SAAT Tuhan MENGGENAPI Janji-Nya

SAAT Tuhan MENGGENAPI Janji-Nya

Sahabat, sudah menjadi rahasia umum bahwa menunggu adalah pekerjaan yang sangat membosankan.   Hal itu juga terjadi dalam kehidupan doa dan menanti penggenapan janji Tuhan! 

Pada saat kita menanti datangnya jawaban doa dari Tuhan seringkali kita tidak sabar, menyerah di tengah jalan dan berhenti berharap, karena mata jasmani kita belum melihat secara nyata jawaban doa tersebut.  Padahal sesungguhnya Tuhan telah mempersiapkan berkat yang kita perlukan, hanya waktunya belum tiba, sebab Tuhan lebih tahu kapan waktu yang terbaik untuk menjawab doa-doa kita.  Dia sangat tahu dengan pasti: Kapan saatnya Tuhan menggenapi janji-Nya atas kita.

Untuk lebih memahami topik tentang: “SAAT Tuhan MENGGENAPI Janji-Nya” , Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 105:16-22 dengan penekanan pada ayat 19. Sahabat, dalam Mazmur 105, Pemazmur mengingat masa-masa awal umat Allah dibentuk. Pada masa itu, jumlah umat Allah  tidak banyak, dengan status sebagai orang asing di negeri orang dan hidup mengembara (ayat 12-13).

Berawal dari Tuhan memanggil Abraham keluar dari negerinya dan pergi menuju Tanah Perjanjian. Meski dengan jumlah yang tidak banyak, Abraham tetap melangkah bersama Tuhan. Dalam pengembaraan itu, mereka menjadi orang asing, namun Tuhan tidak meninggalkan umat yang baru dibentuk-Nya (ayat 14-15). Raja-raja yang jahat kepada umat mengalami penghukuman Allah (ayat 14).

Dengan berjalannya waktu, umat Allah bertambah banyak dan hidup makmur di Tanah Kanaan. Bencana kelaparan menimpa negeri itu dan Yusuf pun dijual sebagai budak (ayat 16-17). Yusuf hidup dalam perbudakan dan kesusahan di negeri asing (ayat 18). Sekali lagi, Pemazmur melihat semua peristiwa itu dari perspektif positif.

Sahabat, dijualnya Yusuf menjadi budak dipandang sebagai cara Tuhan mengutusnya agar dapat menyelamatkan keluarga dan bangsanya (ayat 17). Bencana dan segala kesusahan yang menimpa mereka hanya bersifat sementara, sampai Tuhan menggenapi janji-Nya (ayat 19) dan membuktikan pemeliharaan-Nya atas umat yang dikasihi-Nya (ayat 20-22). 

Ketika bangsa Israel dilanda kelaparan yang dahsyat, Tuhan menyelamatkan umat-Nya ini dengan cara-Nya yang di luar nalar, tak dapat dimengerti dan tak terjangkau oleh jalan pemikiran manusia.  Yusuf, yang pada waktu itu masih berusia belia yaitu sekitar 17 tahun, diutus Tuhan untuk ke Mesir demi penyelamatan bangsa dan juga sanak saudaranya.  Untuk sampai ke Mesir Yusuf harus melewati perjalanan hidup yang penuh liku dan derita. 

Sahabat, pada waktu Tuhan tiba, Yusuf  mengurus tanah Mesir sehingga negeri itu makmur dan berlimpah bahan makanan  (Kejadian 41:46-49).  Dengan demikian bangsanya, orangtua serta sanak-saudaranya datang ke Mesir dan diselamatkan dari bencana kelaparan.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Ketika kita menanti-nanti pertolongan Tuhan, apa yang perlu kita lakukan dan apa yang perlu kita miliki?
  2. Apa yang perlu menjadi keyakinan kita dalam menantikan pertolongan Tuhan?

Selamat sejenak merenung. Terus jaga harapan, sekecil apa pun. Mukjizat dapat terjadi setiap saat.  (pg)

Renungan Lainnya