PETAKA KETIDAK TAATAN

PETAKA KETIDAK TAATAN

Saudaraku, kisah Raja Saul adalah ironi.  Dia dipilih sendiri oleh Tuhan untuk menjadi raja pertama Israel namun pada akhirnya malah dieliminasi juga oleh Tuhan sendiri.  Hidupnya lurus-lurus saja sebelum menjadi raja, namun menutup usia secara tragis saat mengemban tugas menjadi raja Israel.  Mengapa bisa kisah hidup Saul bin Kisy bisa begitu tragisnya?  Mari renungkan 1 Samuel 13 dan 15.

Penulis kitab Samuel menuliskan satu alasan Tuhan pada akhirnya menolak Saul:  Ketidak taatan.  Penyebab Saul bersikap tidak taat sebenarnya sangat rasional, yaitu:

Pertama, terdesak untuk mengambil langkah cepat di tengah krisis. 1 Samuel 13: 11 menceritakan bahwa Saul dalam keadaan krisis karena sudah muncul mosi tidak percaya kepada kepemimpinannya sementara musuh juga siap menyerang.    Ia sudah berusaha mencari petunjuk Tuhan tetapi Samuel tidak segera datang sehingga Saul berpikir untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan mengambil jalan pintas yang fatal bagi relasinya dengan Tuhan.

Kedua, ingin memberi persembahan yang terbaik untuk Tuhan. 1 Samuel 15 : 20-21 malah menceritakan parahnya Saul menafsirkan pesan Tuhan.  dengan mengatasnamakan perkara rohani, Saul mencari alasan untuk membenarkan pelanggarannya.  Ia tidak menumpas Agag, Raja Amalek dan lembu sapinya dengan alasan agar bisa memberi persembahan yang terbaik untuk Tuhan.

Saul menghancurkan dirinya sendiri dengan KETIDAK TAATANNYA. Bukan karena ia tidak tahu Firman,  namun ia memilih melanggar untuk alasan yang dianggapnya masuk akal dan solutif.  Sungguh ironis.  Ketidak taatan Saul menjatuhkannya habis-habisan.  

Saul mengulang sejarah kejatuhan Adam dan Hawa karena sejatinya sikap tidak taat muncul dari defisitnya rasa respek kepada Tuhan sebagai pemegang otoritas.  Padahal rasa respek muncul dari rasa percaya, dari iman.  Ya sedalam itulah kejatuhan Saul dan ia benar-benar tak punya keinginan untuk mengakui semuanya sehingga akhirnya Tuhan MEMBUANGNYA. 

Terkadang manusia diperhadapkan dalam situasi yang sulit dan mendesak seperti Saul, namun inilah SAAT-SAAT GENTING  yang menguji RASA PERCAYANYA  kepada Tuhan.  kalau dia memercayai Tuhan maka ia akan berjuang untuk tetap hidup dalam KETAATAN  dalam Firman-Nya.  

Memang tantangan terberat saat hidup dalam jalan ketaatan adalah KETIDAK SESUAIAN  dengan LOGIKA BERPIKIRNYA.   Namun Saat manusia memilih jalan ketaatan kepada Tuhan, ia sejatinya sedang menjalani IMAN.  Dalam KETAATAN ketaatan ada sikap RESPEK.   Dalam sikap respek ada rasa percaya dan iman adalah rasa percaya itu sendiri.  

Saudaraku, umat Allah seharusnya berjalan dalam kepercayaan kepada Allah dan berjuang untuk mengedepankan ketaatan kepada Firman Tuhan sebagai pedoman pengambilan keputusannya. Memang ini tidaklah mudah dan penuh dengan konsekuensi namun mari terus berjuang untuk berjalan dalam jalan ketaatan karena orang benar akan hidup oleh rasa percayanya (Habakuk 2:4b).  Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)

Renungan Lainnya