BERDIAM DIRI DI HADAPAN TUHAN. Sahabat, berdiam diri di hadapan TUHAN akan membuat kita lebih mampu mendengarkan suara Allah. Pendengaran yang baik itu akan membuat kita sungguh mampu mengetahui kehendak-Nya. Persoalan manusia adalah begitu disibukkan dengan banyak suara sehingga tidak mampu lagi mendengarkan suara Allah. dan akhirnya terus bertanya-tanya dalam hatinya: ”Apakah kehendak Allah bagi saya?”
Dengan berdiam diri di hadapan Tuhan, kita bisa memercayai-Nya dengan segenap hati. Dia tak perlu teriakan kita atau sikap kritis kita supaya Dia bertindak membereskan kekacauan di bumi. Dia hanya butuh hati dan iman kita untuk menggerakkan surga terbuka.
Saat kita datang dengan segenap hati kepada Tuhan, Dia akan menyatakan diri-Nya dan hadirat-Nya akan kita rasakan. Meskipun kondisi dunia saat ini seperti api yang menghaguskan dan menghancurkan, tapi mereka yang hidup di dalam Dia tidak akan terbakar. Allah itu ibarat aliran air hidup yang menyegarkan. Kita akan mengalami kelegaan di dalam Dia kalau kita datang, berseru dan fokus kepada hadirat-Nya.
Syukur hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan tema: “Silent Before God (Berdiam Diri Di Hadapan Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 4:1-9 dengan penekanan pada ayat 5. Sahabat, kemarahan dapat menghinggapi siapa saja. Pemicunya pun dapat dari mana saja. Mulai dari masalah diri sendiri, sampai pada fitnah yang keluar dari mulut orang-orang yang dengki. Di tengah kemarahan tak jarang muncul keinginan untuk segera memuaskan hati dengan melampiaskannya. Membela diri, mengumpat, mengutuk, membeberkan keburukan orang lain, hingga mengutip ayat dengan maksud menghakimi sesama. Terlebih di masa kini kita dimudahkan dengan sarana yang sangat praktis yakni melalui media sosial.
Namun demikian sang pemazmur dengan bijak menasihatkan supaya ketika marah, kita tetap diam. Berdiam diri untuk mengambil waktu merenung, menyelidiki hati supaya kita dapat mengoreksi diri sendiri serta bertobat jika ternyata telah melakukan tindakan yang melenceng dari kehendak Tuhan.
Sahabat, mengambil waktu untuk diam juga memberi kesempatan supaya hati kita menjadi lebih tenang. Menghindarkan kita dari emosi yang meledak-ledak serta pengambilan keputusan yang salah, yang dapat semakin memperburuk keadaan. Diam menjadi sarana yang baik untuk menghindari dosa. Menahan diri untuk tidak mengumbar emosi negatif tentu akan membuahkan hasil yang lebih baik daripada sekadar mendapatkan kepuasan sesaat.
Mungkin dengan diam kita tampak lemah, salah dan kalah. Dengan diam kemarahan kita seakan tak tersalurkan. Namun memilih diam akan menjadi lebih bijak daripada membela diri dengan menjatuhkan orang lain. Bukankah Yesus pun memberi teladan demikian? Jika kita merasa harus berbicara, bicara saja pada Tuhan.
Dalam berbagai situasi yang kita hadapi, kita seringkali berespons yang salah. Kita berusaha mendesak Tuhan untuk mengubah kondisi kita atau memberikan solusi. Tapi lupa bahwa sebenarnya yang Tuhan mau adalah supaya kita berdiam diri sejenak dan mendengarkan suara-Nya. Dia mau kita lebih dulu tenggelam dalam hadirat-Nya dan tak terpengaruh dengan semua kekhawatiran kita.
Sahabat, Jadi, kalau hari ini kita merasa Tuhan rasanya tak peduli dengan kondisi kita, pasti TUHAN mau kita berdiam diri sejenak di hadapan-Nya. Karena itu, berdiam dirilah di hadapan TUHAN, maka Ia akan memberikan jalan keluar atas setiap pergumulan kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 9?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Diam bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Dalam diam kita bisa semakin jelas mendengar suara Bapa. (pg).