Obedience is A Struggle

Obedience is A Struggle

PERJUANGAN. Sahabat, perjuangan merupakan awal dari sebuah harapan, impian untuk mewujudkan sebuah hasil yang terbaik. Sesungguhnya hidup ini tak lepas dari namanya perjuangan, bahkan sejak kecil kita sudah belajar untuk berjuang dari merangkak, berjalan hingga dapat berlari. Tidak hanya itu, sejak kecil juga kita sebenarnya sudah paham tentang pentingnya keseimbangan agar tak mengalami yang namanya terjatuh dan kita selalu belajar yang namanya jatuh bangun,  baik itu sakit atau pun tidak.

Kita sering terlena akan keberhasilan seseorang tanpa melihat perihnya perjuangan yang mereka lakukan sebelumnya. Padahal jika kita melihat lebih jauh perjalanan hidup dibalik nikmatnya kesuksesan hidup mereka dalam pandangan kita,  maka akan  ditemukan sebuah perjuangan dan usaha keras dalam mencapai kesuksesan tersebut.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Raja-raja dengan topik: “Obedience is A Struggle (Ketaatan adalah Perjuangan)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Raja-raja 5:1-27 dengan penekanan pada ayat 3 dan 14. Sahabat, Naaman adalah salah seorang tokoh di dalam Alkitab, namanya tidak asing di telinga orang percaya.  Ia sangat terkenal, berkuasa, berpengaruh dan dihormati oleh banyak orang.  Sebagai panglima raja Aram bisa dikatakan sebagai tangan kanan raja, karena itu ia sangat dikasihi oleh raja.  Naaman bukan hanya seorang jenderal, tapi juga seorang pahlawan perang yang gagah perkasa.  Kontribusinya bagi negara tak diragukan lagi.

Meski memiliki posisi tinggi dan terpandang ada satu noda dalam hidup Naaman, yaitu penyakit kusta yang dideritanya.  Siapa pun orangnya,  dan setinggi apa pun pangkatnya jika terserang penyakit ini pasti dijauhi banyak orang;  apalagi di kalangan orang Ibrani penyakit kusta dianggap najis dan berbahaya karena dapat menular kepada orang lain.  Maka dari itu orang yang menderita sakit ini harus diasingkan dari masyarakat luas.  Tidak seorang pun yang diperbolehkan bersentuhan dengannya (Imamat 13:46).  

 
Di rumah Naaman ada anak perempuan kecil dari Israel yang merupakan tawanan yang dibawa oleh gerombolan orang Aram saat terjadi perang, dan ia dijadikan hamba bagi istri Naaman.  Melihat tuannya sakit kusta, hamba kecil ini pun memberanikan diri menyampaikan usulan kepada istri Naaman (Ayat 3).   

Nabi yang dimaksudkan adalah Elisa.  Sebagai anak Yahudi, ia tahu banyak tentang mukjizat-mukjizat yang dilakukan Elisa.  Ia pun bersaksi kepada majikan perempuannya tentang kedahsyatan kuasa Allah bangsa Israel yang dinyatakan melalui Elisa.  Hamba kecil ini sangat percaya jika tuannya mau datang kepada abdi Allah itu pasti akan sembuh.  

Naaman pun tergerak hati dan mengikuti anjuran dari hamba kecil itu, lalu meminta izin kepada raja Aram untuk pergi kepada nabi Allah itu.  Ia pun pergi dengan membawa banyak persembahan (Ayat 5-b).

 
Sahabat, setelah bertemu Elisa, abdi Allah itu, Naaman berharap beroleh kesembuhan dengan cara terhormat, misalkan melalui penumpangan tangan;  atau mungkin dia berharap kesembuhan itu langsung turun dari surga.  Namun Naaman kembali dihadapkan pada ujian kerendahan hati, karena ternyata apa yang disampaikan abdi Allah itu di luar dugaannya:   Naaman diminta mandi di sungai Yordan! (Ayat 10). Hal  itu membuat Namaan tersinggung sehingga ia pun menolak perintah Elisa (Ayat 12).   

Ada pergumulan hebat dalam diri Naaman, antara ego, keangkuhan dan juga iman.  Namun atas desakan pegawai-pegawainya Naaman pun melakukan apa yang diperintahkan Elisa,  “Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. …” (Ayat 14-a).  Setelah tujuh kali membenamkan diri di sungai itu, mukjizat terjadi:  Naaman sembuh, bahkan pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir (Ayat 14-b).

Sahabat, ketaatan adalah perjuangan. Berjuang untuk taat adalah bagian dari beriman. Beriman bahwa Tuhan Allah sanggup untuk melakukan lebih dari yang bisa kita pikirkan. Naaman berjuang untuk taat mandi tujuh kali di sungai Yordan. Percaya akan janji Tuhan adalah langkah awal iman, berjuang menaati perintah-Nya adalah wujud nyata iman. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 3?


Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Iman seorang hamba kecil sanggup membawa dampak besar bagi orang lain! (pg).

Renungan Lainnya