MAZMUR 31. Sahabat, menjadikan TUHAN tempat perlindungan kita adalah sikap yang tepat dan benar. Entah apa pun yang terjadi dalam hidup kita, jadikanlah TUHAN tempat perlindungan kita. Jika kita membaca Mazmur 31 secara lengkap, maka kita akan melihat bagaimana Pemazmur sedang mengalami situasi yang genting di dalam hidupnya.
Nama baik Pemazmur dijatuhkan oleh para musuhnya, ia dicela (Ayat 12) oleh persekongkolan orang (Ayat 21), ia dikejar-kejar (Ayat 16), dia ditinggalkan orang (Ayat 12-13), menderita sakit (Ayat 10-11), dipermalukan, seakan-akan ia tidak lagi orang dikasihi Tuhan, bahkan dia adalah orang yang dibuang Tuhan (Ayat 23).
Dalam situasi yang genting tersebut Pemazmur berdoa dan meminta tolong kepada Tuhan; situasi yang genting tersebut membuat Pemazmur memohon supaya Tuhan segera melepaskan dia. Pemazmur menyerahkan permasalahan hidup yang dihadapinya kepada Tuhan dengan harapan bahwa dia tidak akan malu oleh karena musuh-musuhnya. Pemazmur hanya mengandalkan Tuhan dan dengan penuh percaya dia berkata: “Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku” (Ayat 6).
Bagi Pemazmur, sebagai penolong, Tuhan itu sangat terbukti dan setia, bagi Pemazmur Tuhan adalah gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan yang menyelamatkan, penuntun dan pembimbing.
Syukur kepada Tuhan, pada hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan topik: “Surrender in God (Berserah Diri Kepada Allah)”. Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 31:1-9. Sahabat, pada detik-detik terakhir hidup-Nya, Yesus berkata, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Kalimat tersebut merupakan kata-kata terakhir Yesus setelah melewati jalan salib yang panjang. Apakah itu berarti bahwa Yesus tidak dapat berbuat apa-apa untuk melawan penderitaan yang dialami-Nya? Jawabannya tentu saja “Tidak.” Apa yang Yesus katakan adalah bentuk penyerahan diri-Nya kepada Bapa. Sebab, Yesus tahu itulah tujuan Bapa mengutus-Nya ke dalam dunia.
Mazmur 31 berisi doa memohon perlindungan TUHAN. Dalam permohonannya, Daud memercayakan dirinya kepada TUHAN (Ayat 2). Baginya, TUHAN itu seperti gunung batu dan kubu perlindungan yang kukuh (Ayat 3). Berada dibalik-Nya pastilah aman dari serangan musuh-musuhnya.
Mengapa Daud dapat begitu percaya kepada TUHAN? Karena Daud tahu bahwa TUHAN akan melindunginya oleh karena nama dan kasih setia-Nya (Ayat 4 dan 6). Kesetiaan Allah adalah kesetiaan yang teguh. Ketika Ia melindungi orang yang dikasihi-Nya, maka tidak ada satu kuasa pun yang dapat mengalahkan-Nya.
Sahabat, pengalaman Daud selama masa mudanya membuatnya tidak pernah meragukan TUHAN yang disembahnya. Berkali-kali dia diluputkan dari bahaya maut yang dirancang oleh para musuhnya. Ketika Daud memercayakan hidupnya dalam kuasa TUHAN, maka amanlah dia, karena itu, ia bersorak-sorai dan bersukacita di hadapan para lawannya.
Berserah diri kepada Allah berarti kita memercayakan diri sepenuhnya kepada-Nya. Sepenuhnya berarti segenap kehidupan kita, seperti: Pekerjaan, pendidikan, keluarga, pelayanan, kesehatan, keuangan, dan lain-lainnya.
Sahabat, berserah diri kepada Allah tidak secara otomatis membuat hidup kita terhindar dari masalah. Mungkin akan ada banyak masalah yang datang. Saat itulah kita akan tahu bahwa Allah adalah PELINDUNG dan PENOLONG yang dapat dipercaya. Marilah belajar dari Daud yang tidak mengandalkan dirinya, melainkan berserah hanya kepada Allah yang setia. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh darai hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 2?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan tidak akan membiarkan kita dipermalukan oleh dunia ini dan oleh musuh-musuh kita sebaliknya Tuhan akan meluputkan kita dengan keadilan-Nya. (pg).