Pentakosta dan Kuasa Kesaksian Roh Kudus

Pentakosta dan Kuasa Kesaksian Roh Kudus

A. PENGANTAR

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Para Rasul 1:8)

Ayat tersebut merupakan ayat kunci Kisah Para Rasul. Kita pernah mendengar istilah baptisan Roh, yakni penerimaan kuasa untuk bersaksi bagi Kristus. Oleh kuasa kesaksian itu orang yang hilang dapat dimenangkan dan diajarkan untuk menaati semua yang diperintahkan-Nya. Hasilnya ialah bahwa Kristus dikenal, dikasihi, dipuji, dan dijadikan Tuhan atas umat pilihan-Nya (bdk, Matius 28:18-20; Lukas 24:49; Yohanes 5:23).

B. MAKNA PENTAKOSTA

Di kitab Kisah Para Rasul 2:17-21, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di tempat mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya ini?” Tetapi orang lain menyindir: “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.”

Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan pagi, tetapi itulah yang difirmankan Tuhan dengan perantaraan nabi Yoël: “Akan terjadi pada hari-hari terakhir, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah. Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 2:17-21)

C. GEREJA MULA-MULA DAN KITA

Kisah Para rasul 2:41-47 merupakan kesaksian gereja mula-mula yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Orang-orang yang menerima perkataan para rasul memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.

Oleh kuasa Roh Kudus rasul-rasul mengadakan banyak mukjizat dan tanda. Jumlah mereka bertambah dengan tiga ribu jiwa. Pada masa kini, gereja mengandalkan kuasa ilmu pengetahuan dan teknologi cangggih, walau khotbah tiga ribu kali tidak menobatkan satu pun jiwa bagi Kristus. Mari kita kembali pada kuat kuasa Roh Kudus yang bekerja luar biasa pada masa Pentakosta.

Kadang kehidupan kristiani menampakkan kesaksian yang luar biasa dari kehidupan yang biasa-biasa saja. Kita berharap orang yang dikuasai Roh Kudus akan bersikap ramah dan sukacita. Sikap tersebut di tengah masyarakat dapat membawa perbedaan yang luar biasa!

Tim Sanders dalam bukunya, “Liability Factor”, berkata bahwa seseorang yang menebarkan “sukacita, kebahagiaan dan penghiburan,” akan lebih mungkin dipromosikan kepada sebagian perusahaan sebagai orang-orang yang patut dipercaya. Keramahan dalam wujud sukacita, kebahagiaan dan penghiburan bukanlah sekadar praktik hidup yang cerdas. Sikap itu seharusnya menjadi karakteristik semua pengikut Kristus karena kuasa Roh Kudus. Memasuki hari ini, mari kita berperilaku sedemikian hingga setiap orang melihat Kristus di dalam kita. Amin. (sp).

—————–

Penulis:

Bapak Slamet Priyanto (sp), Ketua Departemen Misi dan Pengajaran Yayasan Christopherus.

Renungan Lainnya