FATAMORGANA. Sahabat, sesungguhnya tawaran dunia yang biasanya sangat menggiurkan itu seperti fatamorgana, sekilas kelihatan menarik, menolong, dan menjanjikan, tetapi sesungguhnya menyesatkan, menghancurkan dan membawa manusia kepada kebinasaan.
Dari beberapa sumber, saya mendapat informasi bahwa fatamorgana adalah sebuah fenomena bayangan udara di mana ilusi optik yang biasanya terjadi di tanah lapang yang luas seperti padang pasir atau padang es. Peristiwa fatamorgana terjadi akibat oleh pembiasan cahaya melalui kepadatan yang berbeda, sehingga bisa membuat sesuatu yang tidak ada menjadi seolah ada. Fenomena ini biasa dijumpai di tempat panas dan Gunung Brocken di Jerman.
Dilansir dari situs Skybrary.Aero, kata fatamorgana berawal dari legenda Italia. Di mana terdapat penyihir Arthurian bernama Morgan le Fay (Morgan si peri). Di Italia tersebar keyakinan bahwa fatamorgana sering telihat di Selat Messina, di mana Morgan le Fay menciptakan istana peri di udara atau pulau palsu dengan sihirnya untuk memikat pelaut menuju kematian mereka.
Sahabat, fatamorgana mendistorsi atau mengacak bentuk obyek-obyek asalnya seperti kapal, pulau dan garis pantai. Wujud fatamorgana dapat persis seperti si obyek atau benar-benar tidak dapat dikenali. Obyek-obyek ini biasanya terletak jauh dari posisi kita. Fatamorgana dapat membuat sebuah kapal terlihat seperti melayang di atas permukaan laut, atau membuat kapal terlihat terbalik diatas obyek kapal aslinya.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Raja-raja dengan topik: “The End of Solomon’s Life Journey (Akhir Perjalanan Hidup Salomo)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Raja-raja 11:14-43. Sahabat, siapa yang tak tahu Salomo? Raja Israel yang penuh hikmat, kekayaan, dan karisma. Namun, siapa sangka, Allah menghukumnya dengan cara yang sulit diterima nalar pikiran kita. Allah yang memberkati, Allah juga yang menghukumnya. Sungguh tragis.
Mengapa Salomo dihukum Allah? Karena ia meninggalkan hikmat dari Tuhan. Ia teperdaya oleh godaan penyembahan berhala yang datang dari istri-istri dan gundik-gundiknya. Salomo terjerat kenikmatan dunia. Tak tanggung-tanggung, Salomo menikah dengan tujuh ratus istri dari kaum bangsawan ditambah dengan tiga ratus gundik. Tentu saja Allah tersingkir dengan kehadiran mereka.
Sahabat, Allah menghukum dengan cara memecah kerajaan yang dahulu dipersatukan oleh Daud, ayahnya. Hanya sebagian kecil saja yang masih dikuasai oleh dinasti Daud. Itu pun karena Allah masih mengingat janji-Nya kepada Daud.
Allah telah membangkitkan lawan-lawan bagi Salomo, baik dari luar maupun dari dalam kerajaannya sendiri. Ada tiga musuh utama yang melawan Salomo. Pertama, Hadad yang lolos dari pembantaian Yoab. Ia lari mengungsi ke Mesir. Keberadaan Hadad menjadi petaka bagi Salomo (Ayat 14-22). Kedua, putra Elyada. Damsyik dikuasainya. Ia menjadi ancaman karena jalur perdagangan di Timur dapat direbutnya (Ayat 23-25). Ketiga, Yerobeam. Kepandaian dan bakat yang luar biasa menjadi daya tarik bagi banyak orang (Ayat 28).
Letak kesalahan Salomo adalah ia meninggalkan Allah dan menyembah ilah istri-istri dan gundik-gundiknya. Salomo memeluk erat-erat kenikmatan dunia. Padahal kenikmatan dunia itu seperti fatamorgana.
Sahabat, tiidak sedikit orang percaya saat ini yang tergoda mengorbankan iman karena kedudukan, kekayaan, dan kenikmatan duniawi. Tak jauh-jauh, berkisar masalah pasangan hidup, kekayaan, dan jabatan. Kenikmatan dunia yang kadang menyilaukan bisa membuat orang percaya tergelincir. Dunia memang memberi tawaran yang menggiurkan. Tapi kita perlu ingat tawaran dunia itu seperti fatamorgana. Sepintas sangat menarik dan menjanjikan, tapi sesungguhnya menyesatkan dan membawa kehancuran.
Kesetiaan menjadi penting sebab merupakan bentuk ketaatan. Tuhan menuntut kesetiaan, sebab Ia juga setia. Menjaga kesetiaan dilakukan dengan tetap intim dengan Tuhan. Karena itu, setialah dan berjaga-jagalah agar tidak menjadi lemah dan mengalami kehancuran dan kekalahan tragis. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami tentang Tawaran Dunia?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kehidupan yang melimpah dengan kekayaan dan ketenaran tidak menjamin seseorang akan semakin mengasihi Tuhan dan hidup dalam ketaatan. (pg).