The Lebanon Cedars was Cut Down

The Lebanon Cedars was Cut Down

POHON ARAS LIBANON. Dari Reformed Exodus Community (REC) saya mendapatkan info bahwa Pohon aras dari Libanon (Cedrus libani) adalah pohon pegunungan, berselimut salju di musim dingin, tumbuh terutama di atas tanah berbatu di ketinggian 1.500 -1.900 meter di Libanon dan bentangan luas (pintu gerbang) Cilician Gunung Taurus. Pohon itu sangat dihormati oleh semua orang dan oleh keluarga kerajaan di seluruh Timur Tengah sebagai “kemuliaan Lebanon” (Yesaya 35:2).

Pohon itu terkenal karena keindahan dan kegunaannya. Pohon itu merupakan pohon terbesar dari pohon asli mana pun di Timur Tengah. Tinggi pohon aras mencapai 27 meter dan tebalnya 12 meter. Cabang-cabangnya yang panjang menyebar secara horizontal dari batangnya, dan daunnya gelap dan hijau, berkilauan seperti perak di bawah sinar matahari.

Tidak hanya pepohonannya yang mengesankan, tetapi habitatnya juga sangat indah. Karena persyaratannya untuk suhu dingin, pohon aras Lebanon terbatas pada ketinggian yang lebih tinggi di pegunungan Lebanon, di mana pohon ini menerima kelembapan sebagai hujan, kabut, dan salju dari angin barat dari Mediterania. Pepohonan hijau tua dan tanaman terkait membentuk tumbuh-tumbuhan yang berbeda.

Pohon aras tumbuh lambat dengan inti kayu yang kokoh dan tahan terhadap pembusukan. Mereka adalah pohon terbesar yang tersedia di Asia Barat. Sebagai pohon yang indah dan hidup dalam lingkungan yang luar biasa, pohon aras dipanen oleh setiap penduduk dan digunakan dalam proyek pembangunan kekaisaran karena tidak mudah busuk.

Ketika Salomo menginginkan kayu untuk proyek pembangunannya, dia mengontrak Hiram, raja Tirus, untuk pengiriman kayu aras untuk pembangunan bait suci di Yerusalem (1 Raja-Raja 5) dan istananya (Istana Hutan Lebanon, 1Raja-Raja 7:2). Aras dari Libanon dinilai sebagai kayu berkualitas tinggi, sehingga penggunaannya mencerminkan kekayaan dan kekuasaan raja.

Hari ini kita melanjutkan belajar dari kitab Yehezkiel dengan topik: “The Lebanon Cedars was Cut Down (Pohon Cedar Lebanon Ditebang)”. Bacaan Sabda diambil dari Yehezkiel 31:1-18 dengan penekanan pada ayat 11. Sahabat,  bacaan kita pada hari ini  menyebutkan Mesir sebagai pohon aras Libanon. Dengan luas cakupan kekuasaan Mesir saat itu, kekuatan budaya, potitik, ekonomi dan pertahanannya, didukung lagi dengan kekayaan alamnya, membuat seolah-olah tidak ada lagi bangsa yang sanggup menyamai Mesir, bahkan pohon-pohon aras di taman Allah sekalipun.

Hal itulah yang membuat banyak bangsa datang dan berlindung kepada Mesir. Sayang sekali karena pohon yang begitu megah itu, Alkitab katakan akan ditebang. Allah akan mendatangkan bangsa Asyur yang ganas untuk menebang dan membiarkannya dan semua bangsa yang berlindung kepadanya akan lari membiarkan Mesir.

Sahabat, hal tersebut merupakan  hukuman akibat kesombongan Mesir, yang merasa tinggi, besar, kuat, dan dengan congkak ia mengalahkan umat Allah dan terlebih lagi merasa bahwa dirinya sudah mengalahkan Allah. Hal itu sekaligus juga menjadi peringatan bagi semua bangsa saat itu: Jangan sombong, jangan merasa bangga apabila bisa mengalahkan umat Allah, bisa mengalahkan Israel dan Yehuda. Mereka bisa mengalahkan Israel dan Yehuda, karena Allah sedang menghukum umat-Nya dan kebetulan bangsa-bangsa luar itulah yang dipakai Allah sebagai alat untuk menghukum dan mendidik umat pilihan-Nya.

Dari bacaan pada hari ini,  kita melihat bahwa manusia yang sombong, sekuat apa pun dia, suatu saat pasti akan jatuh juga. Allah kita bukan Allah yang diam, Ia adalah Allah yang menguasai sejarah umat manusia. Allah-lah yang mengizinkan satu bangsa tumbuh besar dan mengizinkan juga satu bangsa yang tidak benar dihancurkan. Mari kita belajar menjadi orang yang rendah hati, sekalipun mungkin kita sedang diberkati dan dipakai Allah saat ini. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Pelajaran rohani apa yang Sahabat dapatkan untuk diterapkan di dalam kehidupan  hari lepas hari?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Saat Tuhan berkenan memakai kita, bersikaplah rendah hati supaya Ia memakai kita untuk perkara yang lebih besar. (pg).

Renungan Lainnya