Saudaraku, setiap orang sakit pasti ingin pulih dari sakitnya. Alkitab mencatat bagaimana Yesus melakukan banyak mukjizat kesembuhan namun ternyata Yesus juga melakukan pemulihan spiritual kepada mereka yang disembuhkan-Nya. Mari renungkan Yohanes 5:1-18.
Orang lumpuh itu masih berharap untuk sembuh walau ia sudah 38 tahun sakit. Itulah alasan mengapa ia setia menunggu di tepi Kolam Bethesda. Namun pertemuannya dengan Yesus menunjukkan bahwa ada yang lebih diperlukan orang itu dibandingkan dengan kesembuhan fisiknya, yaitu:
- Kebebasan dari pengharapan yang sempit.
Air kolam Bethesda berkhasiat, itu yang dia dengar dan juga membentuk persepsinya tentang kolam itu. Ia berpikir hanya air kolam yang digoyangkan malaikat itu saja yang bisa menyembuhkannya, maka saat Yesus menawarkan kesembuhan sang orang lumpuh itu berkata, ”Tidak ada orang yang mengangkat aku ke kolam itu.” Tapi hari itu ia menyadari bahwa Tuhan menggoyangkan fokusnya dengan menunjukkan satu Pribadi yang bisa menyembuhkan. Ia tidak diangkat masuk ke kolam Bethesda namun hanya diminta mengangkat tikar alas tidurnya oleh Yesus. Ia tidak disembuhkan oleh “malaikat” yang mengguncangkan air kolam tetapi oleh Yesus.
- Memahami kebutuhan yang lebih penting dari kesembuhan fisik.
Pesan Yesus kepada orang itu adalah tidak melakukan dosa lagi supaya tidak terjadi yang lebih buruk. Berharap kepada malaikat yang mengguncangkan kolam adalah hal yang keliru dan pemahaman ini diluruskan oleh Yesus maka Yesus menginginkan orang itu mengubah fokus kehidupannya kepada Tuhan dan itu lebih dari kesembuhan fisik. Dengan fokus kehidupan yang benar, orang itu akan mampu berjalan dalam kebenaran walaupun sekelilingnya mengarah kepada yang tak benar. Inilah pemulihan yang sejati. Yesus menyampaikan secara tidak langsung bahwa Dialah Sang Sumber Kesembuhan kepada orang itu. Orang yang sudah disembuhkan itu diminta untuk hidup dalam kebenaran agar tidak terjadi yang lebih buruk lagi padanya.
MUKJIZAT TERBESAR adalah saat Allah turun menjadi manusia, menderita, mati dan bangkit untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman dosa. Kepada Allah yang melakukan kedahsyatan pekerjaan inilah, manusia diajak oleh Allah sendiri untuk mengarahkan fokus hidup hanya kepada-Nya.
Saudaraku, Allah mampu bekerja melampaui perkiraan manusia karena Allah dapat melakukan jauh lebih banyak dari yang dapat kita minta atau pikirkan (Efesus 3:20), maka manusia perlu untuk membuka diri pada pekerjaan-Nya yang melampaui akal manusia.
Namun seringkali manusia malah terjebak dalam mukjizat seperti kesembuhan, pemenuhan kebutuhan atau jawaban doa seperti yang diharapkan dan bukan kepada Tuhan secara pribadi. Ukuran kasih Tuhan hanya tergantung dari mukjizat yang dialami, bukan pada karya keselamatan yang dikerjakan-Nya.
Akibatnya kekecewaan melanda saat mukjizat tak dialami, saat jawaban doa tidak seperti yang diharapkan. Mari belajar untuk mencari Kristus dengan benar dan memusatkan kehidupan kepada karya keselamatan yang dikerjakan-Nya. MUIKJIZAT KESELAMATAN adalah MUKJIZAT TERBESAR, melampaui semua mujizat supranatural yang lain. Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)