KAWAN YANG DIHAPUSKAN CELANYA
Eddie Koiki Mabo, seorang pria Aborigin – Australia yang sepanjang hidupnya berjuang menghapus ketidakadilan terhadap sukunya: Torres Strait Islanders. Hukum kolonial menolak mengakui hak tanah adat sebagai tanah milik mereka sendiri. Mereka ditinggalkan dalam cela ketidakadilan dan penyangkalan hak. Eddie tidak tinggal diam. Ia memimpin perjuangan hukum yang panjang untuk membuktikan bahwa mereka memiliki hak atas tanah warisan mereka. Meskipun Eddie meninggal sebelum kemenangannya, namun Mahkamah Tinggi Australia akhirnya mengakui hak tanah adat sukunya dalam Keputusan Mabo tahun 1992. Dengan keputusan ini, cela penjajahan dan penyangkalan hak mereka akhirnya dihapuskan. Dalam Yosua 5:9 Tuhan berkata kepada Yosua bahwa “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu.” (Yosua 5:9). Cela ini bukan sekadar hinaan dari orang Mesir, tetapi juga rasa hina yang mereka rasakan akibat perbudakan selama bertahun-tahun. Tuhan tidak hanya membawa mereka keluar dari Mesir, tetapi juga memulihkan harga diri mereka sebagai umat pilihan. Sering kali dalam hidup, kita juga membawa cela masa lalu: kegagalan, dosa atau perlakuan buruk dari orang lain. Semua cela itu bisa membuat kita merasa tidak layak di hadapan Tuhan dan sesama. Namun seperti bangsa Israel, kita memiliki Allah yang berjanji menghapus cela masa lalu. Di dalam Kristus kita bukan lagi budak masa lalu, melainkan sahabat Tuhan yang dihormati dan dikasihi. Jika Tuhan menerima kita tanpa cela, mari kita belajar menerima setiap orang dengan kecelaan mereka masing-masing. Setiap orang memiliki luka dan cela masa lalu tetapi Tuhan tidak melihat kita berdasarkan kegagalan kita melainkan sebagai sahabat yang layak dikasihi. Bila Tuhan menerima kita seutuhnya maka kita pun terpanggil menjadi alat Tuhan untuk menolong orang lain bangkit dari belenggu masa lalu mereka. Ingatlah bahwa : “Bukan masa lalu yang menentukan siapa kita, tetapi bagaimana kita bangkit dari masa lalu dan membentuk masa depan kita.”