Sahabat, keselamatan adalah rencana Allah, bukan rencana manusia. Hanya rencana Allah, dan bukan rencana-rencana yang lain, yang dapat menyelamatkan jiwa kita yang terhilang serta menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya. Memang banyak jalan menuju Roma, tetapi hanya ada satu jalan yang bisa memimpin kita kepada Allah. Jalan keselamatan Allah itu adalah melalui Putra-Nya yaitu Yesus Kristus.
Apakah benar Yesus satu-satunya jalan bagi keselamatan manusia? Menjawab pertanyaan ini, Robertson McQuilkin memberi suatu analogi. Bayangkan, Sahabat adalah satpam rumah sakit yang bertugas di lantai 10. Sahabat tahu lokasi tangga darurat yang denahnya sudah ditandai dengan jelas. Ketika terjadi kebakaran besar, tepatkah jika Sahabat masih mendiskusikan kemungkinan adanya jalan aman selain melalui tangga darurat tersebut atau kemungkinan selamat jika terjun dari lantai 10? Tanggapan paling tepat adalah membawa semua pasien secepat mungkin menuju tangga darurat.
Untuk menggali lebih dalam perihal jalan keselamatan, maka Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kisah Para Rasul 4:1-22.
Sahabat, Petrus dan Yohanes ditangkap, ditahan, dan disidang. Mereka diancam dan dilarang keras untuk berbicara tentang Yesus. Namun, mereka tidak dapat dihentikan. Alasannya lugas dan logis: Jika keselamatan bagi manusia di seluruh dunia hanya ada di dalam iman kepada karya Yesus (ayat 12), bagaimana mungkin tidak menyebarluaskan pengalaman dan kabar baik ini kepada semua orang (ayat 20)? Tidak mungkin. Yesus sendiri pernah mengajar mereka, “Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).
Berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah pertanyaan berikut: Mengapa kita sibuk melakukan banyak hal yang baik, tetapi belum sempat mengusahakan agar orang-orang dekat kita dapat mendengar Firman kehidupan dalam Kristus yang memerdekakan? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)