Rely to God

Rely to God

MAZMUR 22. Sahabat, Mazmur 22 menerangkan bahwa Mazmur ini dituliskan oleh Daud, seperti tertulis di ayat 1. “Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud”. 

Menariknya sebagai sebuah pujian kepada TUHAN Pemazmur memulai nyanyiannya dengan ratapan-ratapan kehidupannya, tetapi kemudian diakhir dengan suatu pengharapan dan pujian akan kekuasaan TUHAN. Oleh karena itu, ketika membaca Mazmur 22, setidaknya kita dapat membaginya menjadi dua bagian. 

Pertama menggambarkan ratapan dan permohonan Pemazmur akan perasaannya ditinggalkan oleh Allah (Ayat 1-22); sedangkan bagian kedua (ayat 23-32), menjadi ucapan syukur atau jawaban Pemazmur atas pemeliharaan Allah kepada umat-Nya di masa lalu dan akan datang, sekaligus menyatakan kedaulatan ALLAH atas dunia ini. 

Bagian pertama itulah yang akan menjadi bahan renungan kita pada hari ini. 

Syukur kepada Tuhan, hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan topik: “Rely to God (Bersandar pada Allah). Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 22:1-22. Sahabat, pergumulan hidup senantiasa terjadi dan dialami orang percaya. Sebab Yesus pernah mengatakan bahwa tekanan dan pergumulan iman akan dialami oleh para murid-Nya (Markus 4:17). Bagaimana sikap hati dan hidup orang percaya saat menghadapi pergumulan iman?

Mazmur 22 merupakan buah perenungan Daud saat ia menghadapi pergumulan iman. Di satu sisi, ia mengakui bahwa Allahnya Mahakuasa. Namun, pada saat itu Allah terkesan “berdiam diri” (Ayat 2). Mazmur ini menyingkapkan dengan jelas bagaimana seorang percaya berseru kepada Tuhan dalam pergumulannya: ia berseru, tetapi tetap menyadari bahwa Allah berkuasa dan akan menyelamatkannya (Ayat 4, 9, 11, dan 22).

Sahabat, keadaan seperti itu dapat menggoda orang percaya jatuh ke dalam jurang keputusasaan. Namun, Daud mengajarkan untuk menengadahkan iman ke surga dan melihat bagaimana Allah yang tidak pernah meninggalkan umat-Nya pada masa lampau, bagaimana mungkin Ia akan meninggalkan kita saat ini? (Ayat 4-6).

Untuk sementara imannya dikuatkan, namun perasaan dapat menggoyahkan iman (Ayat 7-9). Maka Pemazmur mengajak kita melihat pada fakta, bukan kepada fenomena. Allah adalah Penolong umat-Nya sejak saat mereka masih tidak berdaya sebagai anak. Jadi, bagaimana mungkin Ia akan meninggalkan umat-Nya (Ayat 10-12)? 

Di sinilah Pemazmur mendapatkan kekuatannya kembali bahwa Allah akan menolongnya demi kesetiaan-Nya (Ayat 21). Tugas kita adalah PERCAYA dan BERSANDAR kepada-Nya.

Sahabat, masalah utama yang sering kali kita hadapi adalah ketidaksabaran menantikan waktu Allah. Kita mungkin sudah sangat lama mendoakan satu pokok pergumulan, dan kita belum mendapatkan jawabannya. Sebagaimana Pemazmur, kita bisa mengatasi kegalauan pergumulan kalau kita berani BERSANDAR kepada ALLAH. Renungkan karya Allah pada masa lalu dan berpeganglah kepada janji penyertaan-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 10-12?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jika kesusahan dan sakit penyakit menghimpit kita, datang dan berserulah kepada Tuhan. Katakan kepada-Nya: “Tolonglah Aku, ya Tuhan!” (pg).

Renungan Lainnya