The Lamentation of Tyre’s Destruction

The Lamentation of Tyre’s Destruction

FANA. Kata fana berasal dari bahasa Arab yaitu al-fana yang mengandung arti hilangnya wujud sesuatu. Kata ini lantas diserap dalam bahasa Indonesia, menjadi fana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti fana: Dapat rusak, hilang, mati, atau tidak kekal. yang tidak bersifat abadi dan bisa rusak, hilang, atau bahkan musnah sewaktu-waktu.

Kata fana juga sering dipergunakan untuk menggambarkan sesuatu yang bersifat sementara alias tidak abadi. Dalam komunitas orang percaya, kata fana sering dipakai untuk menyatakan masa hidup manusia  di dunia yang tak berlangsung selamanya. Namun, belakangan penggunaan kata fana jadi lebih luas. Berbagai hal yang bersifat sementara dan tidak abadi seolah bisa disebut sebagai sesuatu yang fana.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari Yehezkiel dengan topik: “The Lamentation of Tyre’s Destruction (Ratapan Kehancuran Tirus)”. Bacaan Sabda diambil dari Yehezkiel 27:1-36. Sahabat,  tidak dapat dipungkiri bahwa Tirus bukan hanya merupakan kota pelabuhan, tetapi juga kota perdagangan yang cukup penting dan berpengaruh saat itu.

Selain itu, Tirus juga dikenal sebagai kota terkaya. Banyak barang dagangan yang diperjualbelikan di sana. Misalnya: Perak, besi, timah putih dan hitam, permata, kain, pakaian warna, hasil bumi dan sebagainya (Ayat 12-25). Sistem yang dipakai dalam jual beli adalah sistem bertukar barang (barter). Di kota Tirus ini, banyak orang dari pelbagai negeri singgah dan melakukan transaksi. Tidak heran jika Tirus dikatakan sebagai kota terindah yang terapung di tengah lautan (Ayat 1-9).


Sahabat, bacaan kita pada hari ini berisi ratapan atas Tirus yang dihancurkan Allah karena dosanya. Ratapan ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama berisi deskripsi tentang Tirus yang digambarkan seperti sebuah kapal yang maha indah (Ayat 3). Kapal ini memiliki kualitas terbaik dalam segala aspek, mulai dari ahli yang membangun, kayu dan kain yang dipakai untuk membangun tubuh dan layar, sampai kepada para pendayungnya, sehingga semua kapal lain bersandar pada kapal ini. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh Tirus pada zaman itu (Ayat 4-10).

Bagian kedua menceritakan pengaruh Tirus kepada bangsa-bangsa sekitar. Negeri ini tercatat melakukan hubungan perdagangan dengan 27 negara dengan 37 jenis barang yang diperdagangkan, mulai dari logam mulia, kayu, binatang, batu permata, rempah-remah, jubah, sampai kain (Ayat 10-24).

Bagian ketiga berisi kehancuran Tirus yang diibaratkan seperti kapal yang diamuk badai yang hebat di tengah lautan yang menenggelamkan semua harta benda ke dasar lautan dan membinasakan semua pelaut dan prajurit di dalamnya (Ayat 25-36). Hukuman atas Tirus dijatuhkan Allah atas KESOMBONGAN  mereka.

Sahabat, kisah di atas memaparkan bahwa tidak ada kekuasaan dan kejayaan yang KEKAL  di bumi, sehingga kita harus bersikap BIJAK terhadap SEGALA KEPEMILIKAN  di dalam dunia. Sadarilah bahwa segala yang kita miliki adalah titipan sementara dari Allah, sehingga harus dimanfaatkan untuk memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama manusia. Kita sudah selayaknya menjadi pengelola yang baik. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Sahabat, berkat khusus apa yang Tuhan titipkan kepadamu?  Bagaimana rencanamu untuk memanfaatkan semua berkat yang Sahabat terima agar memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama? 

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Semua kenikmatan dunia hanya membawa kita menuju kesia-siaan. Jadikan Allah sebagai sumber bahagiamu! (pg).

Renungan Lainnya