MAZMUR 28. Sahabat, Mazmur 28 terdiri atas tiga bagian, yaitu: Seruan minta tolong (Ayat 1-2), permohonan agar jangan dibinasakan bersama orang fasik (Ayat 3-5), dan ucapan syukur, pengakuan percaya, dan doa syafaat (Ayat 6-9).
Melalui Mazmur 28 kita dapat melihat pengalaman yang dialami oleh Daud ketika ia merasa ditinggalkan Allah. Sesaat ia merasa bahwa Allah tidak mendengar seruan doanya. Ia tidak tahu mengapa Allah diam. Daud merasa tidak ada lagi harapan.
Pemazmur berpikir bahwa TUHAN hendak menghukumnya seperti orang fasik. Namun, ia merasa tidak melakukan kesalahan apa pun (Ayat 3-4). Dalam pengalaman doanya yang panjang, fajar harapan pun tiba. TUHAN menjawabnya. Karena itu ia bersyukur dan memuji TUHAN, sebab TUHAN adalah perisai dan gunung batu tempat perlindungan yang aman dan dapat diandalkan.
Sahabat, Mazmur dari Daud ini mengajarkan kita untuk tidak berhenti berdoa. Terkadang Allah memang terlihat begitu jauh sehingga doa kita pun sepertinya tidak pernah sampai ke telinga-Nya.
Kalaupun Allah mendengar, mungkin Ia tidak mau menjawabnya. Pikiran kita mulai membentuk asumsi negatif. Misalnya: apakah aku dihukum oleh Tuhan atau Tuhan itu tidak pernah ada. Tetapi dari mazmur ini kita tahu satu hal, yaitu Allah mendengar dan menjawab doa orang-orang yang berseru kepada-Nya, dari orang-orang yang berkeluh-kesah, dan dari orang-orang yang menggantungkan harapannya hanya kepada Allah.
Syukur kepada Tuhan, hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan tema: “Pray Until Something Happens (Berdoa Sampai Sesuatu Terjadi). Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 28:1-9 dengan penekanan pada ayat 6.
Sahabat, pengalaman kita bercerita, sangat tidak mengenakkan bukan bila ada saudara, teman, pacar, istri atau suami yang diam tak mau bicara pada kita. Ditambah lagi pada saat itu adalah saat-saat di mana kita sangat membutuhkan mereka. Rasanya seperti tidak punya siapa-siapa lagi yang peduli pada kita. Itu masih manusiawi?
Tampaknya itu yang dirasakan Daud pada bacaan kita hari ini. Daud adalah orang kepercayaan Tuhan. Dia begitu taat dan mengasihi Tuhan. Namun mengapa dia berkata-kata dalam doanya seolah-olah Allah membisu dan tidak mau mendengarnya? Daud berpikir apakah Tuhan sedang menghukumnya karena dia berbuat salah? Tapi Daud tidak merasa ada kesalahan yang sedang diperbuatnya.
Apakah kemudian Daud berhenti berdoa? Apakah Daud malah menjadi seorang yang mengutuki Tuhan? Tentu saja tidak. Dia malah semakin giat berseru kepada Tuhan dan tidak peduli apakah nanti seruannya didengar atau tidak oleh Tuhan. Hingga pada akhirnya, Daud berkata, “Terpujilah Tuhan karena Ia telah mendengar suara permohonanku.” (Ayat 6). Kesetiaannya untuk tetap berpengharapan kepada Allah membuahkan hasil dan Tuhan pun menjawab doanya.
Sahabat, apakah akhir-akhir ini sedang mengalami persoalan yang cukup berat? Apakah Sahabat sekarang sedang bertanya-tanya mengapa Tuhan tidak segera menjawab doa dan keluh kesahmu?
Yakinlah, Allah tidak pernah menutup telinga dan memalingkan wajah-Nya untukmu. . Kalau Sahabat belum menerima jawaban doa, hanya ada dua jawabannya, Sahabat bukan Anak Tuhan yang taat, atau Tuhan masih ingin melihat kesetiaan Sahabat seperti halnya Daud.
Maka bacaan kita pada hari ini ingin mengajarkan untuk tidak pernah berhenti berdoa. Maka janganlah terlalu cepat untuk menghakimi dan menolak Tuhan. Seberapa banyak dan berat persoalan kita, Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan-Nya. Berharaplah pada Tuhan, maka Dia akan menolong kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 1?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan ajar aku untuk tidak berhenti berdoa dan berharap hanya kepada-Mu. (pg).