Saudara, mulai hari ini kita akan belajar dari Injil Matius, dan hari ini ini kita akan merenungkan Injil Matius 1:1-17 dengan topik: “TERHITUNG WALAU TAK DIPERHITUNGKAN”.
Kemunculan nama empat perempuan di silsilah Yesus seperti tercantum dalam bacaan kita merupakan hal yang sangat jarang terjadi. Biasanya silsilah di dalam Alkitab memuat nama-nama laki-laki dan bukan perempuan. Itulah sebabnya kemunculan empat nama perempuan dalam silsilah Yesus, tokoh utama dalam Injil Matius, pantas untuk menjadi perenungan. Keempat perempuan itu adalah Tamar (ayat 3), Rahab (ayat 5), Rut (ayat 5) dan isteri Uria (ayat 6). Keempatnya sebenarnya tidak memiliki kriteria yang cukup baik sehingga pantas disebutkan dalam daftar silsilah, yaitu:
- Tamar. Ibu ini melahirkan si kembar Peres dan Zerah dari Yehuda yang adalah mertuanya sendiri (Kejadian 38:27).
- Rahab bekerja sebagai wanita penghibur sebelum bertemu dan menikah dengan Salmon, salah satu mata-mata Yosua (Yosua 2 : 1).
- Rut adalah wanita asing yang meninggalkan identitasnya demi mengikuti mertuanya (Rut 1:16-17)
- Istri Uria (BIS : bekas istri Uria) untuk menyebutkan ibu dari Salomo, raja agung Israel. Matius tidak menyebutkan nama perempuan itu sebagaimana ketiga nama yang lain, namun hanya mencatat statusnya sebelum menikah dengan Daud. Alkitab mencatat kehebohan perselingkuhan itu (2 Samuel 11)
Jelas bahwa nama para perempuan di silsilah Yesus versi Matius bukanlah perempuan yang memiliki sejarah hidup yang biasa. Walaupun demikian para ibu ini mendapatkan tempat khusus yang disediakan oleh Matius untuk mencatat nama-nama mereka. Mereka lemah secara identitas seksual karena mereka adalah perempuan, mereka juga lemah dalam catatan sejarah kehidupan karena pengalaman mereka masing-masing.
Namun Allah meninggikan mereka dengan kelahiran anak-anak mereka. Nama mereka tercantum di daftar silsilah untuk menunjukkan bahwa dalam silsilah Sang Mesias pernah hidup orang-orang yang tersisih, orang asing dan bahkan orang yang melakukan dosa. Namun ketika Allah mulai turut campur tangan dalam sejarah hidup mereka dan mereka berani meninggalkan masa lalu untuk berjalan di jalan yang benar, nama mereka dipulihkan. Mereka yang tidak diperhitungkan, malah akhirnya terhitung dalam sejarah Sang Mesias. Dibalik semua itu ada Allah yang bekerja keras mengubah kehidupan manusia.
Saudaraku, selama manusia masih diberi kesempatan hidup di dunia, sejarah hidupnya masih terus dituliskan dan sangat prematur bila menjatuhkan vonis tertentu. Bisa saja manusia suatu saat terjerembap dalam kubangan dosa, salah memilih jalan hidup, keliru memilih teman, dan lain-lain. Sejarah hidupnya menjadi gelap dan kelam. Sebagai sesama, kadang rasanya tidak sabar melihat orang itu tidak segera keluar dari kubangan dosa dan bahkan dengan bangga meneruskan jalannya yang salah. Akhirnya vonis dijatuhkan : tidak ada harapan baginya dan tersingkirlah dia dari hitungan orang berhasil.
Namun bagi Allah, selama manusia masih bernafas, kesempatan itu masih diberikan-Nya. Allah bisa berkarya dengan untuk mengubah apa yang tidak diperhitungkan manusia sanggup untuk masuk hitungan. From zero to hero. Apa yang kelam, diubah menjadi terang. Mendung akan berlalu dan terang mengusir kegelapan itu. Bila seorang menyadari dan mau menerima anugerah Allah, ia akan mampu menjalani hidup dalam kebenaran dan mengusir kegelapan dalam hidupnya. Sebagaimana pujian Maria : “Jiwaku memuliakan Tuhan … sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya” (Lukas 1:46, 48). Ya, Allah sanggup melakukan itu : Meninggikan orang yang rendah dan tidak masuk hitungan.
Oleh karena itu renungkanlah :
- Apakah saya saat ini ada dalam status tidak diperhitungkan?
- Beranikah saya mempercayai bahwa anugerah Allah sanggup memulihkan kondisi saya yang terpuruk?
- Beranikah saya meninggalkan jalan kekelaman dan berjalan dalam kebenaran?
Selagi masih ada kesempatan, semua bisa berubah sesuai kehendak Allah. Terpujilah Allah Sang Maha Bijaksana. (Ag)