Pertobatan Paulus dan Pertobatan Kita

Pertobatan Paulus dan Pertobatan Kita

PENGANTAR: Dalam Kitab Kisah Para Rasul Bab 9 bagian utama dan pertama mengisahkan pertobatan Paulus di jalan menuju Damsyik. Yang menarik, pertobatannya terjadi di jalan, bukan di rumah atau di tempat ibadah. Hendaklah kita tidak mengecilkan arti penginjilan pribadi, di jalan bahkan di tempat sulit sekalipun Tuhan hadir, berkenan membuka hati setiap orang yang dikehendaki-Nya, walau nampaknya orang jahat, untuk menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus.

Bacaan kita diambil dari Kisah Para Rasul 9:13 Jawab Ananias:  “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.”

Dari ayat Kisah Para Rasul 9:13, kita belajar bahwa Paulus menaati perintah Kristus, menyerahkan dirinya untuk menjadi “pelayan dan saksi” Injil Kristus. Dia siap menjadi utusan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi. Paulus bertekun dalam doa. Paulus disebut “Saulus saudaraku” oleh Ananias. Ananias sudah menganggap Paulus sebagai orang yang sudah mengalami kelahiran baru, diserahkan kepada Kristus dan misi Tuhan. Paulus perlu dibaptiskan, memperoleh kembali penglihatannya, dan dipenuhi Roh Kudus.

APA MAKNA PERTOBATAN PAULUS BAGI KITA? Bertobat artinya kembali ke jalan Tuhan, disebut orang percaya. Dalam PB disebut  “orang-orang kudus.” Pengertian dasar “orang kudus” (Yunani: hagios) adalah pemisahan dari dosa dan diperuntukkan bagi Tuhan. Dengan kata lain, orang kudus adalah “orang yang dipisahkan untuk Tuhan” atau “orang suci milik Tuhan”. Hidupnya dipimpin dan dikuduskan oleh Roh Kudus, berpaling dari dunia untuk fokus kepada Kristus. Orang kudus bukan berarti orang percaya yang sudah sempurna atau tidak dapat berbuat dosa.

Keteladanan Paulus bagi kita, bahwa kita ini orang-orang berdosa, seperti halnya Paulus, yang sudah diselamatkan. Secara alkitabiah yang umum bagi semua orang percaya, maka “orang kudus” menekankan bahwa semua orang percaya menyesuaikan diri dengan jalan kebenaran Tuhan, perlu terus menerus diproses agar memiliki kesucian batiniah bagi seluruh tubuh (jemaat) Kristus.

KESIMPULAN. Dalam Kisah Para rasul bab 9 ini, khususnya Kisah 9:1-19, dokter Lukas sebagai penulis Kisah Para Rasul menceritakan tentang pengajaran melalui Pertobatan Paulus. Hanya Tuhanlah yang kudus. Tetapi orang-orang yang membaktikan diri kepada Tuhan juga disebut kudus. Kemudian kita para pengikut Kristus dan para petobat baru adalah “umat kudus”. Oleh penahbisan dalam baptisan, mereka terpanggil untuk hidup secara kudus. Dia, Roh Kudus yang membuat mereka menjadi kudus seperti Yesus.

Dalam Kisah Para 9 ada kisah penting tentang Ananias dan Saulus. Pertobatan Saulus, percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dalam perjalanan ke Damsyik. Ananias dan Paulus memberitakan Kristus juga dimulai di Damsyik. Tuhan itu jalan-Nya sempurna, Ia yang memulai, Ia pula yang mengakhiri.

Ada kuasa di dalam pemberitaan nama Yesus, kita tidak perlu takut menginjil, hingga ke ujung bumi, Roh Kudus menyertai kita. Bila kita memberitakan Injil ke ujung bumi pasti upaya-upaya Saulus zaman ini untuk menghabisi pengikut-pengikut Yesus tidak dapat dihentikan lagi.

Menganiaya umat Tuhan sama dengan menganiaya Tuhan Yesus sendiri. Berita Injil makin tersebar dan penganiayaan terhadap pengikut Kristus pun makin merebak.

Peranan Paulus dan kita saat ini dalam karya penyelamatan dunia ini oleh Injil Kristus sangat penting. Itu sebabnya, kita harus cerdik seperti ular dan tulus bagai merpati, menginjil dengan menentukan terobosan- terobosan yang mengejutkan. Dalam hal bermisi bagi dunia ini, kita harus berani keluar dari zona nyaman dengan pengorbanan seperti Yesus dan Paulus berkorban.

Berdasarkan hasil perenungan pendalaman kita Kisah Para Rasul bab 9, mari kita jawab pertanyaan:

  1. Pesan apa yang kita peroleh pada pemahaman kita hari ini?
  2. Jelaskan apa makna “PERTOBATAN PAULUS BAGI KITA?”
  3. Jelaskan, bahwa bermisi bagi dunia ini, kita harus berani keluar dari zona nyaman.

Selamat sejenak merenung dan mengaplikasikannya dalam hidup hari ini. Simpan dalam-dalam di hati: Kita bersukacita, karena Nama Yesus, kita layak menderita. Amin. (sp).

Renungan Lainnya