahabat, pernahkah kita punya pengalaman, ketika kita berdoa untuk satu kebutuhan atau satu impian dan kemudian Tuhan mengabulkan permohonan tersebut, kita merasa seakan sedang mimpi saja, padahal suatu kenyataan, “Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.” (ayat 1). Itulah yang dialami umat Israel yang dimerdekakan dari perbudakan Babel. Bahkan yang diizinkan pulang kembali ke Yerusalem untuk membangun hidup yang baru. Justru bangsa-bangsa lain dengan tulus mengakui bahwa Tuhan memang telah melakukan perkara besar terhadap umat-Nya, “TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” (ayat 2-b) Bahkan akhirnya umat Israel dapat menanggapi anugerah Tuhan tersebut dengan tepat,  “TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.” (ayat 3) Sahabat, hal itu tidak berarti masalah sudah selesai. Justru penderitaan dan kerja keras menanti. Di Yerusalem, umat yang pulang menghadapi tantangan. Tembok Yerusalem perlu diperbaiki, bait Allah perlu dibangun. Tantangan lain datang dari para musuh yang iri akan kemujuran mereka, dan berupaya dengan segala cara untuk menghalangi kemajuan mereka. Oleh karena itu mereka berdoa, “Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!” (ayat 4) Kemudian Tuhan membangkitkan para nabi untuk membangunkan semangat mereka untuk terus bersemangat untuk berjuang dan bersandar penuh pada kasih setia Tuhan. Syukur di masa-masa yang sulit tersebut mereka semakin mendekat dan melekat kepada Tuhan, sebab seberat dan seburuk apa pun keadaan kita Tuhan sanggup memulihkan.  Ia memiliki rancangan terbaik bagi setiap umat-Nya yang mau datang kepada-Nya,  “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.”  (ayat 5-6).Ingatlah! Sahabat, memang, agar tanah dapat menumbuhkan hasil, perlu diolah lebih dahulu, lalu perlu ditaburi benih, disiram dan diberi pupuk. Semua kerja keras yang melelahkan, bahkan tidak jarang disertai ratap tangis, terutama kalau alam tidak mendukung, hama justru menyerang. Akan tetapi, belajar dari sejarah kasih setia Tuhan,  Pemazmur yakin bahwa upaya itu tidak akan sia-sia karena anugerah Tuhan terus menerus diberikan. Apakah Sahabat dan saya punya keyakinan yang sama? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

JAGALAH PENGHARAPAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh pengharapan karena kita sebagai orang percaya tidak hanya hidup karena melihat tapi juga karena percaya. Sahabat, harapan adalah hal yang penting dalam hidup. Dengan harapan orang mampu bertahan untuk hidup. Harapan menggerakan tubuh kita untuk mencari pertolongan dan jalan keluar. Harapan membuat kita mampu melangkah sesakit apapun kaki kita. Harapan membuat tangan kita terulur lebih jauh untuk meraih yang terbaik. Pada saat-saat tertentu, kadang Tuhan mengizinkan kita mengalami situasi-situasi yang dapat membuat kita hampir putus asa. Penyebabnya mungkin  hasil pemeriksaan medis yang buruk, pemutusan hubungan kerja yang mendadak, atau keretakan hubungan dengan pasangan hidup.  Namun, ketika kehidupan berusaha menghempaskan kita, masih ada harpan. Kita masih bisa memandang kepada Allah, karena Dia masih berkuasa di atas takhta-Nya! Berbicara mengenai pengharapan, mari kita menggali berkat dari Roma 12:12, “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Roma agar mereka bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan dan berdoa dengan tekun. Sahabat, bagi orang percaya, bersukacita dalam pengharapan dapat dimaknai: Jangan sedih, jangan bersusah hati, jangan gelisah, jangan khawatir, jangan bimbang dan jangan bosan dalam menanti terwujudnya pengharapan di dalam Yesus Kristus. Bergembiralah! Beriang-rianglah! Bersukacitalah! Karena bersama Tuhan Yesus, pengharapan akan menjadi kenyataan! Karena bagi Tuhan Yesus tidak ada yang mustahil. Semua akan mewujud! Bersama Tuhan, bersukacita dalam pengharapan akan membawa seseorang menikmati kasih karunia-Nya tepat pada waktu-Nya. Sahabat, oleh sebab itu, sabarlah dalam kesesakan! Jangan terburu-buru! Jangan tergesa-gesa! Jangan kemrungsung! Jangan cepat menyerah! Tetaplah tegar!  