PROSES PENAHIRAN DIRI

PROSES PENAHIRAN DIRI

Sahabat, NAJIS dan TAHIR merupakan 2 kata yang sangat kontradiktif. Konotasi kata najis yaitu jijik, kotor, cemar dan memuakan. Sedangkan konotasi kata tahir yaitu  bersih, khalis, suci dan murni.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), najis yaitu hal yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah. Maka yang penting untuk kita ketahui yaitu bagaimana proses penahiran diri dari kenajisan? 

Untuk lebih memahami topik tentang: “PROSES PENAHIRAN DIRI”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kitab Bilangan 19:1-22. Sahabat,   Allah menghendaki agar bangsa Israel hidup kudus dan menjauhi segala yang najis. Untuk itu Allah memberikan berbagai aturan praktis yang wajib dipatuhi bangsa Israel.

Dari bacaan kita pada hari ini, najis terjadi bila mereka menyentuh mayat, orang yang mati terbunuh oleh pedang, tulang manusia, kubur (ayat 16) atau imam yang selesai membakar korban maka imam itupun najis (ayat 7). Ada kondisi najis yang berlangsung sampai matahari terbenam (ayat 7b dan 8b) dan ada yang berlangsung selama 7 hari (ayat 11). Kenajisan yang dipertahankan bisa mendatangkan hukuman mati (ayat 13). Mereka yang dinilai najis akan diasingkan dan kemudian dibasuh dengan air penahiran (ayat 13). Bila seorang yang dianggap najis menyentuh sesuatu, maka apa yang disentuh menjadi najis (ayat 22).

Sahabat, jelaslah bahwa kenajisan merupakan persoalan serius bagi Allah jika dikaitkan dengan kekudusan hidup. Sebab, kenajisan bisa menjadi “virus” yang menggerogoti kerohanian seseorang. Jika kehidupan rohani seseorang sakit, berarti kemanusiaannya pun ikut sakit.

Karena itu, orang yang terjangkiti kenajisan membutuhkan penahiran dari Allah. Dalam hal ini, Allah memberikan solusinya. Penahiran merupakan tindakan untuk menjaga komunitas umat Allah dari pengaruh yang membuat cemar serta menerapkan tegaknya kemurnian moral. Orang yang tahir harus memercikkan air penahiran ke kemah, segala bejana, dan orang-orang yang najis agar semuanya kembali menjadi tahir (ayat 18 dan 19) di hadapan TUHAN dan bagi sesama.

Kematian dan kebangkitan Yesus telah menyempurnakan ritual kurban dan Hukum Taurat pada Perjanjian Lama. Pengurbanan Yesus terjadi sekali untuk selamanya, dan berkuasa membersihkan siapa pun yang percaya kepada-Nya dari segala dosa.

Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  1. Berkat apa saja yang kamu peroleh?
  2. Selain itu apa yang harus kamu lakukan agar hidupmu berkenan kepada Allah?
  3. Apakah kamu memiliki kerinduan untuk dipakai oleh Allah guna membantu sesama yang sedang bergumul melawan dosa agar bisa melepaskan diri dari jerat dosa dan kembali kepada Tuhan?

Selamat sejenak merenung. Tuhan Yesus menolong dan memberkati. (pg)

Renungan Lainnya