Seek the LORD as long as He is Willing tobe FOUND

Seek the LORD as long as He is Willing tobe FOUND

Hari ini kita kembali belajar dari kitab Yehezkiel dengan topik: “Seek the LORD as long as He is Willing to be FOUND (Carilah TUHAN selama Ia Berkenan DITEMUI)”. Bacaan Sabda diambil dari Yehezkiel 41:1-26. Sahabat, penglihatan Yehezkiel kini sampai pada bagian utama dari Bait Suci, yakni ruang balai, ruang kudus, dan ruang  mahakudus. Itulah bagian sebenarnya dari Bait Suci, dan merupakan bagian yang tertutup. Hal itu menandakan bahwa Allah, sekalipun hadir di tengah umat-Nya, tetap berada terpisah dari manusia oleh karena kekudusan-Nya.

Bait Suci itu berbentuk bujur sangkar yang sempurna, berukuran 100 x 100 hasta. Ini melambangkan kesempurnaan Allah yang bersemayam di dalamnya. Ukiran-ukiran gambar yang menghias dinding-dinding Bait Suci, yaitu kerub-kerub dan pohon kurma, sama dengan yang ada di dinding Bait Allah Salomo (1 Raja-Raja 6:29-36). Kerub adalah makhluk surgawi yang bersayap, yang menopang kemuliaan Allah (Yehezkiel 9:1; Yehezkiel 10). 

Malaikat itu pernah ditugaskan menjaga pohon kehidupan di taman Eden (Kejadian 3:24).  Kehadirannya di Bait Suci melambangkan kekudusan dari ruang mahakudus. Pohon kurma melambangkan pengharapan dan kemakmuran (Mazmur 92:13). Dengan demikian kedua ukiran itu menyatakan bahwa Allah adalah sumber perlindungan dan kemakmuran. 

Selain hiasan kerub dan pohon kurma, Yehezkiel juga melihat suatu benda yang menyerupai mezbah kayu di hadapan ruang mahakudus (Ayat 21), yang dinamai “meja yang ada di hadirat Tuhan”. Mungkin mezbah itu adalah meja roti sajian yang merupakan perabotan penting Kemah Suci (Keluaran 25:23-30).

Membaca bagian-bagian Bait Suci yang rumit dan penuh makna itu, mengajarkan kepada kita bahwa Allah yang Mahasuci berkenan hadir di tengah-tengah umat-Nya. Allah berkenan umat-Nya menghampiri-Nya, karena itu CARILAH TUHAN selama Ia berkenan ditemui (Yesaya 55:6). 

Sahabat, renungan  hari ini mengingatkan kita agar tidak menyia-nyiakan waktu.  Kesempatan yang ada mari kita gunakan untuk terus menerus MENCARI TUHAN.  Mencari Tuhan merupakan sebuah keputusan penting bagi orang percaya, terlebih saat kita berada dalam situasi-situasi yang sulit.  Ketika jalan yang kita tempuh terbentur tembok yang tebal, sedangkan berbagai upaya telah kita lakukan dan kesemuanya berujung kepada kegagalan, maka tiada jalan lain selain kita harus datang kepada Tuhan dan mencari wajah-Nya.  

Mencari Tuhan berarti menyadari akan keterbatasan dan ketidakberdayaan kita, lalu dengan penuh kerendahan hati mencari-Nya.  Mencari Tuhan juga berarti berharap dan mengandalkan Dia saja.

Mengapa kita harus mencari Tuhan?  Karena Dia merupakan sumber pertolongan sejati.  Sementara segala hal yang ada di dunia ini tak bisa memberikan jawaban dan jaminan yang pasti bagi kita.  Karena itu jangan sekali-kali kita menggantungkan harapan pada jejaring, kekayaan, jabatan, pengalaman, kepintaran atau ketrampilan, semuanya adalah sia-sia.  Gantungkan harapan sepenuhnya kepada Tuhan sebab Dia selalu punya jalan ajaib untuk menolong kita.  Dia tidak pernah kehabisan cara melepaskan kita dari berbagai masalah.  

 
Sahabat, perjalanan hidup bangsa Israel hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi kita yang hidup di zaman sekarang ini.  Ketika mereka mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka ada keamanan, perlindungan dan kemenangan.  Namun, ketika mereka meninggalkan Tuhan, berkompromi dengan dosa dan mencari pertolongan kepada ilah lain, kekalahan demi kekalahan harus mereka alami. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari Yesaya 55:6? 

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya Tuhan.” (Mazmur 9:11). (pg).

Renungan Lainnya