Unwhole Comprehension

Unwhole Comprehension

PEMAHAMAN. Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses pembuatan cara memahami.  Menurut Anas Sudijono (2011): Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai sudut.

Sahabat, apakah Allah pernah berlaku curang? Tentu tidak pernah. Sebagai Allah, pastilah Dia tidak pernah berbuat curang dan bertindak tidak adil. Akan tetapi tetap saja ada orang yang berpikir bahwa Allah berbuat curang dan tidak adil terhadap dirinya.

Pikiran atau anggapan seperti itu sering muncul pada saat seseorang mengalami penderitaan yang amat panjang. Akibatnya ia frustrasi dan menuding Allah sebagai bertindak tidak adil terhadap dirinya. Hal tersebut terjadi salah satunya karena pemahaman mereka tentang Allah tidak utuh.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Ayub dengan topik: “Unwhole Comprehension (Pemahaman yang Tidak Utuh)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Ayub 34:1 – 35:16. Sahabat, bila ketiga sahabat Ayub yang lain (Elifas, Bildad, dan Zofar) menuduh Ayub secara membabi buta (tidak berdasarkan fakta), Elihu menyerang Ayub berdasarkan perkataan Ayub sebelumnya.

Elihu  mengkritik Ayub yang beranggapan bahwa Allah salah karena telah berlaku tidak semestinya terhadap dirinya dan bahwa tidak ada gunanya hidup berkenan kepada Allah (34:5-9). Elihu membela keadilan Allah dengan mengatakan bahwa Allah tidak bisa disebut curang karena Dialah yang menopang kehidupan di bumi ini (34:10-15). Allah adalah Pemegang kekuasaan yang tidak memihak siapa pun (34:16-20). Allah itu Mahatahu, sedangkan pengetahuan Ayub amat terbatas (34:21-37).

Sahabat, sayangnya, Elihu juga membuat tuduhan yang berlebihan, yaitu dia mengatakan bahwa Ayub mencari persekutuan dengan orang-orang yang melakukan kejahatan dan bergaul dengan orang-orang fasik (34:8).

Sesungguhnya bila Ayub mengeluh karena penderitaan hebat yang dialaminya, tidak perlu Elihu menuduh bahwa keluhan itu merupakan pengaruh pergaulan dengan orang jahat dan orang fasik. Walaupun benar bahwa Ayub berbicara tanpa pengetahuan, dan perkataannya tidak mengandung pengertian (34:35), tidak tepat bila Elihu mengatakan bahwa Ayub menjawab seperti orang-orang jahat (34:36). Perkataan Ayub disebabkan karena PENDERITAAN  yang dialaminya, bukan karena PENGARUH PERGAULAN.  

Lebih lanjut dalam pasal 35, Elihu mencela Ayub yang membenarkan diri di hadapan Allah. karena sesungguhnya kebaikan atau kejahatan manusia tidak memengaruhi Allah, melainkan justru memengaruhi manusia.

Dalam Ayub 35:16, Elihu mengatakan bahwa Ayub berbicara tanpa pengertian. Akan tetapi, sebenarnya, memang seluruh diskusi yang terjadi di antara Ayub dengan semua sahabatnya  dilakukan tanpa pemahaman yang utuh! Elihu pun belum memiliki pemahaman yang utuh!

Sahabat, saat berusaha memahami tentang penderitaan yang dialami manusia, kita harus menyadari bahwa pemahaman kita terbatas. Tidak mungkin kita memahami hikmat Allah secara utuh. Yang harus kita lakukan adalah memercayai bahwa Allah itu baik dan adil walaupun kebaikan dan keadilan Allah itu tidak kita pahami seutuhnya. Saat Sahabat mengalami keadaan yang buruk, apakah masih bisa tetap memercayai Allah? Sesungguhnya saat kita bertemu dengan Tuhan Yesus, barulah semua hal menjadi sangat JELAS, sangat GAMBLANG. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari Ayub 34:10?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan memiliki kedaulatan penuh, ketegasan, dan keadilan. Tetapi, Ia juga mempunyai kebijaksanaan yang tidak terjangkau oleh akal budi manusia. (pg).

Renungan Lainnya