The Caring Shepherd and The Foolish One

The Caring Shepherd and The Foolish One

GEMBALA YANG PANDIR. Gembala dalam kekristenan adalah orang yang bertugas menuntun dan menjaga domba atau umat Tuhan. Kata menuntun memiliki pengertian bahwa semua yang menjadi kewajiban umat Allah berada dalam pengawasan sang gembala. Sedangkan kata menjaga merupakan kata kerja yang bertujuan agar semua yang menjadi tanggung jawabnya bisa memiliki kelangsungan hidup yang lebih baik.

Tetapi gembala yang pandir atau tidak berguna meninggalkan domba-dombanya, tidak mencari yang hilang, tidak menyembuhkan yang luka, tidak memelihara yang sehat dan memakan daging yang gemuk.

Ada waktunya kelak Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kepada para gembala yang dipercayakan menggembalakan domba-domba-Nya. Tuhan sudah menyiapkan suatu hukuman bagi gembala yang pandir karena melalaikan tugasnya.

Sesungguhnya setiap  orang percaya adalah gembala dan akan selalu ada domba-domba yang Tuhan percayakan, mungkin domba itu berupa keluarga kita, bawahan di kantor atau di pekerjaan, di komunitas dan lain sebagainya. Mereka harus digembalakan dengan baik.

“Gembalakanlah domba-domba-Ku! kata Tuhan kepada murid-Nya” (Yohanes 21:15-17) dan kalau kita mengasihi Tuhan maka kita akan melakukan perintah-Nya menggembalakan domba-domba yang Tuhan percayakan dengan baik.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Zakharia dengan topik: “The Caring Shepherd and The Foolish One (Gembala yang Peduli dan Gembala yang Pandir)”. Bacaan Sabda diambil dari Zakharia 11:4-17. Sahabat,  Zakharia diminta untuk mendemonstrasikan firman Allah dengan tindakannya kepada sekumpulan domba sembelihan. Allah ingin menunjukkan kepedulian-Nya kepada Israel yang baru saja pulang kembali dari tanah pembuangan, melalui Zakharia yang diperintahkan untuk menggembalakan domba-domba sembelihan. 

Domba sembelihan adalah domba yang sebenarnya tidak dipedulikan, karena nantinya juga akan diperjual-belikan untuk disembelih, sehingga pedagang domba ini mengiyakan saja ketika Zakharia memberi diri menggembalakan domba-dombanya. 

Zakharia menggembalakan mereka dengan dua sikap yang dilambangkan oleh dua tongkat, yaitu kemurahan dan ikatan. Hanya saja dalam jangka waktu tertentu, Zakharia kemudian tidak tahan lagi untuk menggembalakan domba-domba tersebut, hingga akhirnya domba-domba itu dibiarkan semau-maunya. 

Sahabat, hal itu melambangkan Allah yang tidak tahan lagi terhadap Israel, mereka sebenarnya seperti domba sembelihan yang tidak dipedulikan siapa-siapa tapi dipedulikan Allah, namun mereka tetap tidak menghargai itu. Pada akhirnya kemurahan dan ikatan Allah diangkat dari mereka, dan mereka akan diserahkan kepada gembala yang pandir, yang hanya mencari kepentingannya sendiri atas domba-dombanya.

Mengapa Allah mengizinkan Israel ada di bawah “gembala yang pandir”? Supaya mereka dapat membedakan bagaimana hidup dalam penggembalaan Allah yang murah hati dan gembala yang pandir. Gembala yang pandir mungkin akan membiarkan mereka semau-maunya sehingga dirasa enak buat mereka. Tetapi sebenarnya gembala semacam ini tidak akan memedulikan mereka. 

Sahabat, berbeda sekali dengan Allah yang telah berulang kali menunjukkan kepedulian-Nya, bahkan membawa mereka pulang dari tanah pembuangan. Bagaimana dengan kita, yang sekarang sudah ada dalam penggembalaan Tuhan Yesus, Sang Gembala sejati? Apakah kita mau menundukkan diri dalam penggembalaan-Nya? Ataukah kita seperti Israel, yang terus ingin semaunya dan akhirnya malah kembali celaka dan mempermainkan kemurahan Allah atas kita? Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Bagaimana Sahabat menggembalakan domba yang Tuhan percayakan?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Setiap  orang percaya adalah gembala dan akan selalu ada domba-domba yang Tuhan percayakan. (pg).

Renungan Lainnya