MENGANDALKAN MANUSIA. Rasul Paulus menasihati agar kita saling bertolong-tolongan dalam menanggung beban hidup. Itu berarti dalam hidup ini kita harus saling membantu dan saling menolong. Itu berarti kita boleh minta bantuan dan pertolongan.
Namun itu bukan berarti kita boleh mengandalkan manusia atau bergantung penuh kepadanya, sebab bagaimanapun manusia sangat terbatas, mereka tak lebih dari alat yang dipakai oleh Tuhan.
Sahabat, sering Tuhan menolong kita memakai seseorang atau sekelompok orang, karena itu kita juga harus belajar menghormati, menghargai dan tidak lupa berterima kasih kepada orang yang telah menolong kita. Tetapi kita harus memahami benar bahwa sesungguhnya pertolongan dan mukjizat yang kita alami, bukan datang dari manusia, tapi Tuhan yang bekerja di dalamnya.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “Trusting and Depending fully to God (Percaya dan Bergantung sepenuhnya kepada Tuhan)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yeremia 17:1-18. Sahabat, mengandalkan Tuhan itu sama dengan percaya dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
Tuhan memberi vonis berat kepada bangsa Yehuda karena bukan apa yang di depan mata dan bukan kenyamanan yang seharusnya mereka cari; melainkan hidup bagi Tuhan dan membuat pilihan-pilihan dengan mengandalkan Tuhan. Itulah yang Tuhan inginkan. Karena bangsa Yehuda mengandalkan diri sendiri untuk mendapatkan kekayaan dan kenikmatan hidup, maka semua itu justru dirampas orang lain, bahkan mereka akan mengalami kejatuhan besar, jauh dari kehidupan makmur, bahkan menjadi budak di tanah asing.
Yeremia mengontraskan kehidupan bangsa Yehuda yang mengandalkan diri sendiri dan kenikmatan sesaat dengan kehidupan orang-orang yang mengandalkan Tuhan. Bangsa Yehuda itu bagaikan padang gurun dan semak bulus yang senantiasa dalam kekeringan (ayat 5-6), sedangkan mereka yang mengandalkan Tuhan itu bagaikan pohon yang ditanam di tepi aliran air (ayat 7-8).
Pohon yang ditanam di tepi aliran air juga bisa jadi akan mengalami masa-masa berat dalam kehidupannya, tetapi ia mendapatkan kekuatan dari Tuhan yang selalu memasok akarnya dengan air kehidupan. Keadaan hidup boleh penuh masalah, tetapi daunnya tetap hijau dan ia tidak berhenti menghasilkan buah.
Sahabat, Yeremia mengakui bahwa kehidupannya sebagai orang beriman tidak mudah (ayat 14-15). Cemooh dan pencobaan datang silih berganti, tetapi orang beriman harus menggunakan kacamata yang berbeda dalam memandang hidup. Prioritas hidup kita berbeda. Kita percaya pada Tuhan yang menyelidiki hati, menguji batin, dan menilik setiap detail kehidupan kita (ayat 10); Ia akan melindungi kita pada hari malapetaka (ayat 17) dan menjaga kita hingga akhir (ayat 18).
Kita sebagai orang percaya harus mengandalkan TUHAN dalam meniti perjalanan hidup. Jika kita mengandalkan TUHAN, maka Dia selalu menepati janji-Nya. Dia tidak pernah mengingkari janji-Nya. TUHAN adalah Pribadi yang Mahakuasa. Tidak ada yang dapat membatasi kuasa-Nya untuk menolong kita. TUHAN dapat memberikan pertolongan meski seberat apa pun masalah kita, kapan pun dan dimana pun. TUHAN adalah Pribadi yang dapat diandalkan. Karena itu marilah kita menjadi pribadi yang mengandalkan Tuhan di segala aspek kehidupan kita. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 7-8?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Iman adalah percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan, dan mengandalkan Tuhan berarti komitmen untuk melakukan apa yang dipercayai. (pg).