We See what Others do not See

We See what Others do not See

VISI. Sahabat, Pengamsal berkata bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat (Amsal 29:18). Kamus Besar Bahasa Indonesia mencatat visi adalah kemampuan untuk melihat pada inti persoalan, pandangan; wawasan. Dalam kehidupan rohani, orang percaya perlu punya visi.  Jika tidak, perjalanan hidup kekristenannya akan tersendat-sendat, sulit mengalami pertumbuhan rohani yang maksimal.

Dalam komunitas orang percaya,  visi dan keinginan (cita-cita) itu jelas sangat berbeda.  Visi itu berbicara tentang sesuatu yang Tuhan taruh dalam hidup kita, karena Tuhan tahu apa yang terbaik bagi hidup kita.  Kalau keinginan dan cita-cita itu datang dan timbul dari diri sendri, sedangkan visi diperoleh dari doa kita kepada Tuhan dan jawaban Tuhan atas ketaatan kita melakukan kehendak-Nya.  

Maka kita harus lebih bersungguh-sungguh mencari kehendak Tuhan, melatih kepekaan untuk mendengar suara Tuhan melalui persekutuan yang karib dengan-Nya, sebab  TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.  (Mazmur 25:14).

 Visi mendorong kita untuk memiliki prioritas-prioritas dan membuat pilihan-pilihan hidup yang benar;  visi mendorong kita untuk memiliki semangat dan motivasi yang lebih lagi dalam melakukan segala sesuatu.  Bisa dikatakan bahwa visi sangat menentukan arah hidup seseorang.  Karena mengerti dan memahami visi yang Tuhan taruh dalam hidupnya, rasul Paulus berkomitmen: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus  (Filipi 3:13-14).

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Raja-raja dengan topik: “We See what Others do not See (Kita Melihat apa yang Orang Lain tidak Lihat)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Raja-raja 6:8-23 dengan penekanan pada ayat 17. Sahabat,  visi merupakan penglihatan akan apa yang terjadi, baik itu peristiwa, perbuatan atau tindakan, karya, maupun situasi atau keadaan lingkungan.  

Di dalam Alkitab istilah visi bersifat pewahyuan. Tuhan menyatakan kehendak dan rencana-Nya, baik itu kepada individu atau pun kelompok, khususnya kepada bangsa Israel.   Tuhan menyatakan visi-Nya bisa melalui mimpi, penglihatan atau juga melalui perantaraan nabi-nabi-Nya.  Visi juga bisa diartikan pandangan rohani.  Apa yang tidak dilihat orang lain itulah yang diwahyukan Tuhan kepada kita.  Dengan kata lain kita melihat apa yang orang lain tidak lihat.

Karena memiliki pandangan rohani, nabi Elisa dapat melihat bala tentara surgawi dengan kuda dan kereta berapi yang jumlahnya lebih banyak daripada tentara raja Aram.  Berbeda dengan pelayan Elisa yang tidak memiliki pandangan rohani  (tidak mempunyai visi yang sama), sehingga ia sangat ketakutan ketika melihat tentara Aram telah mengepung kota Dotan.  Karena itu Elisa berdoa supaya Tuhan membuka mata rohani bujangnya itu dan Tuhan pun mengabulkan doanya.  Akhirnya pelayan Elisa itu pun dapat melihat bahwa gunung itu penuh dengan tentara surga, berkuda dengan kereta berapi mengelilingi Elisa  (Ayat 17).

Begitu pula Musa, karena memiliki visi dari Tuhan,  Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah  (Ibrani 11:24-26).  Musa mampu melihat apa yang orang lain tidak mampu lihat, ia tahu bahwa  yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal  (2 Korintus 4:18). Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari Ibrani 11:24-26?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Punya visi saja tak cukup, kita harus punya kemauan, keberanian, dan  energi untuk menggapainya. (pg)

Renungan Lainnya