Menyadari, Mengakui, dan Meminta Pengampunan

Menyadari, Mengakui, dan Meminta Pengampunan

Sahabat, menyadari kesalahan itu biasa, tetapi mengakui kesalahan yang telah kita perbuat, kemudian meminta pengampunan, dan berusaha untuk tidak mengulangi lagi adalah tindakan yang luar biasa.

Kehidupan kita tidak terlepas dari pelanggaran. Intinya, tidak seorang pun kebal terhadap dosa! Yang membedakan adalah respons kita setelah kita menyadari bahwa kita telah melakukan suatu pelanggaran. Ada perbedaan yang mencolok antara pribadi Raja Saul dan Raja Daud.  Salah satunya adalah, Saul tidak pernah berjiwa besar untuk mengakui kesalahan, tidak pernah merasa menyesal ketika melakukan sebuah pelanggaran, melainkan selalu berkilah dengan menyalahkan situasi atau menyalahkan orang lain. 

Berbeda sekali dengan Daud!  Hati Daud selalu terbuka untuk teguran dan koreksi  Ketika sadar telah melakukan kesalahan, Daud segera datang kepada Tuhan, mengakui dengan jujur kesalahan yang telah diperbuatnya, memohon pengampunan kepada Tuhan dan bertobat, tanpa pernah menutup-nutupi kesalahannya, membenarkan diri sendiri ataupun menyalahkan orang lain.

Untuk lebih memahami topik tentang: “Menyadari, Mengakui, dan Meminta Pengampunan”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 51:1-21 dengan penekanan pada ayat 13. Sahabat, Mazmur 51 merupakan doa dan refleksi iman Daud. Ia begitu menyesali dosanya dan memohon pengampunan kepada Allah. Secara khusus, doa penyesalan dosa ini terkait penyesalan Daud yang merampas Batsyeba, istri Uria.

Sahabat, penyesalan dan pengampunan selalu diawali dengan pengakuan. Sebuah pengakuan yang didasarkan oleh kesadaran betapa rapuh diri yang penuh dosa ini (ayat 5). Dosa bagaikan belenggu yang menawan dan menjerat hidup manusia. Akibat dosa ialah rusaknya relasi dengan sesama dan Tuhan.

Daud sadar betul bahwa untuk memulihkan relasi itu, Tuhan perlu campur tangan. Berulang kali ia memohon pengampunan dan campur tangan Allah (ayat 10-12).

Daud yakin bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya. Sebab, Tuhan adalah pribadi yang penuh kasih terhadap umat-Nya. Ia akan mengasihani umat-Nya dan dalam rahmat-Nya manusia akan diberikan hidup yang baru (ayat 3).

Sahabat, bacaan kita pada hari ini merupakan  pesan bagi kita saat ini. Daud mengajak kita agar selalu menyadari dan mengakui dosa kepada Allah. Sering kali, kita berlagak seolah-olah bisa “menyembunyikan dosa” dari Allah yang maha mengetahui segalanya. Padahal, tidak ada yang bisa bersembunyi dari dekapan kasih-Nya. Akuilah dosa kita di hadapan-Nya, maka pengampunan Allah pasti tersedia bagi kita. Sadarilah bahwa pulihnya relasi dengan Allah adalah satu-satunya yang berharga di dunia ini.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Ketika nabi Natan menegur Daud yang telah melakukan pelanggaran, bagaimana respons Daud? (Ayat 5)
  2. Meskipun hatinya diliputi penyesalan, hari-hari kesalahan Daud  tidak dapat diputar ulang. Lalu apa yang dilakukan oleh Daud? (Ayat 3)
  3. Apa yang menjadi permohonan Daud kepada Allah dalam ayat 9?
  4. Apa yang menjadi permohonan Daud kepada Allah dalam ayat 13?

Selamat sejenak merenung. Sekarang, mari kita renungkan dalam-dalam pernyataan Daud berikut ini, “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” (ayat 19). (pg)

Renungan Lainnya