Saudaraku, mari kita membaca Mazmur 92:13-16: “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.”
Membaca di Wikipedia tentang pohon KURMA, dapat diketahui pohon ini dapat berbuah setelah ditanam selama 4-7 tahun dan bisa dipanen ketika telah berusia 7 tahun. Jadi selama 4-7 tahun pertama pohon Kurma mengalami pertumbuhan secara tunggal atau membentuk rumpun pada sejumlah batang, menjadi pohon besar yang berukuran sekitar 15–25 m. Daunnya memiliki panjang 3–5 m, dengan duri pada tangkai daun, menyirip dan mempunyai sekitar 150 pucuk daun muda; daun mudanya berukuran dengan panjang 30 cm dan lebar 2 cm.
Pohon Kurma bila ditanam di tanah yang cocok akan tumbuh menjadi besar dan rimbun, bahkan di Mazmur 92 disejajarkan dengan pohon aras di Libanon, yang bisa setinggi 40 meter. Panjang akar pohon Kurma mencapai 25 m dan mampu menembus tanah hingga kedalaman 6 m. Di goggle disebutkan, usia pohon Kurma dapat mencapai 200 tahun, masa produktif berbuahnya mulai 15 tahun sampai 150 tahun, Pohon Kurma yang telah dewasa bisa menghasilkan 80–120 kg buah Kurma pada setiap musim panennya, jadi kalau masa produktif selama 150 tahun, dari 1 pohon Kurma dapat menghasilkan buah minimal 15.000 kg (15 ton) sepanjang umurnya. Luar biasa.
Daud ketika menulis Mazmur 92:13-15 kira-kira sedang memerhatikan pohon Kurma yang berbuah lebat yang ditanam di sekitar Bait Allah, dan karena orang-orang Lewi yang melayani di situ turun temurun, maka kira-kira dapat ditanyakan kapan kira-kira pohon Kurma ditanam. Mungkin Daud kagum mendengar usia pohon Kurma, yang bisa hampir 200 tahun, lalu mungkin kira-kira membandingkan apakah ada seorang rakyatnya atau seorang anak muda yang sejak muda mengenal Tuhan, berbakti pada Tuhan seumur hidupnya, dan bisa menyaksikan kasih Tuhan melalui kehidupannya, bahkan pada masa tuanya pun masih berbuah atau menjadi saksi Tuhan, menjadi gemuk dan segar, seperti Nabi Samuel yang mengurapi Daud menjadi raja
Saudara, ada ungkapan yang berbunyi: “Daripada hanya menghitung tahun-tahun Anda, lebih baik membuat tahun-tahun itu berarti”.
Tampaknya, itulah yang dilakukan oleh seorang nenek bernama Sheilla Thomson dari Inggris, yang di usia 105 tahun masih setir mobil. Ia masih mengendarai mobilnya setiap minggu untuk pergi ke gereja bersama teman-temannya yang semuanya berumur lebih dari 80 tahun. Untuk bisa tetap mengemudi, ia selalu memperbarui SIM-nya secara berkala. Terakhir ia memperbaruinya pada saat usianya 101 tahun. Ia sangat berharap agar pihak yang berwenang tidak mencabut SIM-nya. Ia mengatakan dengan penuh semangat: “Saya berharap pihak berwenang tidak mencabut SIM saya, sebab itu akan sangat buruk. Saya tidak mungkin pergi lagi ke gereja dan melakukan banyak hal”.
Kisah hidup nenek Sheilla Thomson ini merupakan salah satu bukti bahwa usia tua tidak selalu identik dengan loyo, sakit-sakitan, patah semangat, dan malas. Sebaliknya, di usia tua meski secara fisik melemah tetap dapat memiliki semangat dan tetap produktif. Hal itu menunjukkan kepada kita bahwa, ketika usia makin bertambah dan kekuatan makin melemah, Allah tetap melimpahkan kekuatan-Nya supaya kita, umat-Nya makin banyak berbuah sebagaimana terdapat dalam bacaan kita pada hari ini.
Saudara, dunia mungkin memberi batas untuk kita bisa beraktivitas, melayani dan bersaksi, tetapi tidak demikian bagi Tuhan. Berapa pun umur kita, Tuhan tetap menjanjikan kasih dan kesempatan untuk kita terus bersaksi dan melayani. Ia akan tetap memakai kita secara luar biasa tanpa melihat berapa pun usia kita sehingga masa tua sekalipun akan tetap menjadi masa-masa penuh sukacita bagi kita. Apakah Saudara pernah berpikir bahwa pelayanan Saudara bagi Allah dan sesama akan berakhir tatkala memasuki usia senior? Semoga kita semua memiliki moto hidup: “Hidup Berbuah Bagi Kristus Sampai Akhir Hidup” (Surhert).