Selamat jumpa para Pendukung Kristus , apa kabar? Salam sehat penuh kerukunan. Sahabat, kerukunan adalah dambaan setiap persekutuan. Persekutuan mana pun, entah keluarga, gereja, maupun masyarakat, semuanya menginginkan kerukunan dalam hidup persekutuannya. Tetapi seperti apakah gambaran persekutuan atau persaudaraan yang rukun itu?

Panggilan untuk hidup dalam kerukunan  digemakan oleh Daud dalam Mazmur 133:1-3. Suku-suku di Israel rentan  terhadap konflik antarsuku. Semakin kuat konflik di antara mereka, tentu semakin lemah pertahanan mereka terhadap serangan dari bangsa-bangsa sekitar mereka.

Mazmur 133 merupakan sebuah Mazmur Ziarah. Mazmur ini mengungkapkan tentang kerukunan kekeluargaan dari umat Allah. Ternyata dalam pengalaman hidup beriman, umat Israel selaku umat pilihan Allah menyadari bahwa yang terbaik dan terindah adalah apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun, sebagaimana yang dikemukakan dalam ayat 1, “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.” Selanjutnya dalam ayat 2 dan 3, persaudaraan yang rukun itu diumpamakan dengan minyak di atas kepala Harun dan embun gunung Hermon yang menyegarkan. Persaudaraan yang rukun juga disamakan dengan berkat.

Mazmur 133 merupakan pernyataan iman mengenai kasih persaudaraan umat Tuhan. Bila kasih itu ada, maka berkat Tuhan pun melimpah.

Sahabat, selanjutnya Kristus merumuskan ulang hukum Allah di Perjanjian Lama menjadi: “Kasihilah Tuhan Allahmu…, dan kasihilah sesamamu manusia…” (Matius 22:37-39). Dengan demikian kasih kepada Allah menjadi dasar kasih kepada sesama. Kasih kepada sesama menjadi bukti dan wujud kasih kepada Allah. Kasih kepada sesama hanya mungkin ada pada orang-orang yang sudah lebih dahulu mengalami kasih Allah.

Mazmur 133 menggambarkan keindahan kasih kepada sesama. Kasih Allah yang sudah dialaminya menjadi kekuatan bagi komunitas anak-anak Allah untuk dapat saling mengasihi. Mereka pun akan belajar mengasihi sesama yang masih berada di luar komunitas umat Allah.

Mazmur 133 juga menggambarkan bagaimana komunitas persaudaraan kasih tersebut menyenangkan Allah sehingga Dia mencurahkan berkat-Nya yang limpah. Bagaikan minyak urapan yang melimpah dan turun atas diri Harun, demikian berkat yang melimpah itu akan dialami anak-anak Tuhan seperti imam yang karena pengurapan atasnya, dapat melayani Tuhan di rumah-Nya. Berkat Tuhan ini pasti akan dialami dan dinikmati umat-Nya, yang mewujud dalam tindakan saling mengasihi dan saling memberkati.

Sahabat, sedangkan embun yang turun dari Hermon sampai ke Sion, menggambarkan keajaiban berkat Tuhan, mengingat kedua bukit itu terpisah jauh secara geografis. Maka kelimpahan berkat ini secara ajaib akan menyeberang dari komunitas umat Tuhan kepada sesama yang di luar komunitas tersebut.

Ingatlah! Bila Sahabat termasuk dalam komunitas persaudaraan karena kasih, pastilah kasih Allah akan mengalir juga melalui Sahabat kepada sesama manusia di luar sana. Wujud kasih itu ialah Sahabat berani berbagi berkat Allah kepada mereka, sama seperti Sahabat berbagi berkat kepada saudara seiman. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Rukun-rukunlah! (pg).

One Comment

  1. Kristianti kartika Widjaja

    Shaloom….Selamat pagi Pak Paul dan para Sahabat pendukung Kristus.
    Salam sehat , penuh pengharapan di dalam Kristus.
    Puji Tuhan…??, Kabar baik kita masih diberi kesempatan utk menerima Firman Tuhan pagi ini serta menikmati kasih setia-Nya yg tak berkesudahan bagi kita.
    Terima kasih utk Renungan Firman Tuhan pagi ini yg membawa sukacita karena kita dipanggil untuk hidup dengan rukun dan damai dengan sesama.
    Biarlah kita mewujudkan kasih Allah kepada sesama kita dengan berbagi berkat kepada mereka seperti kepada saudara seiman kita…Immanuel
    Tuhan Yesus Memberkati…. Selamat beraktivitas.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *