Pemahaman iman yang setengah itu sungguh berbahaya. Itulah yang terjadi pada para murid Yesus sehingga mereka begitu pesimis walau mereka menjadi pengikut Sang Guru yang adalah Tuhan. Mari renungkan Yohanes 20:1-10.
Para murid yang berlarian ke kubur setelah diberitahu oleh Maria Magdalena tentang lenyapnya jasad Sang Guru, termangu melihat kubur itu kosong dan hanya tersisa kain kafan. Mereka tak pernah menyangka kalau jasad Yesus bisa hilang.
Siapa yang mengambilnya? Tak ada orang Yahudi yang mau menjamah jenazah karena najis. Itulah sebabnya para murid tidak memercayai ucapan Maria, namun setelah melihat kenyataan itu mereka percaya kepada Maria bahwa Sang Guru telah lenyap. Petrus dan Yohanes yang menyaksikan hanya tahu bahwa jasad Yesus hilang. Itu sungguh menyedihkan. Maria Magdalena bahkan tak sanggup kembali ke rumah tempat mereka berkumpul dan meratap di taman itu.
Mereka tak pernah berpikir bahwa jasad itu hilang karena Yesus sudah bangkit. Benar-benar tak terpikir oleh mereka. Penulis Yohanes menyertakan satu ayat yang memberi keterangan: Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati (Yohanes 20:9). Senada dengan Injil yang lain, Yohanes menjelaskan bahwa para para murid juga tidak memahami pesan Guru bahwa Ia akan bangkit di hari ketiga setelah kematian-Nya.
Menemani Yesus siang dan malam tak menjamin para murid paham terhadap perkataan-Nya. Mereka mendengarkan pengajaran-Nya namun tak memahami pesan-Nya. Pemahaman iman mereka HANYA SETENGAH dan berhenti di situ saja. SETENGAH PAHAM itulah yang membuat mereka punya respons negatif saat Yesus menjumpai mereka kembali, antara lain Maria mengira Dia penjaga taman, Thomas ingin memegang luka di tubuh-Nya dan para murid bertanya-tanya tentang lelaki yang memberi petunjuk untuk menebarkan jala.
Betapa pentingnya menjadi seorang murid sejati yang tak hanya berada di dekat dan di sekitar gurunya melainkan MEMAHAMI APA YANG DIINGINKAN. Mengikut Yesus tak bisa setengah-setengah, maka Yesus mengatakan kalau mau mengikut-Nya seseorang harus meninggalkan segalanya untuk fokus kepada-Nya (Lukas 18:29).
Karena setengah paham inilah, mereka berada dalam kemuraman dan ketakutan bahkan kehilangan harapan di tengah keadaan yang susah. Mereka tak berani memandang kehidupan karena tak belajar untuk melengkapi ‘puzzle’ pesan Yesus.
Saat ini kehidupan makin kompleks dan tantangan makin berat. Banyak orang meninggalkan iman dalam Kristus dan keluar meninggalkan-Nya. Inilah realitas kehidupan dan dibutuhkan IMAN YANG TAK HANYA SETENGAH untuk dapat bertahan tanpa meninggalkan panggilan-Nya.
Saudaraku, iman yang terus belajar, makin diperlengkapi dan makin kuat untuk bertahan dan terus setia dalam panggilan-Nya. Mari terus belajar makin mengenal Dia dan makin dilengkapi sehingga makin kuat berakar dalam iman percaya dan bertahan dalam kasih karunia-Nya. JANGAN SETENGAH-SETENGAH dalam mengikut Yesus. TERUSLAH BELAJAR. Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)