MENYATU DENGAN HATI BAPA  DALAM SYAFAAT

MENYATU DENGAN HATI BAPA  DALAM SYAFAAT

Rees Howells dipanggil Allah bukan untuk mimbar besar, melainkan untuk berlutut lama dalam doa syafaat. Ia hanyalah seorang jemaat yang sederhana dan memberikan hidupnya menjadi saluran kasih Bapa bagi bangsa-bangsa. Di Bible College of Wales yang didirikannya, doa bukanlah sekedar rutinitas melainkan medan peperangan rohani yang menentukan arah sejarah. Dalam Perang Dunia II Howells berdoa hingga Inggris meraih kemenangan. Melalui syafaatnya, Howells menunjukkan bahwa doa merupakan jalan menyatu dengan hati Bapa yang rindu menyelamatkan dunia.

Dalam 1 Timotius 2:1 yang mengatakan,” Pertama-tama aku menasihatkan: naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang.”. Di ayat ini Rasul Paulus memakai kata “doa syafaat” yang dalam bahasa Yunani berarti “bertemu muka dengan muka dalam percakapan mendalam.”.  Sehingga doa syafaat bukan sekadar menyebut nama orang lain saja melainkan melakukan perjumpaan kudus di mana kita membawa hati Bapa kepada dunia dan dunia kepada hati Bapa. Sedangkan kata “pertama-tama” memiliki makna prioritas utama.  Sehingga Rasul Paulus menekankan bahwa doa syafaat merupakan denyut awal dari segala pelayanan. Tanpa doa syafaat, gereja kehilangan nadinya dalam rencana keselamatan Allah. 

Mari kita terus belajar berdoa dan menyatakan kepedulian kita kepada Allah dan dunia dalam syafaat kita. Ingatlah bahwa doa syafaat merupakan salah denyut jantung Allah yang bergaung lewat bibir manusia.(sTy)

Renungan Lainnya