Saya melihat seorang ibu menggendong sambil menyuapi anaknya yang masih bayi. Tiba-tiba tangan si anak menyenggol piring makanan hingga tumpah mengotori lantai. Belum selesai si ibu membersihkan tumpahan makanan, si anak mengompol membasahi baju ibunya. Banyak faktor yang dapat membuat si ibu merasa jengkel dan kesal, tetapi ia terus merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Bagi si ibu, anaknya adalah kebahagiaannya.
Menurut Sahabat, bagaimana Allah memandang kita, anak-anak-Nya? Apakah setiap saat Dia memandang kita dengan perasaan marah, benci, dan kecewa oleh sebab dosa yang tiada henti-hentinya terjadi di dunia ini? Memang Allah sangat membenci dosa, tetapi Dia selalu mengasihi kita. Sungguh merupakan suatu kenyataan indah, tetapi sulit untuk dipahami bahwa Allah yang Mahakuasa bergirang atas kita. Bayangkan TUHAN TERSENYUM setiap kali memandang Sahabat dan saya!
Untuk lebih memahami topik tentang “TUHAN TERSENYUM memandang kita”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Zefanya 3:1-20 dengan penekanan pada ayat 17. Pasal tiga dimulai dengan teguran terhadap Yehuda, khususnya terhadap Yerusalem (ayat 1-8). Jelas bahwa kecaman dan penghukuman Tuhan adalah untuk memurnikan. Sebagai umat Allah, mereka perlu dikoreksi dengan keras karena mereka adalah contoh bagi bangsa-bangsa lain. Sekalipun demikian, Allah menjanjikan bahwa Dia akan memurnikan dan menyucikan mereka, sehingga mereka dipulihkan sebagai umat Allah (ayat 9-20).
Mereka akan menjadi sisa-sisa yang setia kepada Allah. Ini adalah tema tentang kesetiaan Allah dan kontinuitas umat Allah. Walaupun berbagai kerusakan dan penderitaan menghantam umat Allah, bahkan kelihatannya sangat menghancurkan, Allah tidak menihilkan mereka. Dengan setia, Allah mengoreksi, memurnikan, serta membawa umat-Nya agar terus berfungsi sebagai terang dan garam dunia. Allah akan mendatangkan pertobatan (ayat 9-10) dan umat-Nya akan dipelihara kontinuitasnya (ayat 11-13). Karena itu, sang nabi memproklamasikan adanya hari sukacita bagi Yerusalem dan umat Allah karena mereka dipulihkan oleh Allah (ayat 14-20). Janji yang paling indah adalah “Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu” (ayat 15). Karena itu, umat Allah tak perlu takut dan jangan menjadi letih lesu (ayat 16).
Sahabat, kasih dan sukacita Allah atas kita, kiranya memotivasi kita untuk hidup menyenangkan hati-Nya.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apa yang dilakukan Allah agar umat Allah tetap dapat berfungsi sebagai terang dan garam dunia? (Ayat 9-13)
- Apa yang harus dilakukan oleh umat Allah dalam ayat 14?
- Apa janji Tuhan dalam ayat 15?
- Apa yang diharapkan Tuhan dalam ayat 16?
- Peran apa yang Tuhan janjikan dalam ayat 17?
Selamat sejenak merenung. Selamat natal dan selamat menyambut tahun baru 2022. (pg)