MALAIKAT. Dari Alkitab Edisi Studi saya mendapat informasi bahwa kata malaikat seakar dengan kata Ibrani yang berarti UTUSAN. Dalam Alkitab, malaikat membawa pesan dari Allah kepada manusia. Malaikat menyampaikan pesan atau memberi perintah secara langsung (Kejadian 16:7-12; Bilangan 22:22-35; Lukas 1:11-20, 26-38), ataupun lewat mimpi (Kejadian 31:10-13; Matius 1:20-21). Malaikat sering hadir dalam penglihatan. Mereka mengarahkan orang kepada penglihatan dan menafsirkan maknanya (Zakharia 1:7-17, 5:5-11; Kisah Para Rasul 10:3-23; Wahyu 10:1-11).
Namun, malaikat lebih dari sekadar pembawa pesan. Mereka melaksanakan kehendak Allah dengan bertindak sebagai wakil Allah. Mereka melindungi umat Allah (Keluaran 14:19, 23:23; Mazmur 34:7; Daniel 6:22) atau menghukumnya ketika mereka berdosa kepada Allah (1 Samuel 24:11-17). Malaikat juga menghukum musuh umat Allah atau menghukum kuasa jahat lain (Keluaran 12:23, 29:30; Yesaya 37:36; Matius 13:49-50; Wahyu 14:14-20, 20:1-3). Malaikat datang melayani Yesus sesudah diuji oleh iblis di gurun (Matius 4:11). Sesudah Yesus wafat di salib dan dikuburkan, malaikat melepaskan Yesus dari kubur (Matius 28:2).
Malaikat sering digambarkan dalam karya seni sebagai makhluk bersayap dan berjubah panjang. Namun, dalam Alkitab mereka menampakkan diri dalam berbagai wujud. Beberapa malaikat dalam Alkitab mempunyai nama. Daniel menyebutkan Gabriel (Daniel 9:21), yang juga menampakkan diri kepada Maria (Lukas 1:26-28), dan Mikhael, salah satu malaikat pelindung yang terkuat (Daniel 10:13). Mungkin Iblis tadinya merupakan bagian dari dewan malaikat (Ayub 1:6; Zakharia 3:1). Dalam masa Perjanjian Baru, malaikat kian dikenal sebagai makhluk rohani yang menolong Allah berperang melawan iblis, roh-roh jahat.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Samuel dengan topik: “Samuel is not An Angel (Samuel Bukan Malaikat)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Samuel 12:1-25. Sahabat, hidup Samuel tidak sempurna. Dia manusia biasa seperti kita. Dia bukan malaikat. Seperti anak-anak Imam Eli yang jahat (1 Samuel 2:12-17, 29), anak-anak Samuel mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan (1 Samuel 8:3).
Berbeda dengan Eli yang ditolak Tuhan (1 Samuel 2:30-36), Samuel tetap hidup berkenan kepada Tuhan. Ia menjaga hidupnya bersih di hadapan Tuhan dan umat, menjadi teladan (Ayat 4), pendoa syafaat, dan setia mengajar umat (Ayat 23-24).
Sahabat, bacaan kita pada hari ini diawali dengan kesaksian umat atas kehidupan Samuel menjelang akhir masa pelayanannya, saat ia akan undur diri. Seumur hidupnya hingga saat itu Samuel terus hidup di bawah sorotan publik. Semua orang bisa melihat bagaimana Samuel menjalani hidup yang berintegritas.
Walaupun Tuhan bisa memakai siapa saja, tetapi kehidupan Samuel yang bersih dan berintegritas memberikan keleluasaan baginya untuk menjadi pemimpin yang efektif bagi Tuhan. Kita menyaksikan bagaimana dengan singkat, gamblang, dan efektif, Samuel dapat menuturkan pengalaman hidup bangsa Israel dan menyodorkan kepada mereka kenyataan bahwa mereka telah berdosa kepada Tuhan. Tuhan pun menunjukkan kepada umat bahwa Ia berkenan kepada Samuel dengan memberikan tanda alam yang anomali (Ayat 18).
Umat Israel masih memiliki kepekaan terhadap kebenaran firman Tuhan sehingga mereka mudah dinasihati oleh Samuel (Ayat 19). Tuhan juga berbelaskasihan kepada umat-Nya yang penuh kelemahan. Yang penting mereka sadar dosa, bertobat, dan mau menundukkan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Ayat 24). Samuel sendiri, walau secara formal sudah menyelesaikan pelayanannya, tetap peduli dan mendoakan mereka agar hidup sungguh-sungguh berkenan kepada Tuhan (Ayat 23).
Sahabat, sebagaimana Samuel, diantara kita tidak ada yang sempurna. Kita manusia biasa, bukan malaikat. Banyak kelemahan kita yang bisa menjatuhkan kita atau merusak kesaksian kita akan Tuhan. Akan tetapi, anugerah dan penyertaan-Nya akan memampukan kita menjalani hidup berintegritas, sehingga kita pun dapat mengakhiri pelayanan kita dengan gemilang di hadapan Tuhan dan menjadi teladan bagi sesama. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 23?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Manusia tetaplah manusia. Sehebat bagaimanapun dia, ia tetaplah manusia yang punya kekurangan. Hanya Allahlah yang Empunya kesempurnaan. (pg).