MAZMUR 27. Sahabat, manusia di dunia ini selalu berusaha mencari rasa aman. Namun, sesungguhnya tidak ada tempat yang betul-betul aman selain berlindung dalam naungan Tuhan yang Mahatinggi dan Mahakuasa (bnd. Mazmur. 91).
Melalui Mazmur 27 kita akan belajar betapa amannya tinggal dalam lindungan Tuhan yang Mahatinggi dan Mahakuasa. Dalam Mazmur 27 Pemazmur menggambarkan perlindungan TUHAN bagaikan Terang dan Benteng. Jika TUHAN menjadi Terang dan Benteng kita maka kita akan aman dari segala gempuran musuh kita.
Dalam Mazmur 27 Daud menyatakan bahwa ada banyak tantangan yang datang dari mana saja yang mungkin terjadi dalam kehidupan orang percaya. Tantangan itu bisa datang dari orang-orang di sekitar yang berniat jahat untuk menjatuhkan dan menghancurkan kita (Ayat 2); masalah atau persoalan yang sedang terjadi dan kita alami (Ayat 3); ditinggalkan oleh orang-orang terdekat dan yang kita kasihi (Ayat 10); orang-orang yang iri dengki yang berusaha memfitnah kita (Ayat 12) dan masih banyak lagi. Sikap dalam menghadapi semua itu adalah harus tetap percaya kepada Tuhan dan terus bertekun mencari Dia.
Melalui Mazmur 27 kita juga belajar menghadapi pergumulan dengan melakukan nyanyian sukacita. Mengapa? Karena Pemazmur mengimani bahwa segala ancaman dan kebutuhan hidup ini akan diatasi oleh Tuhan sendiri. Pemazmur menyatakan Allah sebagai terang dan benteng keselamatan, dan kekuatan, maka tidak ada alasan baginya untuk merasa takut atau panik. Ketenteramannya tidak dengan syarat-syarat lahiriah, tetapi tanpa syarat.
Syukur kepada Tuhan, hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan tema: ”The Caring and Understanding God (Tuhan yang Peduli dan Memahami).” Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 27:1-14 dengan penekanan pada ayat 9. Sahabat, hidup dalam ketidakpastian! Apakah saat ini Anda sedang mengalaminya? Sungguh, sangat tidak mudah menjalani kehidupan di mana segala sesuatu yang kita lihat hanyalah hamparan gurun pasir yang sangat luas dan tak berujung. Kita berdiam diri berdoa, namun tahun-tahun berlalu tanpa tanda jawaban. Akankah kita tetap berharap dan percaya bahwa Tuhan pasti akan bertindak pada saat dan waktu-Nya?
Daud pernah mengalaminya. Apa yang bisa diharapkan dari seorang yang sehari-harinya tinggal bersama dua ekor kambing domba di padang rumput? Tetapi Daud belajar memahami maksud Tuhan di balik ketidakpastian itu. Daud belajar untuk sabar, setia dengan panggilannya, dan percaya bahwa suatu saat Tuhan akan mengangkatnya. Daud belajar percaya bahwa Tuhan akan mewujudkan impian-impiannya dalam waktu yang tepat. Ia barangkali berkata, “Tuhan, aku tahu Engkau memegang kendali. Walaupun aku tidak melihat apa pun sedang terjadi, Engkau sedang bekerja di belakang layar.” Syukur, di waktu yang tepat, Tuhan membawa Daud keluar dari padang itu dan mengurapinya menjadi raja Israel. Siapa sangka?
Belajar dari Daud, meski kita tidak mampu memahami mengapa Tuhan tidak bersegera melepaskan kita dari sebuah keadaan yang tanpa kepastian, Tuhan ingin kita tetap setia, sabar, dan memegang erat janji-Nya. Ya, Tuhan sangat peduli dan memahami kehidupan kita. Dia merasakan kecemasan dan ketakutan kita. Bertahanlah untuk sedikit waktu lagi dan tetaplah setia! Di satu waktu yang telah ditentukan-Nya, Ia pasti bertindak. Dia tahu saat yang tepat untuk menolong dan mengangkat kita. Haleluya! Tuhan itu baik! Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 1-6?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Dalam ketidakpastian, Tuhan menguji kesetiaan dan kesabaran kita untuk menantikan waktu-Nya. (pg)