Jangan sedih meski kamu dalam belenggu kekecewaan, walau kamu dalam himpitan kesusahan. Tetaplah sabar meski kamu menderita sakit dan tidak kunjung sembuh, meski masalah dalam keluargamu tidak mudah terurai. Tetaplah berdoa dan berdoa. Nantikan penyertaan dan pembelaan-Nya. Teruslah berdoa sampai Tuhan bertindak. Tuhan akan melimpahkan bagimu damai sejahtera, sukacita dan keselamatan yang sungguh menakjubkan. Lebih lanjut, Rasul Paulus mendoakan orang-orang percaya di Roma. Dalam doanya, Rasul Paulus memohon kepada Allah, semoga Allah yang menjadi sumber pengharapan, memenuhi mereka dengan penuh sukacita dan damai sejahtera. Rasul Paulus memohon kepada Allah, supaya mereka dikuatkan oleh Roh Kudus sehingga pengharapan mereka berlimpah-limpah (Roma 15:13). Ingatlah! Sahabat, berbahagialah orang yang bersukacita dalam pengharapan, berpanjang sabar dalam kesesakan dan bertekun dalam doa, karena Tuhan akan melimpahkan kepadanya kasih karunia-Nya tepat pada waktu-Nya. Berbahagialah orang yang bersukacita, sabar dan tekun berdoa dalam pengharapan karena kepadanya akan diberikan sukacita dan damai sejahtera yang berkelimpahan. Berbahagialah orang yang menaruh penuh pengharapan kepada-Nya, karena ia akan memperoleh bagian dalam Kerajaan Surga. Amin. (pg).

MEMPRIORITASKAN TUHAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena setiap pagi  mengawali perziarahan kita dengan mencari wajah Tuhan melalui doa dan pembacaan sabda. Sahabat, dalam buku biografinya yang berjudul “Menyibak Misteri Rencana Allah” bapak Pdt. Mesach Krisetya bercerita bahwa ketika dia mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka satu persatu Tuhan menambahkan hal-hal yang dia mimpikan dan butuhkan. Di usianya yang ke-69, Tuhan menambahkan: Dia dikukuhkan sebagai seorang Profesor di bidang Konseling dan Teologi Pastoral. Sahabat, benarkah pagi merupakan saat yang tepat untuk mencari wajah Tuhan dan bersekutu dengan-Nya? Hari ini kita akan menimba dari pengalaman Daud, “TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.”  (Mazmur 5:4) Bagi Daud, pagi hari merupakan waktu yang tepat untuk berseru kepada Tuhan dan mendengarkan suara-Nya. Saat pagi pikiran masih segar dan belum terbebani berbagai macam persoalan.  Jika kita mengawali setiap hari bersama Tuhan, mencari wajah-Nya, mencari kehendak-Nya dan membangun persekutuan yang karib dengan Dia, apa pun tantangan yang datang, seberat bagaimana pun situasi yang kita hadapi, kita pasti sanggup mengatasinya karena Tuhan beserta kita dan Tuhan menolong kita. Sahabat, itulah yang dilakukan Daud yaitu mencari Tuhan dan mengatur persembahan setiap pagi sebagai pertanda bahwa ia mengutamakan Tuhan dan menjadikan Dia prioritas utama dalam hidupnya.  Selain itu, Daud juga tidak lupa memersembahkan puji-pujian bagi Tuhan,  “… pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.” (Mazmur 59:17).  Itulah sebabnya Daud dikenal sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan. Bahkan Allah sendiri yang menyatakan, “Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.”  (Kisah Para Rasul 13:22-b). Tuhan Yesus memberi resep hidup yang berbuah:  ” …carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”  (Matius 6:33). Bila semua orang percaya menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidupnya, baik itu dalam hal waktu, tenaga, pikiran, materi atau segala yang dimilikinya, maka pekerjaan Tuhan akan semakin meluas dan semakin dahsyat, Injil akan semakin dapat menjangkau jiwa-jiwa di belahan bumi mana pun dan semakin banyak orang percaya yang dapat menjalankan tugasnya sebagai penjala jiwa secara maksimal, sehingga banyak jiwa dimenangkan dan diselamatkan, dan nama Tuhan semakin ditinggikan dan dipermuliakan. Ingatlah! Sahabat, berdasarkan pengalaman Daud dan bapak Pdt. Mesach Krisetya sesungguhnya, kunci  hidup yang berbuah yaitu menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama. Menjadikan kebenaran firman Tuhan sebagai dasar dari segala sesuatu yang akan kita lakukan. Selalu menempatkan ketaatan pada kehendak Tuhan di atas segalanya. Selalu menjaga fokus tujuan hidup kita pada kemuliaan nama Tuhan. Apakah Sahabat dan saya mau melakukannya? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg).

