Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita meyakini bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Sahabat, masih ingat dengan acara I’m Possible yang merupakan acara gelar wicara yang disiarkan di Metro TV? Acara tersebut dipandu oleh motivator ternama, Merry Riana. Sering dia berseru: “Dari Impossible menjadi I’m possible”.
Sahabat, sesungguhnya jika kita memiliki iman, maka tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya (Markus 9:23). Itulah yang ditekankan oleh Tuhan Yesus bahwa iman tidak mengenal hal yang mustahil. Impossible menjadi I’m possible. Semua itu terjadi bukan karena kehebatan manusia, akan tetapi karena pertolongan dan kuasa Allah yang tidak terbatas.
Dalam Injil Lukas 17:11-19 diceritakan bahwa ada sepuluh orang yang menderita sakit kusta datang kepada Kristus dan memohon belas kasihan dari-Nya, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” (ayat 13). Mereka tidak dapat mendekati Yesus karena hukum Ibrani melarang orang kusta mendekati siapa pun. Sepuluh orang kusta itu tidak langsung meminta Yesus memberi kesembuhan. Mereka hanya meminta belas kasih-Nya agar sudi melihat penderitaan mereka.
Sahabat, Yesus mendengar teriakan mereka dan menunjukkan kasih-Nya. Akan tetapi, apa yang Ia lakukan kemudian? Yesus tidak langsung menyembuhkan mereka. Ia pun tidak menjanjikan kesembuhan. Yesus terlebih dahulu ingin menguji ketaatan mereka. Ia memerintahkan agar mereka pergi menemui imam. Ternyata, para penderita kusta itu memiliki iman untuk menaati Yesus. Mereka menerima tantangan dan membuktikan ketaatannya. Setelah itu, kesembuhan pun terjadi (ayat 14).
Dari 10 orang yang mengalami kesembuhan dari Tuhan ternyata hanya 1 orang saja, yaitu orang Samaria, yang tahu berterima kasih dan tersungkur di bawah kaki Tuhan dengan penuh ucapan syukur (ayat 15-16). Lalu Yesus berkata, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?” (ayat 17).
Sahabat, Yesus menyembuhkan orang Samaria dari penyakit kusta. Itu adalah anugerah Tuhan yang luar biasa baginya. Tetapi yang patut menjadi refleksi buat kita adalah anugerah Tuhan yang terbesar untuk orang Samaria tersebut sesungguhnya bukan kesembuhan dari sakit kusta, tetapi perjumpaannya dengan Yesus yang menyelamatkannya.
Anugerah terbesar yang didapat oleh orang Samaria itu adalah Yesus Kristus sendiri. Bahkan orang Samaria itu mendapatkan peneguhan dari Yesus, “… Imanmu telah menyelamatkan Engkau” (ayat 19).
Ingatlah! Sahabat, peristiwa mukjizat di Injil Lukas 17 tersebut mau mengatakan bahwa iman adalah suatu tindakan, tidak hanya memercayai segala yang telah difirmankan, tetapi menaati segala perintah Tuhan. Keyakinan kita membawa pada tindakan. Kitab Ibrani pasal 11 menunjukan bahwa memercayai Allah berarti menaati Tuhan dan berjuang taat sekalipun mengahadapi tantangan dan pergumulan yang tidak mudah. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Percayalah dan bertindaklah! (pg)
Shaloom…Selamat pagi Pak Paul dan para Sahabat pendukung Kristus.
Salam sehat , penuh pengharapan di dalam Kristus.
Puji Tuhan ??, kabar baik krn kita masih bisa menikmati Rahmat-Nya yg selalu baru di setiap pagi dan masih bisa merenungkan sebagian dari Firman-Nya.
Terima kasih utk Renungan Firman Tuhan pagi ini yg menjadi Rhema utk kita supaya kita selalu mau mentaati akan Firman Tuhan , karena iman adalah suatu tindakan.
Kita harus percaya dan mentaati akan Firman-Nya dalam situasi apapun juga …Immanuel.
Tuhan Yesus Memberkati kita …dan Selamat berakhir pekan.
Shaloom…Selamat pagi Pak Paul dan para Sahabat pendukung Kristus.
Salam sehat dan penuhpengharapan di dalam Kristus
Puji Tuhan ??, kabar baik krn kita masih bisa menikmati Rahmat-Nya yg selalu baru di setiap pagi dan masih bisa merenungkan sebagian dari Firman-Nya.
Terima kasih utk Renungan Firman Tuhan pagi ini yg menjadi Rhema utk kita bahwa iman harus disertai dg tindakan.
Kita harus percaya dan mentaati akan Firman Tuhan dalam kondisi apapun juga….Immanuel.
Tuhan Yesus Memberkati …Selamat berakhir pekan di dalam Perlindungan Tuhan.