BEKERJA. Sahabat, Bob Black dalam tulisannya yang berjudul: “The Abolitition of Work” berkata: “Tidak seorangpun yang harus bekerja. Bekerja adalah sumber dari hampir semua kesengsaraan di dunia ini. Hampir semua kejahatan yang bisa Saudara sebutkan berasal dari bekerja atau dunia yang dirancang untuk bekerja. Untuk menghentikan kesengsaraan ini, kita harus berhenti bekerja.”
Dalam kebudayaan yang suka bersantai, ada cukup banyak orang yang sepenuh hati menerima pemikiran Black. Di Amerika, orang menghabiskan sekitar 50 persen dari waktu aktif mereka untuk bekerja. Apakah bekerja itu merupakan kutukan, atau memang sesuatu yang dirancang secara unik untuk dilakukan oleh manusia? Berlawanan dengan pernyataan dari Bob Black, makna dan natur manfaat dari pekerjaan justru merupakan tema besar di Alkitab.
Perihal bekerja dijelaskan di kitab Kejadian. Di pasal awal, Allah digambarkan sebagai pekerja utama; sibuk dengan penciptaan dunia (Kejadian 1:1-15). Alkitab menyatakan bahwa Allah bekerja selama enam hari dan beristirahat pada hari ketujuh. Allah adalah yang pertama kali yang melakukan pekerjaan di bumi; oleh karena itu, pekerjaan yang benar mencerminkan aktivitas Allah.
Sahabat, karena Allah itu baik, bekerja juga baik (Mazmur 25:8; Efesus 4:28). Selanjutnya, kitab Kejadian 1:31 menyatakan bahwa ketika Allah melihat hasil dari pekerjaan-Nya, Dia menyebutnya: “Sangat baik.” Allah kemudian memeriksa dan menilai kualitas pekerjaan-Nya. Ketika Ia memutuskan bahwa Dia telah melakukan pekerjaan yang baik, Dia menikmati hasilnya.
Hasil kajian Alkitab menunjukkan bahwa bekerja adalah aktivitas yang melekat kepada manusia secara hakiki sebagai suatu ciptaan. Allah, sang pencipta juga digambarkan sebagai sosok yang bekerja.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Raja-raja dengan topik: “Working is A Life Calling (Bekerja adalah Panggilan Hidup)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Raja-raja 9:10-28. Sahabat, sejak semula, panggilan hidup manusia adalah untuk bekerja. Itu sebabnya, manusia pertama ditempatkan di dalam Taman Eden dengan perintah untuk memelihara dan mengusahakannya. Dengan kata lain, boleh disebut manusia adalah pengusaha.
Menjadi pengusaha berarti bekerja, niscaya mengusahakan sesuatu agar berdaya guna dan berhasil guna. Tak ada suatu apa pun di bawah langit ini yang dapat memastikan keberlangsungan hidup manusia. Hanya karena seseorang sudah berada dalam kecukupan, misalnya, tak berarti ia dapat bersantai-santai dan berandai-andai segala miliknya tak akan habis. Sesuatu yang orang dapatkan hari ini adalah hasil usahanya selama bertahun-tahun. Ia harus terus berusaha untuk kehidupannya pada masa depan.
Sahabat, dalam konteks berusaha, Salomo dikisahkan masih terus berusaha untuk menyenangkan hati Hiram, meskipun belum sepenuhnya berhasil (ayat 12). Salomo merasa bahwa dengan memberikan 20 kota di Galilea akan menyenangkan hati Hiram. Ternyata Hiram tak senang dengan pemberian itu. Salomo sudah kaya raya, tetapi ia tidak tinggal diam. Ia masih terus bekerja keras mengusahakan banyak hal. Bukan untuk menambah kekayaan yang ia miliki, namun menjaganya agar tetap terawat baik (Ayat 15-28).
Kita perlu belajar dari Salomo dengan menghayati bahwa bekerja adalah panggilan hidup. Dengan demikian, kita dapat memiliki penghayatan yang lebih baik dan positif terhadap pekerjaan. Bekerja perlu dilihat sebagai bagian hidup yang mesti dijalani dengan gembira. Benar bahwa ketika melakukan berbagai usaha, kita menghadapi banyak kendala. Oleh karenanya, jadikanlah semua itu sebagai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman yang lebih baik dan bahkan lebih menantang.
Sahabat, kendala adalah peluang, bukan ancaman. Artinya, kita dipacu untuk melakukan berbagai terobosan yang pada akhirnya mendatangkan kebaikan bersama. Selama masih ada kesempatan untuk mengerjakan banyak hal, kerjakanlah dengan sekuat tenaga. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdsarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami tentang bekerja?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Ketika seseorang bekerja dengan sungguh-sungguh, maka tidak saja ia akan menerima upahnya di dunia ini, tetapi juga dari Tuhan. (pg).