Hidup itu sebuah pilihan. Sahabat, dalam perjalanan hidup, kita sering diperhadapkan dengan pilihan: Mau berbuat kebaikan atau kejahatan? Sebagai orang percaya kita harus memilih mana yang baik dan benar, mana yang berguna dan bermanfaat. Tidak ada istilah kompromi dalam menjalani hidup ini, sebab kita semua tahu bahwa tidak ada orang yang dapat berdiri di atas dua perahu dengan kedua kakinya sekaligus. Kita tidak bisa terus-menerus berada di persimpangan jalan, mau tidak mau kita harus membuat ketegasan dalam memilih! Keputusan yang kita ambil itulah yang akan menentukan apakah kita akan berbuat baik atau berbuat jahar. PILIHLAH KEBAIKAN.
Untuk lebih memahami topik tentang: “PILIHLAH KEBAIKAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 52:1-11. Sahabat, Mazmur 52 ditulis oleh Daud ketika Doeg, orang Edom, memberitahu Saul mengenai keberadaan Daud di rumah Ahimelekh (ayat 2; bdk. 1 Samuel 22:9-10). Mari kita memerhatikan seruan Daud dalam Mazmur 52. Ia menyoroti orang-orang yang dalam hidupnya senang merancangkan hal-hal buruk (ayat 4). Kata merancangkan dipakai untuk menjelaskan unsur pilihan yang diambil secara sadar. Secara spesifik, hal jahat yang dilakukan berkaitan dengan perkataan dusta atau menipu orang lain.
Daud mengecam orang yang menyakiti sesamanya melalui perkataan yang dilontarkan (ayat 5-6). Ironisnya, kejahatan-kejahatan yang dilakukan justru semakin membuat orang-orang ini bangga dan memegahkan diri (ayat 3). Tidak ada penyesalan di dalam diri orang-orang tersebut. Hingga pada akhirnya, Allah sendirilah yang akan merobohkan segala keangkuhan mereka (ayat 7).
Sahabat, bagi orang-orang benar, nasib mereka akan berbanding terbalik dengan nasib orang-orang fasik. Mereka memilih untuk mencari ketenteraman hidup dengan berdiam bersama dengan Allah. Orang-orang ini adalah pihak yang senantiasa menghayati kasih setia Allah. Mereka terus berjuang untuk taat kepada-Nya (ayat 10).
Allah berpihak kepada mereka yang berjuang untuk berbuat benar dalam kehidupannya. Sementara itu, orang yang terus-menerus terjebak dalam perbuatan jahat akan menemui kebinasaan.
Sahabat, bagaimana dengan pilihan kita saat ini? Sebagai manusia biasa, kita memang tidak pernah terlepas dari kesalahan dan dosa. Namun, kondisi tersebut bukan pembenaran, sehingga kita bisa mendukakan-Nya. Sadarilah, kita akan terbiasa dengan dosa jika kita terus-menerus memakluminya. Sebaliknya, kita harus berani memilih segala sesuatu yang selaras dengan kehendak Allah. Jangan ragu memilih yang baik! Jangan pernah ragu: Pilihlah Kebaikan!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apa yang telah diperbuat Saul dan Doeg dalam ayat 3-5?
- Apa yang akan diperbuat Allah bagi orang-orang yang merancangkan dan berbuat kejahatan? (Ayat 7 dan 9)
- Sebaliknya, apa yang diyakini dan dilakukan oleh Daud? (Ayat 10-11)
Selamat sejenak merenung. Mari kita berdoa, “Tuhan, mampukan kami untuk berani memilih kebaikan dan berbuat baik bagi sesama.” (pg)