Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Bersyukurlah bila masih tersedia hari yang baru bagi kita. Semoga kita termasuk bilangan orang yang rendah hati, sebab Daud berkata orang-orang yang rendah hati akan makan dan kenyang serta Tuhan akan memahkotai mereka dengan keselamatan.
Secara naluriah manusia ingin dipuji, diperhatikan, diprioritaskan, dihargai dan tidak mau direndahkan atau disepelekan. Karena itu manusia cenderung meninggikan diri dan sulit merendahkan hati. Di zaman yang persaingan di segala bidang begitu ketat, sangat sulit menemukan orang yang rendah hati, karena kebanyakan orang berpikir bahwa kerendahan hati itu identik dengan kelemahan, serta menurunkan pamor.
Maka tidak mengejutkan jika seseorang yang berhasil seringkali ia menjadi lupa diri. Ia merasa bahwa keberhasilan yang diraihnya itu merupakan hasil usahanya sendiri, karena kekuatan dan kehebatannya. Bahkan para hamba Tuhan pun merasa bahwa keberhasilannya dalam pelayanan adalah buah dari kerja kerasnya sendiri, bukan karena campur tangan Tuhan. Mereka lupa dengan ayat berikut ini: “…di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5b).
Alangkah baiknya memiliki pola pikir seperti Rasul Paulus yang menyadari bahwa dalam keadaan apa pun ia dapat bertahan karena kasih karunia Tuhan. “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.” (1 Korintus 15:10). Pengakuan Paulus ini merupakan suatu kebenaran, bahwa setiap keberhasilan yang diraihnya bukan karena kesanggupan, kekuatan dan kemampuan yang ia miliki, tapi karena kasih karunia Tuhan yang menyertainya. Karena itu tidak ada alasan bagi siapa pun untuk bermegah dan menyombongkan diri apabila saat ini berhasil dalam apa saja yang dikerjakan. Roh Tuhan lah yang berperan besar dalam hidup manusia sebagaimana tertulis: “… Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.” (Zakharia 4:6). Tidak ada yang patut dibanggakan dalam diri manusia, kita ini “…tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?” (Yesaya 2:22).
Jangan pernah membanggakan diri karena merasa kuat, pintar, gagah, kaya atau hebat! Coba kita renungkan pernyataan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” (2 Korintus 4:7)
Ingatlah! Mata Tuhan senantiasa terarah kepada mereka yang rendah hati. Sesungguhnya jika kita berhasil, itu bukan karena siapa kita, tapi karena Tuhan berkenan memakai kita. GBU & Fam. (pg)