
Sunday Adelaja seorang Gembala Sidang asal Nigeria yang dipakai Tuhan di Ukraina, mendirikan Embassy of the Blessed Kingdom of God for All Nations yaitu sebuah gereja besar dengan puluhan ribu jemaat. Pelayanannya melampaui mimbar dan ia menjangkau kaum miskin, pecandu narkoba, tunawisma, hingga narapidana melalui program pemulihan iman. Konferensi lintas negara, pelayanan sosial, dan pengajaran rohani menjadikan Pendeta Sunday memiliki suara berpengaruh di Eropa Timur. Lewat puluhan buku, ia menegaskan panggilan iman praktis dan transformasi bangsa. Hidupnya menjadi kesaksian bahwa kasih Allah mampu mengubah masyarakat luas.
Keluaran 32:12 yang berbunyi,”Mengapakah orang Mesir harus berkata begini: Dia membawa mereka keluar dengan maksud mencelakakan mereka, untuk membunuh mereka di pegunungan dan untuk membinasakan mereka dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah atas malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu.” memakai kata Ibrani “niḥam” untuk kata menyesal yang berarti berubah hati. Ini menunjuk pada Allah yang memilih menahan murka-Nya demi nama-Nya sendiri. Ayat ini menyingkap paradoks Ilahi yaitu murka Allah benar adanya dan layak untuk dilakukan namun dibalik itu ada kasih-Nya tetap mengingat janji yang telah diikat-Nya bagi umat pilihan-Nya. Musa tidak hanya berdoa, ia mengingatkan Allah akan reputasi-Nya di hadapan bangsa-bangsa. Pertobatan orang berdosa menjadi bukti kemuliaan Allah yang lebih besar dibandingkan dengan kejatuhan manusia karena kasih-Nya mengalahkan murka-Nya sendiri. Betapa hati-Nya terguncang ketika menyadari “murka” atau hukuman itu seharusnya ditimpakan kepada kita, tetapi Allah sendiri justru menahannya.
Seperti pelayanan Sunday Adelaja yang memulihkan hidup banyak orang, demikian pula doa Musa menyingkap kuasa Allah yang menahan murka dan membangkitkan pertobatan sejati. Kasih yang menahan murka membuka jalan bagi sukacita pertobatan. (sTy).