TERGETAR OLEH FIRMAN YANG MENGHIBURKAN


Elie Wiesel lahir di Rumania dalam keluarga Yahudi yang taat. Sejak kecil ia mencintai kitab suci dan mendalami ajaran agamanya. Namun pada usia 15 tahun, hidupnya berubah drastis ketika ia dan keluarganya dideportasi ke kamp konsentrasi Nazi. Ia kehilangan ibu, ayah, dan saudara perempuannya di sana.  Di tengah penderitaan yang tak terbayangkan, Wiesel hampir kehilangan imannya. Ia mengalami kepedihan yang luar biasa menghadapi rasa kehilangan keluarganya namun meskipun batinnya hancur ia tetap bertahan. Setelah perang usai, Elie Wiesel menulis buku Night (Malam), yang menggambarkan betapa mengerikannya Holocaust (peristiwa genosida atau pembantaian oleh Nazi Jerman), tetapi juga bagaimana pengharapan bisa tetap ada bahkan dalam kegelapan terdalam sekalipun.

Mazmur 119:50 mengatakan, “Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu menghidupkan aku.”. Raja Daud menuliskan bagaimana Firman Tuhan menjadi penghiburan di tengah kesengsaraan. Hidup tidak selalu mudah karena ada  saja saat-saat di mana kita merasa terpuruk, dikhianati, atau kehilangan harapan. Namun sadarilah bahwa Firman Tuhan bukan hanya sekadar kata-kata biasa  tetapi mengandung janji hidup yang menopang kita.  Mungkin saat ini kita sedang menghadapi badai kehidupan: masalah keluarga, keuangan, kesehatan, atau pergumulan batin yang terasa tak tertanggungkan namun Firman Tuhan mengingatkan bahwa kita tidak sendiri. Janji-Nya merupakan sumber kehidupan dan penghiburan sejati. Ketika kita membaca dan merenungkan Firman-Nya, hati yang lelah akan menemukan kekuatan baru dan jiwa yang remuk mendapatkan pengharapan. Seperti Wiesel yang bertahan dengan pengharapan, kita pun bisa bertahan karena janji Tuhan tidak akan pernah gagal.  Hidup memang penuh tantangan, tetapi Firman Tuhan selalu memberi kekuatan. Ketika dunia seakan runtuh, Firman-Nya tetap teguh. Jangan biarkan keputusasaan mengalahkan kita, karena ada janji Tuhan yang menghidupkan dan menguatkan.  Ingatlah kalimat ini,”Kahanan ora mesti becik, nanging pangandikané Gusti tansah dadi panglipur lan pangarep-arep.” (Keadaan tidak akan selalu baik-baik saja, tetapi Firman Tuhan selalu menjadi penghiburan dan pengharapan.) (sTy)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *