Saudaraku, belakangan muncul seorang nama besar dalam industri musik yang menghadapi masalah hukum karena pelecehan seksual dan perdagangan manusia. Kejadian ini tersembunyi bertahun-tahun lamanya dan terbongkar saat para korban dan saksi berani untuk speak up (berbicara, jujur menceritakan) sehingga mendapat atensi dari banyak pihak. Yang tersembunyi mulai terungkap, kebenaran mulai terbit.
Dalam Sejarah gereja, pemberitaan Injil secara masif mendapat respons negatif saat para murid mulai dari speak up kepada rohaniawan Bait Allah. Mari renungkan Kisah Para Rasul 4:13-31.
Diawali dengan hebohnya Bait Suci saat seorang yang dikenal sebagai pengemis lumpuh yang minta-minta di depan pintu gerbang Indah, tiba-tiba masuk ke dalam lingkungan Bait Allah dengan sukacita dalam keadaan yang pulih dan bisa berjalan. Para rohaniawan mulai gelisah dan menginvestigasi para pelaku dan saksi sehingga membuat situasi menjadi tegang.
Hal yang seharusnya dirayakan malah dicurigai dan menjadi prasangka. Alih-alih ikut bersukacita, para rohaniawan itu malah mengancam Petrus dan Yohanes agar tidak memberitakan tentang Yesus. Ancaman ini serius, namun alih-alih ketakutan para murid malah mengatakan: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.” (Kisah Para Rasul 4:19).
Inilah awal perjuangan para pengikut Yesus menghadapi pihak Bait Allah dan menguras banyak energi dan airmata sepanjang Sejarah gereja awal. Para murid berani mengambil posisi berlawanan dengan para rohaniawan itu yaitu sebagai saksi: “Sebab kami tidak mungkin berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan kami dengar.” (Kisah Para Rasul 4:20). Para murid sudah posisi berseberangan dan jelas dan menolak pembungkaman walau itu sangat berisiko. Mereka memilih untuk speak up.
Ribuan tahun telah berlalu dan umat Kristen sekarang bukanlah saksi utama dari pekerjaan Kristus, namun tugas dari Yesus tidaklah berubah: “… dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Para Rasul 1:8b).
Maka setiap orang percaya seharusnya menyadari bahwa mengabarkan kabar baik adalah tugas dan prioritas dengan risiko apapun walaupun sudah bukan menjadi saksi utama. Tantangan akan makin bertambah namun umat Allah tak boleh diam untuk terus mengabarkan kebenaran-Nya, tak boleh bungkam
Ketika ketidak adilan terjadi, tak boleh bebal Ketika penghisapan membuat manusia makin mendiskriminasi sesamanya. Orang Kristen harus speak up tentang Kristus yang membebaskan, bukan speak up tentang kehidupan hedon dan nyaman seorang pengikut Kristus yang bertaburan berkat dan seabrek privilege (hak istimewa) yang mengatasnamakan anak-anak Allah.
Saudaraku, menjadi Kristen seharusnya MEMPERJUANGKAN apa yang KRISTUS PERJUANGKAN, bukan memperjuangkan kepentingan sendiri. Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)