BEKERJA dengan SEPENUH HATI

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh semangat, Segala sesuatu yang dijumpai tangan kita untuk dikerjakan, kita kerjakan dengan sepenuh hati karena kita menyadari bahwa yang menjadi tuan kita yang sesungguhnya adalah Tuhan. Sahabat, setujukah kamu dengan pendapat bahwa  tingkat keseriusan bekerja itu berbanding lurus dengan upah yang mereka dapatkan? Ada  beberapa orang teman saya  berkata bahwa mereka  bekerja ala kadarnya, karena apa yang mereka peroleh sebagai upah menurut mereka terlalu kecil, di bawah UMR.  Saya mengerti, orang akan lebih termotivasi jika mereka mendapatkan upah yang memadai, apalagi jika disertai insentif. Sesungguhnya pekerjaan apapun, selama pekerjaan itu baik dan benar, lakukanlah sungguh-sungguh seperti kita melakukannya untuk Tuhan, Nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”  (Kolose 3:23) Sahabat, nasihat Rasul Paulus memberi penekanan  bahwa apa pun yang kita lakukan, kita harus melakukannya seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Tuhanlah yang harus menjadi pusat dan tuan dari segala sesuatu yang kita lakukan. Karena itu, kita harus bekerja demi menyenangkan Tuhan. Yakinlah jika dalam hidup kita punya motivasi yang benar, etos kerja yang baik, dan segala sesuatu kita kerjakan dengan sepenuh hati, maka bonus, promosi, insentif, dan lain-lain akan mengikuti. Mari kita sekarang akan melihat ayat sebelumnya dan ayat sesudahnya. Ayat sebelumnya berkata, “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.” (Kolose 3:22). Sahabat, Rasul Paulus dengan jelas mengatakan bahwa  kita diminta untuk menaati yang menjadi tuan, pimpinan, atau atasan kita. Kita diharapkan punya loyalitas yang total dan tinggi, berdasarkan takut akan Tuhan. Kita taat dan menghormati mereka, baik ketika di depan maupun di belakang mereka. Motivasi kita melakukan semua hal tersebut karena kita takut kepada Tuhan. Sedangkan ayat sesudahnya berkata, “Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” (Kolose 3:24). Jelas sekali Paulus menyampaikan bahwa jika kita telah melaksanakan apa yang dia sampaikan di ayat 22 dan 23, maka upah yang menjadi bagian kita akan disediakan Tuhan bagi kita masing-masing. Sahabat, sesungguhnya semua pekerjaan yang Tuhan percayakan kepada kita merupakan berkat yang luar biasa,  tidak perduli kecil atau besar. Ketika kita bisa dipercaya dengan pekerjaan yang kecil,  maka Tuhan pun sanggup memercayakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi.. Saya ingat dengan quote yang ditulis oleh Martin Luther King, Jr., “Jika seseorang dipanggil untuk menjadi penyapu jalan, dia harus menyapu jalan seperti Michelangelo melukis, atau Beethoven menggubah musik, atau Shakespeare menulis puisi. Dia harus menyapu jalan dengan baik sehingga semua penghuni surga dan bumi akan berhenti sejenak untuk berkata, ‘Di sini tinggal seorang penyapu jalan yang hebat yang melakukan pekerjaannya dengan baik.’” Ingatlah! Sahabat, jadi, apa pun pekerjaan kita, lakukanlah dengan sepenuh hati untuk menyenangkan Tuhan. Pada akhirnya Tuhan akan memberikan bagian yang telah ditentukan-Nya untuk kita. Dia menghargai orang yang selalu memberi yang terbaik dalam segala keadaan dan situasi. Hanya orang-orang yang menjadikan Tuhan sebagai tuan atas hidupnya yang dapat melakukannya. Maukah Sahabat dan saya melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

