Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena bagaimana pun keadaan kita, kita tetap beriman kepada Tuhan Yesus. Sahabat, sejak Sekolah Minggu sampai saat ini, salah seorang tokoh di Alkitab yang saya kagumi, Ayub. Dia kehilangan segala sesuatu, bahkan istrinya  pun meninggalkan dirinya. Ayub telah kehilangan segala-galanya. Dalam kesendiriannya tersebut, ia berhasil melewati pergumulan hidup dan bahkan dibenarkan oleh Tuhan.

Sahabat, saya ajak untuk menggali berkat dari tulisan Asaf yang ada di Mazmur 73:1-28.  Asaf,  penulis banyak Mazmur, seorang kepala pemimpin pujian yang diangkat Raja Daud (1 Tawarikh 16:5).Seorang pemimpin musik di Bait Allah. Asaf sebagai seorang imam Lewi yang bertugas mengatur dan memainkan musik dan pujian di Bait Allah. Dia memainkan ceracap.

Dalam Mazmur 73 terlihat betapa pemazmur mengalami pergumulan yang sangat berat dalam hidupnya.  Awalnya ia merasa kecewa dan cemburu bila melihat kehidupan orang-orang di luar Tuhan. Ia  memperhatikan kejayaan orang-orang fasik dengan banyak kemujuran (ayat 3-b), sehat-sehat (ayat 4), tidak mengalami kesusahan (ayat 5). Karenanya mereka menjadi sombong dan terus dalam kejahatannya (ayat 7-9), bahkan mengira Allah tidak mengetahuinya (ayat 11). Asaf, seorang yang berhati tulus dan mengandalkan Tuhan (ayat 13), mulai ragu akan imannya. Ia merasa kesetiaannya sia-sia belaka (ayat 13), dan ia nyaris tergelincir (ayat 2).

Namun akhirnya Asaf memutuskan setia dan tetap mencari Allah (ayat 17), serta berpegang kepada-Nya, sekalipun banyak hal tak dipahaminya (ayat 22-23). Ia berserah pada tuntunan Allah yang membawanya pada kemuliaan (ayat 24). Ia sadar bahwa miliknya yang paling berharga adalah Allah yang kekal (ayat 25-26). Ia pun mengerti bahwa situasi makmur dan mujur yang mereka alami itu bersifat sementara, suatu jerat, karena mereka ada di tempat-tempat licin (ayat 18-a), serta akan berakhir dalam kehancuran dan kebinasaan (ayat 18b-20).

Sahabat, sekarang saya ajak untuk memerhatikan ayat 26, “Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.” Jika kata hati digabungkan dengan kata daging  maka ketika kedua-duanya lenyap berarti manusia sudah tidak memiliki apapun, mengingat daging (fisik/tubuh jasmani) dan hati (batin/pikiran) sudah habis lenyap. Jadi  tidak hanya sekadar habis atau selesai, tetapi sampai benar-benar habis tuntas dan tidak dapat dipakai lagi. Itu merujuk pada sebuah kondisi manusia yang sudah tidak memiliki apa-apa lagi, baik secara fisik maupun hati/pikiran/perasaan.

Jadi dalam bagian pertama ayat ini, Asaf sebagai penulis mazmur hendak melukiskan gambaran seseorang yang sudah tidak punya apa-apa lagi. Secara fisik ia tidak punya harta, uang, kekayaan, rumah, ternak, dan lain sebagainya. Secara non fisik, perasaannya hancur, hatinya berduka, merasa terbuang, tertolak, dan nyaris tanpa pengharapan. Mungkin orang-orang di sekitarnya juga mencemooh dan meninggalkannya. Akan tetapi, Asaf menulis bahwa sekalipun hal tersebut terjadi, Allah tetap menjadi gunung batu (kekuatan) dan bagiannya selama-lamanya.Ingatlah! Sahabat, bagaimana pun keadaan kita, biarlah kita senantiasa menjaga hubungan kita dengan Tuhan.  Saat kita semakin melekat kepada Tuhan bukan berarti keadaan kita akan langsung berubah seketika, tetapi justru kita sendiri yang akan diubahkan oleh Tuhan.  Kita akan diangkat masuk ke dalam kemuliaan-Nya.  Oleh karena itu jangan pernah iri hati kepada keberhasilan orang-orang fasik. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk mengangkat kita. (pg)   

One Comment

  1. Kristianti Kartika Widjaja

    Selamat pagi Pak Paul dan Sahabat pendukung Kristus
    Salam sehat , penuh sukacita dan pengharapan di dalam Kristus.
    Puji Tuhan , kabar baik, kita nasih bisa merenungkan sebagian dari Firman-Nya
    Haleluya …Amien …????, Tks utk Renungan Firman Tuhan pagi ini yg menyegarkan iman dan jiwa kita , karena Tuhan menjadi Gunung Batu kita , di dalam situasi apapun juga.
    Biarlah kita menjaga hubungan kita dg Tuhan supaya kita selalu mengandalkan dan makin melekat dg Dia yang sanggup memulihkan keadaan kita untuk diangkat masuk dalam api kemuluaan-Nya.
    Tuhan Yesus Memberkati kita semua….Selamat beraktivitas di dalam kasih Tuhan

Leave a Reply to Kristianti Kartika Widjaja Cancel

Your email address will not be published. Required fields are marked *