RITUAL di Waktu Pagi

RITUAL di Waktu Pagi

Sahabat, apa ritualmu di pagi hari setelah kamu bangun tidur? Kalau saya begitu bangun tidur langsung kumur, minum secangkir air putih hangat, menaikan doa syukur, membaca ayat yang akan menjadi Bacaan Sabda di “Sejenak Merenung”, kemudian bersaat teduh. Setelah itu baru membagikan  “Sejenak Merenung” untuk hari itu.

Pagi merupakan awal hari dan jika kita mengawali hari dengan benar, dengan mencari wajah Tuhan dan bersekutu dengan-Nya sebelum memulai segala sesuatunya, kita akan mengalami sukacita, pertolongan, mukjizat dan kekuatan dari Tuhan sepanjang hari. 

Pagi hari bisa diibaratkan sebuah fondasi bangunan;  jika kita memulai dengan fondasi yang benar maka bangunan itu akan tetap tegak berdiri dengan kokoh, meskipun pada hari itu turun hujan badai. Maka sangat penting kita memperhatikan: Ritual di waktu pagi.

Untuk lebih memahami topik tentang: “RITUAL di Waktu Pagi”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 108:1-14 dengan penekanan pada ayat 2-3. Sahabat, Mazmur 108 memiliki kemiripan dengan Mazmur 57 dan 60. Ketiganya mengisahkan pertolongan Tuhan kepada Pemazmur dalam menghadapi musuh. Mazmur 108 merupakan pengucapan syukur yang dilakukan bukan secara pribadi, melainkan oleh satu bangsa. Oleh karena itu, Pemazmur ingin mengumandangkan atau memberitahukan betapa kemuliaan Allah selalu menyertainya dalam peperangan. Jelas terlihat bahwa Pemazmur menginginkan semua bangsa memuliakan Allah yang disembahnya.

Pemazmur mengawali tulisannya dengan kesiapan hati untuk memuji kebesaran kasih setia Tuhan. Bukan dengan mulut saja ia memuji Allah, tetapi juga mengajak jiwanya turut bermazmur. Di sini Pemazmur menggunakan kata “bangunlah”.  Kata itu menunjukkan arti bahwa hati, pikiran, dan jiwa raganya ikut serta memuji dan memuliakan Tuhan. Sebab Allah yang dipuji dan disembah oleh Pemazmur adalah Pencipta langit dan bumi, yang berkuasa atas segala makhluk yang ada di dalamnya. Di bagian akhir ayat ke 3, Pemazmur mengajak kita “membangunkan fajar”, di pagi hari kita bersyukur dan memuji Tuhan.

Pada bagian kedua, Pemazmur memuji Allah karena Ia telah melindungi orang-orang pilihan-Nya. Ia menjamin keselamatan mereka. Semua wilayah, seperti Sikhem, lembah Sukot, Gilead, Manasye dan Efraim, Yehuda, Moab, dan Edom, menjadi tempat kudus-Nya. Ini berarti semua daerah itu akan diserahkan kepada orang-orang pilihan-Nya (ayat 8-10).

Pada bagian yang ketiga, Pemazmur mengangkat kidung pujian untuk memohon pimpinan Allah. Pemazmur meyakini betapa sia-sianya keselamatan yang berasal dari manusia. Kini Ia hanya mengandalkan pertolongan dari Tuhan. Bersama Allah, Pemazmur melakukan berbagai perbuatan yang besar. Melalui pertolongan Tuhan, Pemazmur bisa mengalahkan para musuhnya (ayat 11-14).

Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu pada bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Menurut pemahamanmu, mengapa kita perlu menaikan syukur ke hadirat Tuhan di pagi hari, dengan mengingat kasih setia dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita?
  2. Apa yang menjadi pengharapan Pemazmur dalam ayat 7-10?
  3. Apa yang menjadi keyakinan Pemazmur dalam ayat 11-14?

Selamat sejenak merenung. Berikut resep keberhasilan hidup  dari Tuhan Yesus,   “… carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33). (pg)

Renungan Lainnya