PERCAYA DIRI. Sahabat, sesungguhnya setiap orang memiliki kemampuan atau kompetensi di dalam dirinya. Namun tidak semua bisa menggunakan kemampuan yang dimiliki bahkan ada beberapa orang yang merasa tidak percaya dengan kemampuannya.
Saya mempunyai seorang rekan sepelayanan yang memiliki kemampuan untuk memimpin sebuah tim, dan suatu ketika ia ditunjuk menjadi seorang pemimpin, tetapi merasa dirinya belum mampu sehingga muncul rasa kurang percaya diri atau minder.
Sahabat, ingatlah jika dalam hidup terjadi penurunan dalam rasa percaya diri dan terjadi secara terus menerus, maka bisa membuat kehidupan seseorang berjalan di tempat atau stagnan atau burnout, tidak ada pergerakan yang mengarah pada kemajuan dalam kehidupannya.
Kepercayaan diri merupakan sifat yang dimiliki oleh seseorang dengan rasa percaya dan yakin terhadap kemampuan yang di dalam dirinya. sehingga semua rencana dalam hidup bisa direncanakan dengan baik.
Orang memiliki rasa percaya diri juga bisa dikatakan sebagai seseorang yang tahu tentang kemampuan dirinya dan bisa menggunakan kemampuannya untuk melakukan suatu hal. Orang yang percaya diri hanya mau mendengar perkataan orang lain yang berupa masukan yang bisa membuat dirinya menjadi lebih baik lagi.
Dengan demikian, rasa percaya diri yang dimiliki oleh setiap orang mempunyai manfaat: Supaya bisa menjalani kehidupan dengan penuh keyakinan. Kehidupan yang penuh dengan keyakinan akan dipenuhi juga dengan hal-hal yang positif dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Lalu apa yang dimaksud dengan percaya diri yang keliru?
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Hakim-Hakim dengan topik: “The False Confidence (Percaya Diri yang Keliru)”. Bacaan Sabda diambil dari Hakim-Hakim 7:1 – 8:3. Sahabat, percaya diri itu baik dan dibutuhkan. Namun, ketika itu didasari oleh kemampuan diri dan bukan oleh anugerah Tuhan, kita dapat jatuh pada kesombongan serta mengandalkan diri sendiri.
Tuhan tidak ingin hal itu terjadi kepada Gideon dan pasukannya ketika berperang melawan Midian. Itulah sebabnya, Tuhan meminta Gideon agar mengurangi jumlah pasukannya. Pasukan yang semula berjumlah 32.000 orang, lalu yang terakhir hanya tinggal 300 orang.
Dengan jumlah pasukan sejumlah itu, orang Israel akan menyadari bahwa kemenangan mereka bukan karena kekuatan sendiri, tetapi karena kuasa Tuhan. Selain itu kemenangan mereka atas Midian membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Akhirnya, Israel kembali percaya dan berserah kepada-Nya.
Sahabat, rasa percaya diri yang didasarkan pada kemampuan diri sangat berbahaya. Sikap tersebut bisa membuat kita merasa tidak lagi membutuhkan pertolongan Tuhan. Akibatnya, kita bisa jatuh ke dalam dosa kesombongan.
Kita harus sadar dan mawas diri terhadap bahaya mengandalkan kekuatan diri sendiri. Dalam hal apa kita merasa kuat? Apakah ada persoalan yang mampu kita atasi seorang diri tanpa membutuhkan pertolongan Tuhan? Jika ada, mari kita memohon agar Tuhan menolong dan menjauhkan kita dari dosa kesombongan. Mari kita senantiasa melibatkan serta mengandalkan Tuhan dalam setiap keputusan dan tindakan yang kita ambil.
Sahabat, ucapan syukur dan terima kasih atas setiap hikmat, keberanian, dan kemampuan yang Tuhan berikan harus kita naikkan. Mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah adalah penting. Biarlah pertolongan Tuhan tetap nyata dalam hidup kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 3-7?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Dengan percaya dan berserah penuh kepada Allah, kita dapat menghadapi berbagai tantangan dalam mengerjakan kehendak-Nya. (pg).