TUHAN, Jagai dan Lindungi aku

TUHAN, Jagai dan Lindungi aku

Sahabat, ditemani kopi hitam, sukun goreng, pisang goreng, dan tape goreng, obrolan kami sore itu semakin lama semakin gayeng. Saat ini dia menjadi salah seorang teman sepelayanan saya, tapi umur kami berbeda 20 tahun. Dia baru berumur 46 tahun.

Dia bercerita bahwa masa kecilnya benar-benar hitam kelam. Dia tinggal di daerah pelacuran. Setiap hari dia melihat orang berjudi, mabuk-mabukan, saling mengumpat,  saling memaki, dan saling mengata-ngatai. Asap rokok dan bau minuman keras menjadi asupan hidungnya. Kata-kata jorok dan kasar menjadi asupan telinganya.

Syukur, ada gereja yang membuka pelayanan di tempat tinggalnya. Guru Sekolah Minggunya selalu mengingat dia agar berdoa: “Tuhan, jagai dan lingdungi aku.”

Untuk lebih memahami topik tentang: “TUHAN, Jagai dan Lindungi aku”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 141:1-10. Sahabat, menjaga hati agar tidak ternoda adalah perkara serius bagi Daud. Ia begitu takut untuk melakukan kesalahan di hadapan Tuhan, sekalipun hanya melalui perkataan mulutnya. Ia tahu bahwa Tuhan tidak berkenan kepada kejahatan. Itulah alasannya ia berseru kepada Tuhan.

Maka tidak heran kalau Daud memohon agar Tuhan mengawasi mulutnya, agar ia tidak salah berucap dan akhirnya melakukan kejahatan melalui perkataannya (ayat 3). Jangan sampai ia memiliki hati yang jahat dan merasakan kesenangan orang jahat (ayat 4). Lebih baik orang benar menghukumnya daripada ia harus terlibat dalam kejahatan (ayat 5). Ada kalanya ia menerima ganjaran yang menyakitkan, namun hal itu diterima sebagai kasih. Baginya, hajaran orang benar mampu membawa dia kembali kepada kebenaran, asalkan ia tidak berkawan dengan orang fasik dan dilepaskan dari godaan.

Sahabat, Daud pun berseru memohon perlindungan Tuhan agar menjaganya dari perangkap orang-orang yang melakukan kejahatan (ayat 8-9). Seruan Daud menunjukkan kesungguhan imannya di dalam Tuhan. Doa adalah seruan jiwa yang menjadi persembahan harum di hadapan Tuhan, apalagi disertai dengan kebencian terhadap kejahatan. Daud benci bila harus terlibat dalam perbuatan fasik. Orang benar akan membenci dosa, sekalipun tawaran manis menjadi godaan akan dosa. Ketika orang fasik jatuh ke dalam perangkap mereka sendiri, orang benar akan berlalu meninggalkan mereka (ayat 10).

Ayo … Serukanlah kerinduan kita kepada Tuhan. Doa yang berasal dari hati yang gentar akan kejahatan merupakan persembahan yang harum di hadapan Tuhan. Lebih baik jatuh ke tangan orang benar (sekalipun menyakitkan) daripada ke tangan orang jahat. Hati yang mengasihi Tuhan akan menjaga dirinya dari kejahatan, dan memohon Tuhan agar menjagai dan melindunginya dari jalan yang serong.

Sahabat, dengan seruan, “Dengarkanlah aku, Tuhan!”, kita hanya ingin memandang kepada Tuhan, supaya kita dijauhkan dari perangkap orang jahat dan doa kita menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan.

Dari hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Nilai hidup apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 8-9?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kunci kemenangan kita bukan pada upaya kita yang kuat dan tidak ikut-ikutan dunia ini, melainkan pada mengarahkan iman kita kepada Kristus yang sudah menang melawan dosa. (pg).   

Renungan Lainnya