HIDUP ITU SINGKAT. Hidup kita di dunia ini singkat dan hanya sekali. Jika hidup yang hanya sekali ini salah kita jalani, kita akan menderita untuk selama-lamanya. Jika kesempatan hidup yang singkat ini tidak kita gunakan untuk mengejar perkara-perkara yang di atas, maka sesudah mati kita tidak memiliki kesempatan lagi untuk memperbaikinya. Maka sekarang waktu yang terbaik! Selagi masih hidup selalu ada harapan. There is always hope.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Ayub dengan topik: “There is always HOPE”. Bacaan Sabda saya ambil dari Ayub 14:1-22 dengan penekanan pada ayat 14. Sahabat, LAI memberi judul Ayub 14: Setelah mati tidak ada harapan lagi. Ayub membuka perikop ini dengan satu pernyataan yang menggetarkan: “Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan.” (ayat 1).
Frasa “penuh kegelisahan” dalam King James Version diterjemahkan “full of trouble” (penuh kesulitan) dan dalam versi BIS diterjemahkan “penuh derita”. Ayub memulainya dengan memberi sebuah PERINGATAN PENTING betapa umur manusia ini singkat adanya dan penuh pergumulan. Tidak ada manusia yang bisa sepenuhnya lepas dari pergumulan dan tidak ada manusia yang bisa hidup di dunia ini selamanya.
Lebih lanjut dalam ayat 14-15, Ayub mengingatkan: “Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi? Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku; maka Engkau akan memanggil, dan akupun akan menyahut; Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu.”
Ayub menekankan bahwa siapapun kita manusia, saat untuk mati pasti tiba. Pada satu saat nanti ketika waktunya tiba, tidak ada kesempatan bagi kita untuk mengulang hidup lagi. Tidak ada orang yang bisa membeli waktu. Tidak ada waktu yang dapat diperpanjang. Waktu, hanyalah bisa dipergunakan dan diisi. Diisi dengan baik atau buruk, waktu akan terus berjalan dan tidak akan pernah menunggu sampai kita mau menggunakannya dengan baik.
Sahabat, Ayub bukannya orang yang selalu hidup tanpa masalah. Kita tahu apa yang dialami Ayub begitu tragis. Tapi adalah penting bagi kita, seperti halnya bagi Ayub, untuk terus menaruh harap selama hari-hari pergumulan kita. Adalah penting untuk menjaga setiap langkah, dalam menghadapi masalah dan sebagainya, agar kita tidak salah melangkah dan jatuh pada kesalahan yang fatal, yang bisa mengarahkan kita pada ujung yang salah. Ayub mengingatkan akan pentingnya untuk terus menaruh harap dengan sabar, terus percaya dan patuh pada Tuhan, hingga giliran kita tiba. Selagi masih hidup selalu ada harapan.
Berapa panjangpun umur kita di dunia ini, semua itu singkat adanya dibanding KEKEKALAN yang menunggu kita di depan. Ketika waktunya tiba, kita akan sampai pada titik dimana kesempatan untuk bertobat pun berakhir, dan kita tinggal diminta untuk mempertanggungjawabkan segalanya.
Karena itu hendaklah kita bijaksana dan tidak menyia-nyiakan waktu selama kesempatan masih ada. Selagi masih hidup selalu ada harapan. Tuhan siap menghapus segala dosa kita, menutup pelanggaran kita ketika kita kembali secara total lewat sebuah pertobatan yang sungguh-sungguh. Pergunakanlah waktu-waktu yang tersisa ini untuk memperbaiki cara hidup kita sebelum semuanya terlambat. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 10-12?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.” (Mazmur 90:10). (pg).