MENCARI dan MENAATI KEHENDAK TUHAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh harap semoga rancangan Tuhan semakin menjadi dalam hidup kita. Sahabat, pengalaman hidup saya bercerita bahwa tidak mudah untuk mengenali dan mengetahui kehendak atau rancangan Tuhan dalam hidup kita. Tapi sesungguhnya lebih sulit lagi untuk kita bisa menjalankan atau menaati kehendak atau rancangan Tuhan dalam hidup kita. Sahabat, dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita dihadapkan pada masalah atau situasi sulit, kita harus membuat sebuah keputusan atau pilihan.  Timbullah pertanyaan bagaimana caranya mengerti apakah ini kehendak Tuhan atau bukan?  Bapak Pdt. Stephen Tong berkata, “Mungkinkah manusia mengenal kehendak Allah? … Allah tidak akan menyatakan pimpinan kehendak-Nya kepada mereka yang tidak berniat taat. Jikalau Saudara tidak berniat untuk taat kepada Tuhan, … Dia tidak akan memberitahukan kepada Saudara apa yang harus Saudara jalankan. Di dalam Allah, ada anugerah yang diberikan secara cuma-cuma, tetapi tidak dijual murah”. Sahabat, mari kita telaah pernyataan bapak Pdt. Stephen Tong di atas melalui refleksi kita dari Mazmur 143:1-12 Dalam tradisi Kristen, Mazmur 143 disebut sebagai mazmur pengakuan dosa (bersama dengan Mazmur 6, 32, 38, 51, 102, 130). Sebenarnya nada pengakuan dosa hanya terdapat pada ayat 2b, “… sebab di antara yang hidup tidak seorang pun yang benar di hadapan-Mu.” Selebihnya mazmur ini merupakan mazmur ratapan. Yang menarik juga adalah mazmur ini merupakan mazmur ratapan yang terakhir dari kumpulan 150 mazmur. Sahabat, apa sebenarnya yang menjadi pergumulan Daud? Ayat 3, 9, 12 menjelaskan bahwa Daud sedang menghadapi musuh yang mengejar dirinya dan hendak membinasakannya. Namun mazmur ini tidak menjelaskan siapa musuh yang ia maksud. Daud menaikkan doa permohonannya karena keadaannya yang sangat terjepit. Semangatnya sudah habis (ayat 4b dan 7a) dan ia merasa ditinggalkan sendirian dalam keadaan hampir mati (ayat 7b). Di tengah permohonan yang begitu mendesak, Daud mengingat pada kasih setia Tuhan yang sudah pernah ia alami (ayat 5-6). Hal itulah yang membuat Daud belum kehilangan asa sepenuhnya. Ia memohon agar kasih setia Tuhan boleh sekali lagi ia alami dan ia ingin mengetahui kehendak-Nya (ayat 8). Bahkan ia bertekad untuk melakukan kehendak-Nya (ayat 10). Daud meminta agar Tuhan mengajar dirinya bagaimana hidup menurut petunjuk Tuhan supaya hidupnya berkenan kepada-Nya (ayat 8b, 10-11). Sahabat, untuk mencari kehendak Tuhan kita tidak bisa hanya mengandalkan nalar  dan logika saja, tetapi butuh kepekaan rohani.  Bagaimana caranya?  Melatih lutut kita bertelut untuk berdoa dan melatih kita berdisiplin melalui pembacaan sabda. Itulah cara jitu untuk melatih kepekaan rohani kita.  Itulah harga yang harus kita bayar!  Yesaya berkata,  “Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.”  (Yesaya 50:4b).  Ingatlah! Sahabat, kalau kita berusaha dengan sungguh mencari kehendak Tuhan dan bertekad untuk menaatinya,  maka Tuhan pun tidak pernah kehilangan cara untuk menyatakan kehendak-Nya dalam kehidupan kita, sebab keinginan Tuhan untuk menyatakan kehendak-Nya,  jauh lebih besar daripada keinginan kita untuk mencari kehendak-Nya,  “Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.”  (2 Tawarikh 16:9a). Maukah Sahabat dan saya melakukannya? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)